Soojung melirik sekilas ke arah keduanya, dengan tenang membalikkan tubuhnya dan mengatakan dengan santai, “Aku di Kelas Satu.”
Hyoyeon, yang mengikuti Soojung dari dekat dan berada tepat di belakangnya, tertawa terbahak-bahak. Dia lalu melambai-lambaikan boarding-pass di tangannya dan mengatakan, “Maaf ya, kami juga di Kelas Satu. Selamat menikmati waktu kalian di Kelas Ekonomi …”
Jihyo pun baru menyadari bahwa tiketnya sudah ditingkatkan ke Kelas Satu setelah dia naik ke pesawat. Melihat ekspresi bingung di wajah Jennie, dia merasa luar biasa puas. Ini adalah pengalaman pertamanya, sebagai seorang manajer artis, diperlakukan dengan lebih baik dibandingkan CEO agensinya.
Jennie menyaksikan ketiganya memasuki wilayah Kabin Kelas Satu sebelum menatap Jongin dengan penuh curiga, “Apa-apaan ini? Bukankah mereka mengatakan bahwa tiket Kelas Satu habis? Bukankah tiket Soojung juga dipesan oleh agensi?”
“Aku juga tak tahu ada apa sebenarnya,” Jongin merespon dengan frustasi.
“Aaaahh, mengesalkan!” Jennie, awalnya berencana mempertontonkan kemesraannya dengan Jongin di depan Soojung. Siapa sangka, selain mereka, yang lainnya tidak menumpang Kelas Ekonomi.
Awalnya, Soojung mengira bahwa Kelas Satu akan penuh terisi. Baru setelah ketiganya memasuki ruangan itu mereka menyadari bahwa di sana tak ada penumpang lain selain mereka.
“Soojung-ah, si brengsek dan si gelandangan itu tak akan berakhir di Kelas Satu juga, kan?” Meskipun setiap Kabin Kelas Satu dipisahkan oleh sebuah pintu geser, jelas sekali bahwa di tempat itu tak ada penumpang lainnya selain mereka, sehingga Hyoyeon merasa sedikit khawatir.
“Miss, anda tak perlu khawatir. Agar tak mengganggu istirahat Miss Jung, Mr. Choi telah memesan semua tiket Kelas Satu, sehingga tak ada penumpang lain yang akan diizinkan masuk kemari,” jelas pramugari pada Hyoyeon.
Begitu mendengar penjelasan si pramugari, Hyoyeon memegangi kepalanya – dia merasa kepalanya itu hampir meledak …
“Soojung-ah, hidupmu benar-benar luar biasa!”
Sepanjang waktu, Jihyo memasang ekspresi bingung di wajahnya. Baru dia akan bertanya tentang apa yang terjadi, dia terpaksa mengurungkan niatnya karena melihat seseorang tiba-tiba saja keluar dari dalam toilet pribadi pesawat – seorang pria terhormat dalam balutan setelan resmi berwarna coklat. Wajahnya yang luar biasa tampan menunjukkan ekspresi yang sangat tenang. Di telinga kanannya terdapat sebuah tahi lalat, yang menyerupai berlian hitam nan berkilauan.
Ya Tuhan … dia kan CEO CM Entertainment, Sang Legenda Industri Hiburan!
Jihyo tercengang, dia tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan melihat Minho dalam situasi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200
FanfictionNovel terjemahan Cerita ini remake dari cerita terjemahan dari judul yang sama tetapi cast yang berbeda. Jadi ini bukan plagiat tapi hanya remake. Karena aku terlalu suka sama cerita ini, dan ketika aku baca ini yang kebayang pemeran cewek nya co...