29.Boy

29 3 0
                                    

Jaemin dengan segala kegombalannya berhasil menaklukkan bunda. Buktinya, sekarang mereka lagi ngobrol sambil ketawa ketawa.

"Nah udah sampai." ucap bunda ketika kami tiba di rumah. Bunda ngetok pintu terus manggil ayah.

"Ayahhh!!!!! " pekikku lalu meluncur ke dalam.

"Silahkan masuk Jaemin" bunda mempersilahkan Jaemin masuk.

"Mau minum apa nak?" tanya bunda.

"Apa aja deh bun, asalkan bunda yang bikin, pasti enak." ucap Jaemin sambil senyum.

"Siapa tuh Na?" tanya ayah sambil natap Jaemin penuh selidik.

"Kenalin om, saya Jaemin, calon mantu om" Jaemin salim sama ayah. Ayah nyengir lalu nyuruh Jaemin duduk.

"Kamu pede ya" kata ayah pada Jaemin yang senyum senyum.

"Kerja dimana kamu?" tanya ayah.

"Saya teman kerja Hana om, di kedai kopi." jawab Jaemin.

"Hmmm"

"Etapi, saya jago komputer kok om, saya bisa servis komputer terus kadang saya ngajar taekwondo pas libur panjang." tutur Jaemin sambil senyum bangga. Ayah ngangguk ngangguk.

"Orang tua masih ada?" tanya ayah.

"Eum, orang tua saya cerai om, saya tinggal sama mama dan kakak. Karena mama ga tahan buat hidup susah, mama nyuruh saya nikah sama anak konglomerat, saya ga mau om. Saya lari ke tempat sekarang."

"Kok kamu ga mau nikah ama dia?"

"Saya orangnya ga suka dipaksa om. Saya ga bakal bahagia kalau sama cewek itu."

Ayah ngangguk lagi.

"Diminum nak," bunda datang sambil bawa jus jeruk.

"Makasih bundaaa" ucap Jaemin manja. Bunda senyum terus duduk samping ayah dan nyuruh aku pindah ke deket Jaemin.

"Kamu kuliah?"

"Iya om."

"Jurusan?"

"Teknik Informatika om." jawab Jaemin sambil nyengir.

"Uang kuliah darimana?"

"Dari gaji saya om, ditambah sama bantuan temen saya, Bang Doyoung."

"Bagus, yaudah. Minum dulu" ayah nyuruh Jaemin minum.

Jaemin ngeraih tangan aku diam diam. Tangannya dingin banget.

"Kan, udah aku bilangin" bisikku.

"Ayah mau ke warung dulu. Kamu mau ikut gak Jaemin?" ajak ayah.

"Ehhhhhh???!!!!" aku kaget, Jaemin juga.

"I-i-iya om. Jaemin ikut." Jaemin langsung berdiri terus pamitan ke bunda dan aku.

"Pergi dulu bunda!! Hana-ya dadah!!!" Jaemin lambai lambai kecil. Aku balas lambaian dia.

"Cie anak bunda udah gede" goda bunda sambil ngacak rambutku.

"Bundaaaa" aku meluk bunda.

.
.

Tok Tok Tok

"Na, bukain pintu ya nak" titah bunda.

Aku jalan ke arah pintu, lalu bukain pintu. Aku lihat pemandangan yang amat adem.

"Hahahaha, iya lho yah. " Jaemin ketawa sambil cerita sama ayah.

"Hah?" aku nganga.

"Haii Hana-ya. Nih buat kamu. " Jaemin ngasih sebungkus kerupuk padaku. Aku masih cengo.

"Liat yah, ekspresinya" Jaemin nunjuk aku. Terus dia sama ayah ketawa. Lalu mereka masuk ke dalam.

"Mimpi apalagi ini ya Tuhan" gumamku.

.
.
.

Jaemin lagi nonton tv di ruang tengah. Udah kayak rumah sendiri aja. Hadeuh. Aku langsung nyamperin dia.

"Jaem" panggilku sambil duduk di sampingnya.

"Apa sayang??"

"Kamu apain ayah aku? Kok bisa luluh gitu?"

"Hahaha, kan aku dah bilang. Ayah kamu bakal luluh sama aku. Mulai sekarang, belajar masak ya sama bunda. " ucap Jaemin sambil ngusap kepala aku.

"Curiga deh aku sama kamu. Jangan jangan kamu pakai guna guna ya?"

"Wkwkwkwk ada ada aja kamu. Mana mungkin aku pakai guna guna." Jaemin ketawa.

"Mana tau iya kan"

Tok Tok Tok Tok

"Biar aku yang buka pintunya" Jaemin berdiri, terus jalan ke pintu.

"Eh Jaemin!! Ini tuh rumah aku yaaaa!!" aku ngejar Jaemin, tapi dia keburu buka pintu.

"Lho? Abang siapa?" ternyata itu adikku yang baru pulang les.

"Kakak?" adikku yang menyadari keberadaanku langsung lari meluk aku.

"Kakak!!! Huhuhu kangenn" gumamnya.

"Nee Jisung-ah, kakak juga kangen Jisungg"

Setelah acara peluk peluk itu selesai. Jisung nanya, Jaemin itu siapa.

"Halo dek! Nama abang Jaemin" Jaemin senyum.

"Bang Jaemin pacarnya kakak ya?" tanya Jisung sambil senyum jail.

"Lho kok tau? " Jaemin ketawa.

"Siapa dulu dong. Jisung!" jawab Jisung bangga.

"Eh, abang main game gak? "

"Main dong."

Dan obrolan mereka berlanjut hingga aku dicuekin.

Tbc nananana :)

Coffee [Na Jaemin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang