28. MENYADARI LUKA

24 0 0
                                    

"Gengsi tinggi emang enggak baik. Kalau gak sesuai pasti ujung-ujungnya malu."

<><><>


What do you think about satnight?

Sila dan teman-temannya malam minggu ini memilih pergi kafe remaja yang terkenal di kota tempat dimana Bagas dan Mesya pernah merayakan anniversary mereka. Bisa dibilang tempat langganan lah untuk anak-anak SMA Kencana. Banyak banget dari mereka yang nongkrong disini.

Di meja sudah penuh dengan pesanan mereka.

"Mantul banget! Makan ginian kayak orang gedongan. Biasanya kalau gak gado-gado kantin ya nasi bungkus Mang Satni!" Kata Kiara. Gadis itu memesan steak daging porsi jumbo.

"Sekali-kali lah nongkrong-nya di tempat begini. Jarang banget kan kita," tambah Mesya.

"Warung Mangat tetep nomor satu sih kalau gue. Isinya cogan semua, orang-orang berduit tapi keliatannya cupu banget!" Kali ini Viana yang berkomentar. Dia memandangi sekelilingnya. Memang benar aesthetic, cocok untuk feeds instagram. Tapi, itu bukan gaya Viana yang sebenarnya. Meskipun followers instagram miliknya mencapai puluhan ribu dengan foto-foto kekinian ala selebgram.

Kadang, media sosial adalah tempat penipuan terbaik. Tempat, dimana orang-orang hanya tahu betapa bahagianya seseorang tanpa tahu latar belakangnya. Tempat orang pamer, yang justru malah menimbulkan insecurity sama overthingking.

"Kayak Alka, ketua osis yang demenannya cuma senyum-senyum doang. Gak ada variasi, gak ada seru-serunya." Ucap Mesya menyepelekan. Dia melihat kearah cowok berkaca mata dengan kemeja flanel warna hijau yang sedang makan sambil membaca buku di meja dekat mereka.

"Tapi Alka baik Sya, dia juga anaknya seru kok."

"Iya deh yang anggota Osis. Dibelain deh temennya!" Sindir Viana.

"Apasih Na dari kemarin sensi mulu sama gue!"

"Perasaan lo aja kali gue kan cuma becanda. Baperan deh!" Balas Viana keki. Dia menyeruput jus melon dan memainkan ponselnya untuk membuat snapgram.

Sila mengalihkan pandangannya. Kesal saja dengan sikap Viana yang begitu.

Kiara dan Mesya hanya bisa saling pandang satu sama lain. Biasanya mereka yang terus bertengkar, berdebat. Kenapa kini malah Sila yang biasanya sabar dan Viana yang cuek.

"Gak usah ribut-ribut depan makanan dong enggak baik tahu! Pamali!" Peringat Kiara pada teman-temannya.

"Cielahh bu ustadzah kita nih." Ucap Mesya mengerling.

"Soon!" Kiara tertawa setelahnya, diikuti Mesya.

Tidak dipungkiri, setiap manusia bisa saja berubah. Bahkan dari 0% ke 100% atau bisa saja juga sebaliknya. Karena, kita enggak benar-benar tahu apa-apa saja yang terjadi di depan.

"La..La..La! ada Indra La, sama cewek yang waktu itu juga!" Panggil Viana heboh, melihat kedatangan Indra dan di gandengannya ada perempuan yang dia bawa ke Warung Mang Satni waktu itu.

INDRASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang