Semua orang memang tidak bisa ditebak. Semua orang bisa keluar dari rasa nyamannya masing-masing. Semua orang bisa berubah menjadi apapun yang mereka inginkan.Dan sekarang. Aku berada disini, pada kisah baru yang aku tidak tahu akan seperti apa. Aku sama sekali tidak menyesali hatiku yang memilih kamu.
<><><>
Disini Sila berada. Bersama Indra dan juga Alka. Di rumah gadis itu sendiri.
Sejak kejadian di gudang tadi bahkan Sila tidak berani sedikitpun menatap Indra. Dia benar-benar diam. Dia begitu asing. Meskipun dia juga harus menunggu Indra berlatih basket. Pulang ke rumah pun dibonceng Indra. Hatinya sesak, bahkan sakit.
Dia masih tidak menyangka perubahan sikap Indra yang tidak wajar. Keposesifan itu membuat Sila takut setengah mati. Dia hanya berpikir, Indra jago dalam masalah adu fisik atau hal lainnya.
Tapi sekarang yang dia tahu adalah Indra adalah pemain perasaan terhebat yang pernah Sila ketahui.
"Gimana kalau gini La?"
"Sila!"
Sila tersadar dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian, beralih pada Alka yang berada di depannya. Jarak mereka dipisahkan meja ruang tamu. Karena, mereka memilih duduk di bawah, di karpet.
"Ehh, sorry gue gak fokus! Ini yakin Kencana bakal tanding sama Antariksa?"
"Biasanya gitu, final-nya ya ujung-ujungnya itu. Ya kan Ndra?" Alka bertanya pada Indra yang sedang duduk di samping Sila dengan memainkan ponsel miliknya. Laki-laki itu sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi pada Indra dan Sila sebelum ini. Meskipun, dalam benaknya dia bertanya-tanya.
"Iya dan kita yang menang!" Dengan cukup percaya diri menjawab.
"Lo gak bakal tawuran lagi kan Ndra?" tanya Alka.
Indra yang masih fokus pada ponsel kini meletakkan ponselnya di meja ruang tamu.
"Tergantung. Mereka mulai. Kita siap!" Ucap Indra dengan enteng.
Sila sadar sekarang. Kesalahan terbesarnya adalah jatuh cinta pada laki-laki brengsek.
Indra merangkul Sila tiba-tiba. Menyandarkan dagunya pada bahu cewek itu. Jantung Sila berpacu cepat, dia tidak memungkiri rasa bencinya karena ancaman dan juga perkataan Indra tadi masih kalah dengan rasa cinta yang selama ini dia sembunyikan dan selalu dia tutupi.
Meskipun dari awal dia selalu minta berhenti. Disitu juga rasa cinta Sila terhadap Indra semakin bertambah. Kadang, cinta memang sebodoh itu.
Alka yang ada di depan mereka tidak nyaman melihat hal itu. Dia tahu Sila anaknya baik, tapi melihat Indra yang melakukan hal itu dan Sila diam saja. Membuat Alka sendiri mulai meragukan gadis itu.
"Ndra! Jangan gitu?"
"Why La, you're my girlfriend?" tanya Indra sedikit kesal. Saat ini Sila ingin menangis lagi mengingat ancaman dan pemaksaan itu. Tapi yang hanya bisa dia lakukan ada mencoba biasa saja karena ada Alka di tengah-tengah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
INDRASILA
Teen FictionVasila Maheswari, siswi baru di SMA Kencana. Siswi ramah yang selalu ceria. Semula, dia pikir sekolah di SMA Kencana adalah hal luar biasa mengingat sekolah itu adalah salah satu favorit di Jakarta. Tetapi apa yang dia pikirkan berubah total ketika...