20.Peace?

39 3 0
                                    

Kak Jaehyun nyuruh kami buat cerita. Alhasil aku dan Jaemin cerita semuanya, mulai dari Jeno yang datang ke cafe, sampai terciduk Kak Jaehyun. Oh iya, ga lupa kedatangan kakak nya Jaemin yang melatar belakangi semua ini.

"Yaudah, nanti abang yang coba hadepin kakak kamu. " ucap Kak Jaehyun.

"Maaf ya bang, Jaemin ngerepotin" ucap Jaemin sambil nunduk.

"Hmm, gak apa apa. Bagi abang, Jaemin itu udah kayak saudara. Sama kayak Mark dan Hana. Kalian adek abang. Jadi, kalian juga tanggung jawab abang" jelas Kak Jaehyun.

"Makasih banyak bang" ucap Jaemin dengan mata yang berkaca kaca.

"Yaudah, ntar pulang dari cafe, kita ketemuan sama kakak kamu" ucap Mbak Krystal.

"Iya mbak. Makasih ya mbak, bang"

.
.
.

"Udah dikunci Na?" tanya Kak Jaehyun.

"Udah kak, nih" aku memberikan kunci cafe pada Kak Jaehyun.

"Yuk" Kak Jaehyun berjalan di depan. Kami berniat untuk menemui kakak Jaemin di sebuah restoran yang tak asing lagi. Sebuah restoran korea kepunyaan wanita idaman kak Jaehyun. Restoran Korea Mbak Rose.

"Uyun? Kamu yakin?" tanya Mbak Krystal ragu.

"Emang kenapa mbak?" tanya Kak Jaehyun balik.

"Err, soalnya itu kan restorannya.."

"Iya, restoran Rose. Udahlah mbak, gak apa apa. Jae udah ikhlas." jelas Kak Jaehyun.

"Kalo ga kuat bilang ya bang" bisik Kak Mark yang berjalan di samping Kak Jaehyun.

"Abang laki kok Mark, laki harus kuat" canda Kak Jaehyun.

"Serah bang, serah" komen Kak Mark.

"Jaem, kamu gak apa apa?" tanyaku yang melihat Jaemin hanya menunduk.

"Gak apa apa kok." jawabnya.

"Yang kuat ya Jaem, aku disini kok. Aku bakal lindungin Jaemin" ucapku lalu tersenyum tulus.

"Makasih ya Na" Jaemin akhirnya mengukirkan senyum di wajahnya.

Akhirnya kami sampai di restoran korea kepunyaan Mbak Rose. Kami pun masuk ke dalam restoran.

"Selamat datang, silahkan duduk dulu" sambut pelayan disana.

"Jaem, kakak kamu yang mana?" tanya Kak Mark.

Pandangan Jaemin menyapu seluruh ruangan di restoran, hingga ia berhenti di satu tempat. Meja dekat jendela, paling pojok. Seorang perempuan bersweater telah menunggu disana.

"Itu bang" ucap Jaemin ragu.

"Oh oke, ayo kesana" Kak Jaehyun langsung menuju meja tersebut.

"Selamat malam nona" sapa Kak Jaehyun.

"Selamat malam." jawab kakak Jaemin.

"Silahkan duduk" lanjutnya. Pandangannya masih fokus pada Jaemin.

Tanpa kusadari, Jaemin menggenggam tanganku. Tangannya terasa dingin.

"Sssst, tenang Jaem, disini kamu ga sendiri." tenangku.

"Langsung saja, saya disini bermaksud menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan Jaemin" buka Kak Jaehyun.

"Saya dengar, anda dan ibu anda ingin menjodohkan Jaemin dengan seorang gadis kaya karena diiming imingi harta. Benarkah itu?"

"Ya, benar. Itu hak kami, mau kami apakan Jaemin ini."

"Anda salah. Apakah anda tidak berpikir, bagaimana perasaan adik anda ini? Di umur yang masih muda, dipaksa menikah demi harta. Dimana otak anda?" Kak Jaehyun mulai kesal.

Coffee [Na Jaemin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang