Aku akan menerima segala risiko yang ada di depanku karena mencintaimu.
<><><>Hari Sabtu.
Sila sudah siap dengan outfit-nya yang cukup fashionable. Mencium pipi mamanya singkat.
Dia sudah menceritakan bahwa dia telah resmi berpacaran dengan Indra kemarin malam. Hesti tidak melarang hal itu, yang pasti Sila bahagia dan bisa menjaga dirinya itu saja. Pesannya.
"Gini ya kalau anak remaja lagi kasmaran. Hari libur, udah gak rebahan di kasur tapi udah cantik gini. Mau kemana?"
"Ihh mama aku malu tahu. Aku jalan sama Indra dulu ya, Ma! Sila sayang mama!" Sila menyalami tangan ibunya dan berjalan pergi keluar.
Hesti memang berangkat lebih siang. Pukul 08.00 pagi nanti baru berangkat. Dia juga meminta maaf lagi pada Sila karena sikapnya waktu itu yang kurang membuat Sila nyaman. Sila juga sudah meminta maaf karena kesalahannya sering pulang terlambat dan bercerita panjang mengenai Indra. Tentu saja, kecuali masalah gudang. Dia saja masih shock dengan kejadian itu.
Indra bawa mobil? Tanyanya.
Sila menunduk lengannya bertumpu pada jendela mobil Indra yang terbuka lebar. Senyuman terbit di wajah Sila ketika menatap Indra. Begitupun sebaliknya.
Look at him. Betapa tampannya Indra sekarang, setiap hari outfit-nya hampir sama. Itu-itu saja hanya kaos warna hitam ataupun putih. Dipadukan jaket hitam dan celana yang senada. Sepatu ber-merknya saja yang ganti-ganti. Tapi pesonanya sudah bisa membuat siapa saja luluh.
Indra tersenyum senang. Setiap senyuman itu terpancar di wajah Sila. Hatinya selalu menghangat.
Kamu tahu apa yang menyenangkan? Debaran jantung yang seirama.
"Kamu cantik!"
Pipi Sila memerah ini memang bukan kali pertama Indra memujinya. Jantungnya berdetak tak karuan. Sila menyelipkan rambutnya di belakang telinga. Indra semakin terpaku menatap kekasihnya. Beginikah rasanya jatuh cinta?
"Bohong nih!"
Indra menautkan alisnya."Serius. Kamu cantik banget La." ucapanya lebih tegas lagi.
"Cewek aku cantik!" Tegasnya sekali lagi.
Sila terkekeh mendengar pujian Indra lagi dan lagi.
"Diterusin aja gombalnya biar aku terbang."
"Aku pegangin biar gak jatuh."
Sila tertawa lebar mendengar balasan Indra yang diluar pemikirannya sebelumnya. Dia pikir, cowok judes, jutek tingkat dewa semacam Indra tidak akan semanis ini.
Kalian tahu Indra adalah cinta pertama Sila? Juga pacar pertama gadis itu. Banyak yang menyatakan cinta pada gadis itu sejak SMP bahkan. Hanya saja, Sila tidak berani bertindak jauh dia tidak bisa berbuat aneh-aneh disaat dia saja kebingungan untuk hidupnya seendiri.
Bergantung pada tante Santi yang kehidupannya juga masih belum cukup. Sudah membuat Sila tidak ingin melakukan hal-hal yang tidak penting. Dia penurut dan tidak banyak menuntut, Sila itu anak yang tahu diri. Dia memang setulus itu.
"Terus senyum kayak gini ya, La!" Ujar Indra.
Kalimat singkat penuh makna itu membuat Sila tersenyum kecil menatap laki-laki itu yang mendadak serius. Gadis itu mengangguk dengan pancaran kebahagiaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
INDRASILA
Teen FictionVasila Maheswari, siswi baru di SMA Kencana. Siswi ramah yang selalu ceria. Semula, dia pikir sekolah di SMA Kencana adalah hal luar biasa mengingat sekolah itu adalah salah satu favorit di Jakarta. Tetapi apa yang dia pikirkan berubah total ketika...