Part 49

1.7K 171 13
                                    


Begitu meninggalkan kantor Secret, Soojung menemukan mobil Dasom yang terparkir di luar. Mata mereka bertemu, namun, mereka tidak mengatakan apapun. Saat mereka saling berpapasan, Dasom berkata kepada Soojung, “Hari majalah Secret dirilis adalah hari dimana kau akan meninggalkan industri modeling.”

“Tampaknya, kau sangat yakin dengan Jennie.”

“Meskipun dia belum memiliki eksposur sebanyak dirimu, dia sudah memiliki pengalaman bertaraf internasional dan telah mendapatkan poin tambahan dari juri Penghargaan Top Ten Model Awards. Sementara kau, kau telah kehilangan semua nilaimu,” kata Dasom, sinis.

“Benarkah? Kalau begitu, ayo kita tunggu hasilnya …” Mendengar ucapannya, Soojung sama sekali tak terkejut dan merespon dengan tenang; kata-katanya meninggalkan kesan kuat – tak ada hal gelap di industri hiburan yang akan menghancurkannya.

Dasom melotot ke arah Soojung dengan mata yanng dipenuhi kebencian – keinginannya untuk menghancurkan Soojung semakin kuat. Seorang artis yang tidak bisa dikendalikan, entah dalam keadaan terikat ataupun dibiarkan bebas, dia kerap menimbulkan bahaya yang tersembunyi. Hanya ketika dia telah berhasil menginjak mereka dan memastikan bahwa mereka tak akan bisa bangkit kembali, baru dia akan merasa nyaman sepenuhnya. Apalagi terhadap Soojung yang memiliki kebencian yang besar terhadap dirinya dan adik laki-lakinya!

“Soojung-ah, ada yang aneh dengan ekspresi Dasom.” Hyoyeon berbalik untuk melirik Dasom, dia merasa agak khawatir.

“Saat ini, dia sangat ingin menghancurkanku!” Soojung sangat memahami hal ini; dia tahu betul seberapa besar kebencian Kim bersaudara terhadap dirinya, “Jika dengan majalah ini aku benar-benar mengalami kegagalan, aku bisa membayangkan masa depan suram macam apa yang akan kumiliki.”

“Tenang saja, itu tak akan terjadi … Jihyo dan aku, kami berdua sangat yakin padamu. Selain itu, bahkan jika kau benar-benar mengalami kegagalan, hal itu sama sekali bukan masalah, bukankah kau masih memiliki Bos Besar!”

Bicara soal Minho, Soojung ingat Minho mengatakan bahwa dia akan datang menjemputnya. Jadi, setelah berada cukup jauh dari Secret, wanita itu mengangkat ponselnya untuk menelepon Minho. Di sisi lain telepon itu, Minho tertawa sambil menyuruhnya berbalik. Tak jauh dari tikungan, sebuah Limousine Lincoln tampak terparkir di bawah pohon.

Seorang pria jangkung bersandar ke mobil, tubuh bugarnya ditonjolkan oleh setelan retro bergaris hitam-putih yang dikenakannya. Dia tidak sedang tersenyum, namun kontur wajahnya menunjukkan kelembutan. Tahi lalat di telinga kanannya tampak mempesona, dan Soojung memandangnya dengan tercengang. Pria yang seperti kaisar ini seharusnya dikelilingi oleh pasukan manusia. Tapi, untuknya, dia bersedia berdiri seorang diri di sudut jalan yang sepi ini.

Mata Soojung mulai membengkak; insiden yang terjadi sebelumnya sudah menghilang di balik pikirannya. Dia memang seorang model, tapi dia adalah istri dari pria ini juga.

Sejak hari pernikahan mereka, pria ini telah menerima segala kekurangannya dan telah memenuhi semua keinginannya. Apa dia akan terus membuat sang surya menunggunya karena dia masih berfokus pada bintang jatuh?

Sungguh tak layak!

“Ada apa?” Minho bertanya dengan lembut; dia menyadari bahwa Soojung tampak sedikit tertekan.

Soojung menggeleng tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kata-kata “Aku suka padamu” menggantung di belakang tenggorokannya.

“Apa karena kau terlalu lelah setelah menjalani pemotretan majalah?” Minho memandanginya dari atas ke bawah. Pria itu langsung menyadari luka di kaki Soojung sementara pupil matanya mulai membesar karena marah, “Apa yang terjadi?”

Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang