Minggu ini bakalan ga update .Karena ibu saya harus diambil tindakan dua hari lagi. Acara juga bakalan padat merayap. Jadi jangan marah ya
Semoga masih banyak yang suka
Happy reading
"Mas...."
Erina nampak terengah engah ketika membuka pintu ruang kerja kakak sulungnya itu. Di tangan kirinya, ia menggengam sebuah lunch box ukuran sedang. Kakak sulungnya sendiri sedang sibuk dengan laptop dan PC yang sama sama menyala. Dihadapannya, berserakan lembaran kertas yang membuat meja kerjanya nampak tidak nyaman jika di pandang.
"Ini kantor. Kalau mau masuk, ketuk pintu dulu"
Erina memilih membanting pintu ruangan Damar. Raut wajah nampak kecewa dengan perkataan Damar yang baru saja ia dengar. Dengan masih menahan kecewa, ia meletakkan lunch box di meja tamu yang ada di ruangan kerja Damar dan kemudian Erina memilih duduk di sofa yang tak jauh dari meje kerja kakak sulungnya itu.
"Dari pada duduk, mending kamu bantuin Mas, dek!!"
Tangan Erina bersidekap dengan kedua mata yang masih menatap tajam kakak sulungnya. Keheningan muncul beberapa saat saja hingga Damar terpaksa mengakhiri aktivitasnya. Lelaki itu akhirnya menghampiri Erina dan duduk tepat di sampingnya.
"Kamu manusia atau bukan sih"
"Ha? Kamu ngomong apa sih?"
"Kalau Mas memang sudah ga mau sama Mbak Arini, ya udah. Cerai aja. Ga kasian apa?. Lihat tuh!!!"
Damar mengikuti jari telunjuk Erina yang mengarahkannya pada suatu benda yang tak jauh dari hadapannya.Seketika Damar terdiam dan tak berani menjawab ucapan Erina.
"Kenapa sih Mas jadi kaya gini? Mbak Arini itu rutin setiap hari anter makan siang untuk kamu. Belum lagi baju baju kamu. Kalau emang sudah ga selera dengan dia, ya cerain aja. Ga usah masih ngerepotin dia dengan keperluan pribadi kamu, Mas"
"Kamu ga tahu apa apa. Jadi ga usah ikut campur"
"Iya , aku memang ga tahu apa apa. Tapi aku lebih tahu perasaan Mbak Arini. Berapa bulan Mas ga pulang ke rumah?"
......
"Ga bisa jawab kan? Aku ga ngerti ya dengan jalan pikiran kamu, Mas. Cuma karena masa lalu dia, Mas jadi kayak gini"
"Dia pernah hamil dan punya anak dengan lelaki lain, Dek. Kamu ga tahu bagaimana perasaanku. Aku dikhianti"
"Definisi pengkhianatan menurut kamu, sepertinya harus dicek di KBBI deh."
"Maksud kamu?"
"Apa selama menikah dengan kamu 4 tahun ini, Mbak Arini pernah selingkuh? Apa pernah dia dekat dengan laki laki lain"
Damar hanya menggeleng perlahan. Lelaki itu memilih untuk menunduk dan menautkan kedua telapak tangannya.
"Berarti dia ga berkhianat. Oke aku akui Mbak Arini berbohong tentang masa lalunya. Tetapi itu dulu, jauh sebelum kamu hadir. Jangan jadi playing victim deh. Ga ingat dulu kamu juga sakit. Mbak Arini lho yang mendampingi Mas. Bukan kami, keluarga kamu. Ga ingat juga siapa yang dulu bikin dia babak belur."
"Tapi dia masih rutin pergi ke tempat anaknya..."
"Mas...dia pergi untuk nemuin anaknya. Wajarlah. Dia seorang ibu. Berat lho jadi dia menutupi anak kandungnya sendiri"
"Ya pasti dia juga masih berhubungan dengan masa lalunya.."
"Paling tidak kamu bisa selidiki kan? Siapa tahu prasangkamu itu salah"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI SETIA UNTUK ARINI
RomanceBagi Arini, Mahardika adalah dunianya. Mahardika adalah nama yang selalu dia sebut dalam tiap doanya. Mahardika adalah nama yang akan selalu ada dalam hatinya hingga nanti nyawanya terpisah dari raganya. Ketika Mahardika bertunangan dengan Arini, ga...