19.Kelar

42 4 0
                                    

Jaemin masih terhanyut dalam pikirannya. Aku juga ikut pusing karena masalah Jaemin ini.

"Gimana kalau aku pindah lagi Na?" tanya Jaemin padaku.

"Aku gak kuat Na, aku harus lari dari kakak aku" lanjutnya.

"Jaem, kalau kamu lari lagi, masalahnya gak akan selesai" jawabku.

"Terus gimana?"

"Ayo kita hadapi kakak kamu. Ngomong baik baik kalau kamu gak mau dijodohin dan kamu bakal kirim uang buat mereka" usulku.

"Tapi, kakak aku orangnya gak mudah di provokasi Na. Harus ada bukti baru dia mau percaya" ujar Jaemin.

"Nah itu dia Jaem, kita harus nyari alesan buat yakinin kakak kamu" ucapku.

Lalu kami kembali berpikir.

"Aha! Na, nikah yuk"

"Ohok!" aku tersedak mendengar ucapan Jaemin itu.

"Jaem, nikah itu bukan main main.."

"Aku gak main main kok. Aku serius." ucapnya.

"Tapi, kita baru kuliah" gumamku.

"Banyak kok orang yang nikah setelah lulus SMA" jawab Jaemin.

Aku terdiam. Tak tau harus menjawab apa.

"Kamu gak yakin sama aku?" tanya Jaemin sambil menatapku.

"Bukan gitu Jaem, aku.."

"Kamu masih cinta sama Jeno?" tanya jaemin penuh selidik.

"Ih ya enggak lah" balasku.

"Terus??"

"Hmm, aku.."

"Kamu apa? Kamu belum siap?" tanyanya lagi.

"Err, ya begitulah" jawabku ragu.

"Kalo gitu, aku bakal kasih kamu satu pelajaran" ucap Jaemin lalu ia menangkup pipiku.

"Kamhu mahu apha?" tanyaku syok.

"Ga ada, cuma mau mandangin kamu." jawabnya santai.

"Apashih jhaem"

"Aku sayang Hana" ucapnya lembut, ia sudah melepaskan tangannya dari pipiku.

"Aku yakin, Hana ku bakal terima aku apa adanya. Dan aku yakin Hana ku bakal dampingin aku selamanya" ujarnya.

Aku diem.

"Iya kan?" tanya Jaemin sambil melirik ku.

Jaemin mendekatkan dirinya padaku. Jantungku sudah dug dug ser. Dan sekarang jarak kami sudah sangat tipis.

"Eh, kalian masih bocah ya!" tangan seseorang memberi sekat diantara kami.

"Pak bosss!?!?!" ya, orang itu adalah Kak Jaehyun.

"Sejak kapan kalian main cipok cipokan gini hah? Siapa yang ngajarin? Si Mark?!" Kak Jaehyun menghujani kami dengan pertanyaan.

"Dasar si Mark! Baru beberapa hari abang tinggal, ngurus bocil aja ga becus" cerocos Kak Jaehyun.

"Haduh, Mbak Ital ga marahin kalian?!" lanjut Kak Jaehyun.

Aku dan Jaemin cuma bisa diam mendengar cerocosan itu. Ternyata jiwa galak Mbak Krystal juga ada di dalam diri Kak Jaehyun.

"Ayok, balik ke cafe!" Kak Jaehyun narik kami. Sementara Jaemin udah senyum aja.

.
.
.

"Mbak Ital!!!! Masa iya Jae liat mereka hampir kiss" adu Kak Jaehyun.

"Eh pak bos ku tersayang udah pulangggg" Kak Mark menghampiri kami.

"Ini nih sumbernya. Kamu ya yang ngajarin mereka ngelakuin hal yang gak bener gitu. " tuduh Kak Jaehyun.

"Ampun pak bos. Mark ga ngapa ngapain elah. Mark aja baru tau mereka kek gitu" Kak Mark membela diri.

"Yaudah, Mbak Ital mana nih??!!" tanya Kak Jaehyun.

"Ada apa nih? Kok ribut lagiii" Mbak Krystal keluar dari ruangannya.

"Lho Uyun?? Kok kamu pulang ga ngabarin??!!" Mbak Krystal langsung nyamperin Kak Jaehyun terus nguyel nguyel pipinya.

"Mbuak, masa Jae liat ni bocwil duwa mau.." kak Jaehyun membuat gestur kiss dengan jarinya.

"Hah?!" Mbak Krystal kaget.

"E-e-e-eh bukan gitu mbak!!!" elakku.

"Wayolo terciduk" Kak Mark kompor.

"Mbak kan tadi nyuruh jalan doang, aduuhh" gumam Mbak Krystal lalu duduk di kursi.

"Emang jalan doang mbakkk. Kita gak macem macem elahh" jelasku.

"Apakah itu benar saudara Jaemin?" tanya Kak Mark.

"Iya mbak, bang. Kan tadi diciduk pak bos makanya ga macem macem" ucap Jaemin.

"Kalo gak abang ciduk kamu bakal macem macem hah?!! Dasar bocah!" Kak Jaehyun jewer kuping Jaemin.

"Adududuh ampun pak bos. Jaemin ga lakuin lagi kok, ampunnn"

"Bisa abang pegang kata kata kamu?" tanya Kak Jaehyun.

"Iya bang iya" ucap Jaemin. Dan akhirnya Kak Jaehyun ngelepas jewerannya.

Tbc yaaa

Coffee [Na Jaemin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang