Berubah total dari perkiraan.
<><><>Senin!
Apa yang terlintas di otak kalian setelah mendengar nama hari itu?
Hari dimana semua orang memulai aktivitas kembali setelah weekend.
Jalanan macet dimana-mana, asap kendaraan, keluhan, rasa kesal dan semuanya bercampur aduk menjadi satu pagi ini.
Termasuk Sila!
Dia harus ikut berdesak-desakan di Kopaja yang penuh sesak. Padahal biasanya tidak seramai ini. Dia saja sampai tidak mendapatkan bangku untuk duduk karena saking banyaknya penumpang. Gadis itu berusaha sabar dengan dorongan ibu-ibu yang menggendong anak yang baru masuk. Dia mulai bekeringat.
Gadis itu bernafas lega setelah melihat gerbang sekolah sudah terlihat, sebentar lagi, dan bis berhenti sebentar dia keluar dari bis kecil itu.
"Yah, saku gue kebawa!" Sila baru menyadari dia belum meminta kembalian. Alhasil, uang 50 ribu dari mamanya ikut amblas terbawa kondektur bis. Dan dia ingat, dia meninggalkan dompetnya di meja belajar.
Lengkap sudah penderitaannya. Pagi ini.
Sila memasuki sekolahnya yang sudah ramai. Berjalan ke kelasnya, bel masuk masih 10 menit lagi. Wajahnya tertekuk kesal.
"Pagi-pagi udah lecek aja tuh muka!" ucap Kiara ketika memperhatikan Sila cemberut sejak masuk ke dalam kelas.
"Lupa disetrika nih pasti." tambah Mesya mencoba nge-joke tapi tidak lucu. Karena temannya terlalu serius.
"Kenapa sih La?"
"Gak, lagi bete aja." Ucap Sila.
Melihat topi Viana di meja, membuat Sila segera mencari topinya ke dalam tas. Semua gerak-gerik gadis itu diperhatikan ketiga temannya yang mulai bingung sendiri dengan Sila hari ini.
Dia membalik tasnya sampai seiisi tas itu keluar semua di meja. Buku tulis, buku paket, kotak pensil, kertas-kertas semua berantakan di meja.
"Lo kenapa sih?" seru Kiara ikutan panik.
"Topi gue dimana ya?" Mesya mengendikkan bahu pertanda dia tidak tahu.
"Di loker mungkin," ucap Viana. Sedikit memberi harapan pada gadis itu.
"Lo duluan ke lapangan ntar gue nyusul!" Ucap Sila panik. Gadis itu langsung keluar dari kelasnya.
Sila berjalan cepat-cepat ke koridor tempat loker. Gadis itu membuka loker miliknya, tapi nihil hanya ada buku-buku paket yang sengaja dia tinggal karena berat. Dia mengacak-acak tapi tetap topinya tidak ada, padahal dia ingat betul kemarin setelah mengambil dari koperasi dia meletakkan di loker.
Mungkin terselip di antara buku paket geografi dan matematika yang dia bawa pulang kemarin.
"Sial!"
Sila menutup lokernya, memukul dahinya sendiri dan memejamkan mata. Ini bisa dibilang hari senin yang kacau untuknya. Padahal ini masih pagi.
"Lo ngapain masih disini?"
Sila membuka matanya. Gadis itu terkejut melihat Indra berdiri di depannya dengan wajah dingin seperti biasa. Gadis itu menjadi gugup dan diam saja.
Melihat gadis itu yang mematung membuat Indra kesal sendiri.
"Pake punya gue!" Ucapnya,
Indra melepas topi yang dia pakai memasangkannya ke kepala Sila. Sila mengerjap-kerjapkan matanya tak percaya. Ketika topi milik Indra sekarang terpasang cantik di kepalanya. Darimana Indra tahu, jika Sila tidak membawa topinya. Kebetulan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDRASILA
Teen FictionVasila Maheswari, siswi baru di SMA Kencana. Siswi ramah yang selalu ceria. Semula, dia pikir sekolah di SMA Kencana adalah hal luar biasa mengingat sekolah itu adalah salah satu favorit di Jakarta. Tetapi apa yang dia pikirkan berubah total ketika...