7. STEP TO CLOSER

77 24 11
                                        


Dimanapun yang benar akan selalu benar. Cukup waktu yang berbicara walaupun perlu air mata di dalam prosesnya.


<><><>

"Bu Sari! Ada yang fitnah kita Bu!" Adu Indra sembari membawa artikel itu ke ruang BK. Wajahnya tegang, karena amarah yang seakan berada di puncak.

Sebenarnya bagi Indra ini tidak terlalu penting. Dia juga tidak perlu mengadu seperti ini. Menjadi bahan pembicaraan satu sekolah dia sudah kebal.

Sayangnya, dia juga harus melakukan ini karena bagi Sila ini sangat penting. Benar kata Sandy, dia harus segera menyelesaikan masalah ini, mendengar ucapan siswi-siswi tukang gosip di koridor tadi saja sudah cukup membuatnya ingin menampar mereka satu per satu.

Bagaiamana bisa mereka nge-judge orang sembarangan dan seenaknya sendiri. Mereka pikir, orang yang dia katai tidak punya hati. Sinting!

Dia menoleh ke samping, Sila yang selalu banyak bicara, ceria, senyum terasa hilang. Dia diam saja dan terlihat banyak sekali pikiran.

"Siapa yang membuat ini?" Bu Sari terkejut, dia tak habis pikir saja dengan pemikiran anak sekarang. Setelah melihat foto-foto dan caption yang tertera, guru itu menghela nafas kasar.

Ini tidak bisa dibiarkan. Stop melakukan pembullyan dimanapun.

"Ibu hanya cukup mengklarifikasi pada semua anak-anak saja, itu sudah cukup!" pinta Sila.

"Iya Sila! Maaf ya, anak-anak jail kelakuannya begini. Baik, ibu akan klarifikasi sekarang juga." Ucap Bu Sari membuat lega Sila yang berada di kursi di hadapannya.

PENGUMUMAN!

Untuk seluruh siswa siswi kelas X, XI, dan XII diharap ke lapangan upacara sekrang juga!

Bu Sari mulai mengumumkan melalui sentral.

Semua murid langsung berhamburan pergi ke lapangan upacara. Jarang sekali ada pengumuman mendadak seperti ini, apalagi saat pelajaran berlangsung.

Di lapangan sudah ada Bu Sari, Indra dan juga Sila berdiri di tempat yang biasanya ditempati oleh pembina upacara.

"TERIMA KASIH SUDAH BERSEDIA DATANG!"

"PERTAMA-TAMA DISINI IBU MAU KLARIFIKASI MENGENAI ARTIKEL DI MADING TADI PAGI."

"Alah gak penting Bu, langsung aja di DO dua-duanya!" Teriak Evan dengan semangat menggebu mencoba memprovokasi yang lain untuk turut membenci keduanya.

"Benar Bu!"

"Malu-maluin!"

"TENANG DULU! Biar saya yang menjelaskan. Jadi begini kemarin saya menghukum Indra membersihkan kamar mandi berhubung saya ada urusan mendadak bersama Bu Rahma saya menyuruh Sila untuk mengawasi Indra. Itu tidak seperti yang tertera di caption yang ada di foto! Evan juga ada di kamar mandi bawah, saya menyuruh Viana mengawasi dia. Untuk foto ke dua, Sila mengobati luka di dahi Indra, Pak Anton menyaksikan kemarin. Mengantar pulang, itu wajar."

Mereka semua yang sudah berkumpul di lapangan mulai berbisik-bisik mendengar penuturan Bu Sari yang tegas.

"Untuk kalian semua, hati-hati dalam membuat kesimpulan dari apa yang kalian rasa tidak jelas."

INDRASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang