8.Bintang Pengungkap Rasa

59 5 10
                                    

Aku lagi bakar daging sama Kak Jaehyun. Tiba tiba Kak Mark datang dan ngambil daging yang udah selesai di panggang.

"Heh Mark!" Kak Jaehyun nampol Kak Mark yang mau lari.

Tiba tiba Jaemin lewat sambil cengengesan.

"Kamu mau?" aku menawari daging yang udah mateng ke Jaemin.

"Boleh" ucapnya lalu buka mulutnya lebar lebar.

"Bang Jaehyun! Itu Jaemin aja dikasih. Kok Mark gak boleh sih?!" teriak Kak Mark yang tak terima karena daging yang kuberi pada Jaemin barusan.

"Mentang mentang si Jaemin eumm" Jaemin langsung nyumpal mulut Kak Mark pake daging.

"Kenapa Jaem? " tanyaku kepo.

"Ga kenapa napa. Ni Bang Mark rese kalo lagi laper" jelas Jaemin.

"Ooohh"

Lalu Jaemin jalan ke arah Kak Jaehyun buat nolongin ngangkat panggangan.

"Hana kamu tau gak?" ucap Kak Mark yang udah selesai ngunyah daging.

"Apa?"

"Si Jaemin itu..."

"Pappalgan geumat" Jaemin teriak sambil nyanyi Red Flavor.

"Kenapa?"

"Si Jaemin...."

"Whut whut whut whut Fayer trak!!!!" Jaemin ngedance sambil nyanyi Fire Truck.

"Kamu kenapa Jaem?" aku bingung dengan sikap Jaemin.

"Bang, jan ember elah" bisik Jaemin.

.
.
.

"Guys sini sini" Kak Jaehyun manggil kami.

"Kenapa pak bos?" tanya Jaemin.

"Foto foto kuy. Mumpung view nya bagus" ajak Kak Jaehyun.

"Yaelah bang, ni latar fotonya udah mainstream" ujar Kak Mark.

"Masa iya captionnya ntar, healing camp di rooftop apartement pak bos" kata Jaemin sedih.

"Yaudah deh kalo gak mau, Hana-ya, sini foto sama orang ganteng" Kak Jaehyun ngerangkul aku dan mulai jeprat jepret. Karena bosen akhirnya Kak Mark sama Jaemin ikutan foto. Dasar.

Setelah puas berfoto kami pamit untuk tidur, lalu masuk ke dalam tenda masing masing.

Di dalam tenda aku tak bisa langsung tertidur, karena hari ini aku belum menelpon bunda. Sudah menjadi kebiasaan untukku sebelum tidur harus menelpon Bunda dahulu. Biar dibilangin orang anak mama tapi aku ga pernah malu, aku ngelakuin itu sebab aku sayang banget sama bunda ku.

Telpon mulai menyambung, terdengar suara lembut dari ujung sana. Jujur aku kangen bunda.

"Halo nak, kamu apa kabar?"

"Halo bunda, hari ini aku pergi camping bareng temen kerja ku, ni aku lagi di tenda, bunda udah makan kah?" aku lanjut bercerita tentang bagaimana hari ini berlalu pada bunda dengan semangat.

Sudah hampir satu jam aku menelpon bunda dan akhirnya bunda pamit untuk tutup teleponnya karena adikku ingin dibuatkan susu. Aku mengiyakan permintaan bunda lalu aku mengakhiri panggilan itu.

Setelah puas menelpon bunda aku bersiap untuk tidur. Tapi, aku melihat ada siluet seseorang di luar. Aku penasaran, siapa itu? Apa jangan jangan stalker? Atau om om mesum yang hobi ngintipin orang. Dengan penuh keberanian aku keluar dari tenda.

Kudapatkan Jaemin sedang duduk sambil memandang langit.

"Hai Jaem, belum tidur?" tanyaku.

"Belum hehehe, aku lagi mandangin bintang" jawabnya.

"Kamu kok belum tidur?" lanjut Jaemin.

"Tadi aku mau tidur , tapi aku liat ada siluet di luar, aku pikir om om mesum, makanya aku cek dulu, eh ternyata kamu" jawabku sambil tertawa garing.

"Idih Jaemin dikira om om mesum." ucapnya sambil masang tampang sedih.

"Ya mana tau kan" balasku sambil menoyor kepalanya.

"Hadue, lecet jidat mahal cogan" ucapnya sambil mengelus jidat nya.

"Eh Na, tau gak?"

"Apa?"

"Bintang itu cantiknya kalau di pandang dari jauh doang" ucap Jaemin.

"Lah terus?"

"Kalau kamu ,mau gimanapun tetep cantik di mata aku" ujar Jaemin yang masih natap bintang.

"Uhuk" aku tersedak ludah sendiri mendengar ucapan Jaemin tadi.

"Jangan jauh jauh dari aku ya, ntar aku ga bisa liat bintang spesial ku" ucap Jaemin sambil natap mataku.

"Ehmm" aku ga bisa berkata kata, aku cuma punya satu pertanyaan sekarang. Kenapa Tuhan menciptakan hati perempuan untuk mudah luluh? Hanya karena gombalan kecil itu hatiku udah disko. Dan aku ga tau gimana wajahku sekarang, entah udah merah atau gimana.

Tbc

Coffee [Na Jaemin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang