Namanya juga jadi manusia pasti ada yang suka dan ada yang benci.
Tergantung cara kita menyikapi. Karena kita tidak bisa memaksa orang untuk berhenti membenci ataupun menyukai kita.
Mungkin yang bisa dilakukan adalah selalu bersikap baik dan tidak balik membenci.
<><><>
"Halo Sila! Apa kabar?" Sila tidak senang dengan kehadiran Evan. Selain mengganggu, melihat Indra yang mulai marah, dia menjadi tidak nyaman. Gadis itu berusaha sebisa mungkin untuk tidak menanggapi Evan.
"Belagu banget sih nih cewek baru!" ucap Evan memancing.
Sila mendongak, menatap ke arah Evan datar. Berusaha sabar, karena dia tahu Evan sedang memancing kemarahannya, lebih tepatnya Indra.
"Iyalah, punya backing ketua geng Kencana. Ya sombong gini." Sila berdiri.
"Maksud lo apasih?" tanya Sila. Dia menatap tajam ke arah Evan. Indra juga ikut berdiri, dan semua itu mulai menarik perhatian warga kantin yang sedang menikmati istirahatnya. Mereka yang sebelumnya hanya melihat Indra yang sibuk tersenyum berdua dengan Sila. Menjadi sedikit tegang karena kedatangan Evan.
"Maksud gue, anak baru belagu yang main gandeng sana gandeng sini itu murahan!" Ucap Evan mengejek Sila.
PLAK!
Spontan dia menampar pipi laki-laki itu. Dia tidak terima dihina sembarangan seperti itu oleh orang yang tidak dia kenal. Di tempat umum. Apalagi kantin.
Semua mata terkejut melihat hal itu. Termasuk Indra. Laki-laki itu juga sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Evan memiringkan wajahnya, mengusap pipinya, menyeringai kecil menatap tajam ke arah Sila.
"Ndra! Ndra! Apasih yang lo lihat dari cewek beginian body juga gak bagus. Mau lo apain yang kayak begini!"
Indra yang sudah tidak bisa menahan kesabarannya. Langsung menarik kerah seragam Evan tak sabaran.
"BACOT LO!" Indra mulai memukuli Evan tanpa ampun.
"Lo gak bisa seenaknya nge-judge Sila kayak gitu. Lo emang bener-bener cari kematian lo sendiri!" Indra berhenti, menunjuk Evan tepat di depan wajah laki-laki itu. Tangan kirinya masih mencengkram erat kerah Evan.
"Indra! Indra, udah!" pekikan Sila tidak diindahkan Indra sama sekali.
Indra kembali terus melayangkan pukulannya pada Evan. Begitu juga Evan yang berusaha membalas Indra sekuat tenaga, meskipun dia tidak akan mampu melawan Indra yang merupakan pimpinan tawuran sekolah. Sila berusaha menarik Indra, tapi laki-laki itu sudah kehilangan kesabaran dan siapapun tahu Indra susah dihentikan jika sudah marah.
Bagas dan Mesya yang baru saja tiba di kantin. Langsung menerobos masuk, Bagas dengan tenaganya langsung menarik tubuh Indra. Evan bisa saja mati di tempat karena kebrutalan Indra.
Mesya juga langsung menarik Sila agar menjauh dari keduanya. Karena, posisi gadis itu tadi cukup bahaya. Mencoba melerai Indra dan Evan yang berkelahi, Sila tidak akan mampu untuk melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDRASILA
Roman pour AdolescentsVasila Maheswari, siswi baru di SMA Kencana. Siswi ramah yang selalu ceria. Semula, dia pikir sekolah di SMA Kencana adalah hal luar biasa mengingat sekolah itu adalah salah satu favorit di Jakarta. Tetapi apa yang dia pikirkan berubah total ketika...