Part 10

2.3K 209 4
                                    

Minho berhenti berbicara dan kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Sementara itu, pandangan Soojung terfokus pada tahi lalat yang mirip berlian hitam di daun telinga Minho. Pria itu tampak seolah terlahir dengan sebuah anting, memberinya aura yang terkesan agak nakal dan berbahaya.

“Caramu memandangiku itu… apa kau sedang mengundangku untuk menciummu? Memelukmu? Atau…”

Soojung menahan kegugupannya. Dia berinisiatif untuk mengulurkan tangannya dan meraih lengan Minho mencoba menghindari tatapannya yang penuh gairah. “Sebelum kita pergi ke rumah baru kita, bisakah kau menemaniku ke suatu tempat terlebih dahulu?”

“Setelah kita pergi, bisakah kita melanjutkan apa yang belum sempat kita selesaikan tadi malam? Huh?”

Minho menanyainya dengan santai, tapi Soojung tak bisa menyembunyikan kegugupannya karena jauh di lubuk hatinya dia menyadari bahwa dia tak akan mampu mengumpulkan keberanian yang sama besarnya dengan yang dimilikinya tadi malam. Minho tak menekannya, tak pula melanjutkan perkataannya. Dia hanya membiarkan wanita itu terus berpegangan pada lengannya sambil menyunggingkan seulas senyum jahil.

Keduanya tak langsung menuju ke rumah sesuai permintaan Soojung. Sebaliknya, perjalanan mereka justru berakhir di hutan pohon sakura yang terkenal di Seoul. Hutan ini merupakan tempat di mana Soojung sering bertemu Jongin untuk berkencan. Namun, hari ini, dia akan menyingkirkan pria itu sepenuhnya dari hatinya. Jadi, pada akhirnya, dia mengambil ponselnya dan menelepon Jongin, “Aku sedang berada di hutan pohon sakura, tempat kita selalu bertemu saat kencan. Kalau kau masih ingin melihatku, temui aku di sini… bye.”

“Oke, aku akan segera ke sana.” Jongin langsung setuju. Meskipun dia berselingkuh dengan Jennie, dia tak pernah berniat melepaskan Soojung. Di mana lagi dia akan menemukan wanita lain yang begitu mudah diperdaya? Apalagi, selama ini wanita itu sangat setia padanya, dia memiliki latar keluarga yang baik dan kontrol emosi yang juga baik.

Soojung mengakhiri panggilan teleponnya dan menoleh pada Minho yang sedang duduk di hadapannya. Dengan suara yang tercekat namun tulus dia berjanji, “Ini terakhir kalinya aku berbicara dengannya di telepon mengenai perasaan pribadi kami. Mulai sekarang… Tak akan pernah lagi.”

Minho mengangkat alisnya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dia menepuk tempat duduk di sebelahnya, mengisyaratkan Soojung agar duduk di sampingnya; dia mengeluarkan aura yang menunjukkan sisi posesifnya.

Dengan patuh Soojung pun duduk di sampingnya. Keduanya lantas melihat keluar jendela restoran pada pemandangan di bawah mereka. Tak lama kemudian, sesosok pria yang tampak cemas muncul di bawah salah satu pohon sakura.

Kim Jongin telah tiba!

Sering kali di masa lalu, dia berdiri di titik yang sama dengan di mana Jongin saat ini sedang berdiri, dengan naif menunggu pria itu seharian. Pada akhirnya, lima dari sepuluh janji yang mereka buat akan ditelantarkan oleh Jongin. Memikirkan hal ini sekarang, tentang bagaimana ketulusan yang selama ini dia tunjukkan begitu mudahnya diinjak-injak dan dipermainkan, oleh karena itu..

…ditelantarkan, dipermainkan, dikhianati… dia ingin Jongin juga merasakan semua itu.

“Hal seperti ini, apa cukup untuk meredakan kebencianmu?” Tanya Minho dengan satu tangannya berada di bahu Soojung saat dia melihat sosok di bawah mereka.

“Tentu saja tidak, tapi aku ingin dia mengalami semua yang sudah kualami, sekecil apapun itu!”

Minho mengulurkan jari-jarinya yang panjang dan meraih dagu Soojung. Melihat ke matanya, dia menemukan seorang wanita yang lembut, namun, ketika dirinya dihadapkan dengan rasa sakit yang membatin, dia mampu menangani sesuatu dengan sangat cerdik dan cermat; dia juga mengakhiri sesuatu dengan cepat sesuai dengan yang pernah dikatakannya tanpa sedikit pun mengada-ada.

Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang