3. ULANGAN

98 59 42
                                    


Semua yang terjadi pasti ada alasannya. Jika tidak mungkin takdir.


<><><>

"Welcome back! BOSKUUUHHH!!!" Teriak Bagas menggelegar di dalam kelas XI IPS 6. Menyebabkan semua manusia yang ada di kelas menoleh bersamaan kepada cowok yang dianggap paling tidak jelas itu.

Bagas langsung berjalan cepat ke arah pintu dan merangkul pundak Indra. Dengan gaya sok akrabnya.

"Lepasin Gas! risih gue," ucap Indra memperingatkan.

Beberapa siswa-siswi menyoraki Bagas karena ucapan Indra.

"yeey, apa sih lo pada! Lo iri kan gak bisa satu geng sama cowok ganteng ini?" sewot Bagas, dia terus berjalan mengikuti Indra.

Indra dengan gaya cool, always-nya mulai menarik perhatian siswi sekelas-nya. Cowok itu tak lepas dari tatapan memuja dari teman-temannya, khususnya cewek. 

Indra melepas tasnya, meletakkan di meja dengan satu tangan. Duduk di bangku paling belakang. Bersama keempat temannya yang lain.

Aldo, seperti biasanya bermain game di ponsel dengan kaki bertumpu di atas meja. Dia hanya sempat, menyapa Indra singkat karena saking sibuk dengan mainannya itu.

"Hai Ndra!"

"Gue banting juga tuh hp, Do! Gue sepet banget liat lo dimana-mana main game terus!" geram Cio. Ya, diamanapun, kapanpun Aldo membawa Hp-nya, memang dia sedang kecanduan game yang baru rilis itu.

"Emang lo bisa beliin Yo? main-main mau banting hp orang?" tanya Bagas dengan innocent.

"Ya gak lah gablak! Mau minta siapa? mami kos gue? papi kos gue? kakek gue?" cecar Cio dengan pertanyaan alay-nya. Dari kelima cowok itu, Cio adalah orang yang paling mandiri. Bapak, ibu dan semua keluarganya ada di Surabaya. Dia saja yang ngungsi kejauhan di Jakarta. 

"Gimana tangan lo San?" Suara Indra mulai terdengar. Tadi, dia hanya mendengarkan ucapan Cio dan Bagas yang selalu membuatnya kesal sendiri karena selalu tidak penting.

"Udah lumayan lah, gak kayak kemarin-kemarin!" Jawab Sandy, di tangannya masih ada gif terpasang. Sandy adalah cowok yang paling pendiam diantara mereka.

Ya, geng Indra sedang bergerombol di deretan paling belakang. Kelima cowok yang bisa dianggap paling menakutkan bagi seluruh anak SMA Kencana.

"Lo masuknya hari ini ya Ndra? Gue pikir besok. Padahal gue udah rencanain penyambutan buat lo balik ke kelas lagi!" Ucap Jicsca, siswi paling centik di kelas ini. Memiliki badan bagus, rambut badai, dan gaya congkaknya. Cewek yang selalu mengejar-ngejar Indra. Cukup sering menuai sensasi di sekolah.

"Yaelah Jis, kayak Indra itu ulang tahun pemkot aja pake acara disambut-sambut segala!" celetuk Aldo asal. Dia hanya tidak terlalu suka dengan gadis cantik itu, ya bagaiamana ya, kurang bisa menjaga sikap. Apalagi jika menyangkut Indra, sudah deh. Bikin kepala migran.

"Apasih Do! Indra itu spesial tahu," Jisca mulai menerobos masuk untuk duduk di samping Indra.

"Spesial, spesial, emang martabak!" Tambah Cio keki.

INDRASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang