Usai mengobrol dengan Jihyo dan Hyoyeon, Soojung ingat bahwa sebelumnya Minho telah memintanya untuk melaporkan jadwal perjalanannya segera setelah dia mengetahuinya. Jadi, Soojung segera meneruskan detail informasi mengenai jadwalnya itu kepada Minho. Meskipun dia tidak tahu apa yang telah direncanakan pria itu, dia tahu, Minho tak akan menyakitinya.Setelah melihat jadwal perjalanan Soojung, Minho memerintahkan Jongdae untuk segera mencari tahu nomor penerbangan Soojung. Dia lalu berjalan ke jendela berukuran sangat besar yang menjulang dari lantai hingga ke langit-langit kantornya dan menelepon Soojung, “Yeobo …”
(Yeobo: Panggilan sayang antar suami istri)
“Ya?” Soojung memberikan jawaban sederhana sambil menundukkan kepalanya; Jihyo masih di dalam mobil dan dia belum sepenuhnya mempercayai wanita itu, jadi, dia tetap harus berhati-hati. Begitu mendengar Minho memanggilnya ‘Yeobo’, Soojung merasakan kehangatan merasukinya.
“Aku baru saja meminta Jongdae untuk meningkatkan tiket pesawatmu dari kelas ekonomi menjadi kelas satu. Apa ini akan membuatmu merasa tak nyaman?” Minho merasa harus memastikannya terlebih dahulu, sebab, dia takut hal yang dilakukannya bisa mempengaruhi Soojung – bagaimana kalau dia sudah merencanakan sesuatu?
“Tentu saja tidak,” Soojung mengerti alasan Minho menanyainya dan merasa tersentuh oleh sikapnya yang penuh pengertian dan pertimbangan.
Seharusnya, di pesawat besok, dia duduk di barisan yang sama dengan Jennie dan Jongin, tapi, dia sudah bisa membayangkan bahwa Jennie tak mungkin hanya duduk diam. Dengan perubahan yang dibuat Minho, sekarang dia bisa beristirahat dengan tenang di pesawat. Namun, apa hanya tiketnya saja yang ditingkatkan? Bagaimana dengan tiket Jihyo dan Hyoyeon …
“Kalau begitu, soal ini kita bicarakan nanti saja saat kau pulang.”
“Tunggu …” Soojung buru-buru memanggil untuk menahannya.
Minho bisa merasakan keragu-raguan dalam suaranya dan menduga bahwa dia sedang berada dalam situasi yang tak nyaman untuk berbicara, jadi dia menjawab, “Kalau kau sedang tak bisa berbicara, kirimi saja aku pesan.”
“Oke,” Soojung mengangguk lalu menutup teleponnya. Segera setelah itu, dia mengirim pesan kepada Minho dan menyampaikan kekhawatirannya. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia belum bisa mempercayai Jihyo sepenuhnya, tapi, karena Jihyo telah memutuskan untuk mengikutinya, dia tak bisa memperlakukannya dengan cara yang berbeda dengan Hyoyeon, khawatir hal itu dapat membuatnya berkecil hati.
Minho membaca kekhawatiran Soojung sementara ia melengkungkan bibirnya membentuk senyuman yang menarik. Meskipun pemikiran Soojung sangat komprehensif, kemampuannya untuk membaca situasi secara menyeluruh masih kurang, namun, Minho dapat sepenuhnya menutupi kelemahan Soojung ini. Itulah sebabnya pasangan ini sangat cocok – Minho adalah orang yang mampu mengarahkannya ke arah yang benar serta membantunya membuat keputusan yang tepat.
“Tenanglah dan cobalah berspekulasi. Meskipun Hyoyeon setia, kemampuannya terbatas. Di sisi lain, meskipun Jihyo memiliki banyak kekurangan, dia tetap memiliki sejarah mengelola beberapa artis yang sangat terkenal – bicara soal kemampuan dia lebih unggul dibandingkan Hyoyeon hampir dalam semua aspek. Jangan lupa, kita punya semua informasi tentang Jihyo di tangan kita. Kalaupun nantinya kita kalah taruhan, kita tak akan mengalami kerugian sama sekali.”
“Aku mengerti, Yeobo…” Soojung membaca jawaban Minho dan langsung menjadi tenang, seluruh tubuhnya juga menjadi rileks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200
Hayran KurguNovel terjemahan Cerita ini remake dari cerita terjemahan dari judul yang sama tetapi cast yang berbeda. Jadi ini bukan plagiat tapi hanya remake. Karena aku terlalu suka sama cerita ini, dan ketika aku baca ini yang kebayang pemeran cewek nya co...