8. RUMAH + TRAILER

70 19 12
                                    

Bukan tentang seberapa besar masalah menerpa. Tapi bagaimana cara kita mengatasinya.

<><><>

"Sila!"

"Ya, mah kenapa?" tanya Sila menghampiri mamanya yang sedang mengetikkan sesuatu di laptop di meja makan.

Hari ini, hari minggu, hari libur pertama dia disini. Dan melihat mamanya libur bekerja.

Sila merasa senang. Bisa dibilang, ini hari pertama dia bisa bersama mamanya ketika hari libur yang pernah dia pikirkan ini hanyalah mimpi belaka yang mungkin tidak akan pernah terjadi.

See? Ini nyata. Dia benar-benar menghabiskan waktu bersama mamanya, satu putaran minggu ini. 

"Kamu mau kan kursus naik mobil? Biar enak kemana-mana. Gak harus naik angkutan atau bis." Tawaran mamanya, membuat Sila terhenyak.

Dia tidak pernah berfikir juga, menjadi anak orang kaya yang serba ada dan serba tersedia seperti ini.

Sejak kecil, dia terbiasa mencari. Dalam artian jika dia mau makan ya harus bekerja. Dia mau beli sesuatu ya harus mengumpulkan uang sendiri. Tapi semuanya berbeda sekarang. Kadang dia merasa aneh saja bisa hidup seenak ini.

Bersyukur sekali akan hal itu. 

Percaya, roda kehidupan itu berputar kadang kita ada berada di bawah, terinjak, merasa tersiksa, tangisan, dan luka. Tapi suatu saat juga akan ada bahagia, tertawa, menjadi nomor satu dan memiliki segalanya.

Hanya waktu, kesabaran, kerja keras yang bisa membuat semuanya berubah.

"Gak deh mah Sila nyaman begini aja." tolaknya halus. Semua ini cukup berlebihan dia tidak terbiasa.

"Sila! Ayolah, disini kamu sama mama. Bukan sama orang lain lagi, jangan gak enak gitu. Biar mama daftarin, umur kamu hampir 17 kan." bujuk Hesti sembari mengelus rambut panjang Sila dengan sayang.

Setidaknya, dia berusaha mengembalikan hal berharga yang tidak dimiliki Sila selama ini. Yaitu waktunya. Waktu bersama Ibunya.

"Iya mah, nurut aja deh aku!" putus Sila kemudian. Hesti tersenyum.

Sila menuang air yang ada di teko ke gelas. Karena haus.

"Sila tolong beliin camilan di minimarket dong, nanti sore teman-teman mama mau kesini!"

Hesti berucap sembari mengeluarkan uang dari dompetnya. Memberikan uang 300 ribu pada Sila setelahnya.

"Di depan kompleks ke kiri sedikit, di kanan jalan minimarketnya." wanita itu memberitahu letak minimarket pada Sila.

"Iya mah tahu kok tempatnya, tiap hari lewat juga." ucap Sila.

"Nanti daftar makanannya lewat chat aja."

"Oke siap mah!"

Sila keluar dari rumahnya, mengambil sepeda mini berwarna putih yang biasa dipakai asisten rumah tangga untuk pergi ke pasar. Dia membuka pagar rumahnya kemudian membawa sepedanya keluar. Menutup pagarnya lagi.

INDRASILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang