Part 22

2K 176 25
                                    


“Apa Eonni juga tahu tentang acara yang diatur Jongin untukku?” Soojung berbalik untuk menatap Hyoyeon dengan tatapan yang bertanya-tanya, berpikir bahwa dia pasti sudah memberi tahu Minho. Namun, Hyoyeon segera melambaikan tangannya, mengisyaratkan bahwa ini tak ada hubungannya dengan dirinya.

“Di industri ini, selama aku ingin mencari tahu tentang sesuatu, aku bisa menemukan apa saja.”

Sekarang, Soojung tak lagi terkejut. Bagaimana lagi Minho bisa berhasil naik ke puncak kalau bukan karena kemampuannya ini? Jadi, dia tersenyum padanya, “Tenang saja, karena kau sudah memberiku sebilah pedang untuk membunuh musuhku, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan sangat memuaskan.”

Minho tidak merespon, dia hanya mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Soojung.

Setelah melihat sikap mereka terhadap satu sama lain … Hyoyeon merasa seluruh tubuhnya merinding. Mereka berdua baru saja menikah beberapa waktu lalu, tapi, bagaimana bisa mereka menunjukkan perilaku yang benar-benar mirip seperti pasangan yang sudah menikah selama bertahun-tahun?

Setelah kegiatan syuting itu selesai, mereka bertiga kembali ke Seoul. Di atas pesawat, Soojung dan Minho saling bersandar satu sama lain dengan penuh rasa sayang; namun, begitu pesawat itu mendarat, mereka berpisah dan bersikap seperti tak mengenal satu sama lain.

Jongin telah mengirim manajer baru, Jihyo, untuk menjemput mereka di terminal kedatangan. Di pintu keluar, si manajer wanita, Jihyo, berdiri menunggu mereka. Tak hanya mengenakan sehelai gaun sifon berwarna ungu muda, dia juga berdiri di atas sepatu berhak tinggi setinggi 10 inci dan mengenakan kacamata hitam. Dia juga terus-menerus melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Seluruh tubuhnya memancarkan ketidaksabaran yang dirasakannya, seolah-olah peran mereka terbalik dan dialah yang justru seorang superstar internasional yang sedang menunggu untuk dijemput.

Soojung melihat namanya tertera di atas sebuah penanda yang dibawa dan ditempatkan di samping kaki Jihyo. Dia memutuskan untuk mengabaikannya dan langsung berjalan keluar bandara dengan Hyoyeon.

Hyoyeon tertawa tertahan; tampaknya Soojung sedang mengembangkan emosinya sendiri secara perlahan. Di tengah perjalanan mereka, Soojung menerima panggilan telepon dari Jihyo, “Soojung-ssi, di mana kau? Bukankah penerbanganmu seharusnya tiba pukul 12?”

“Aku sudah dalam perjalanan pulang dan sedang menuju kantor,” jawab Soojung, tenang.

“Bukankah seharusnya kau melihatku saat keluar dari terimnal kedatangan?”

“Aku melihatmu,” Soojung tetap tenang, kalimatnya datar, sama sekali tak menunjukkan sedikit emosi pun.

“Kalau begitu, kenapa kau tidak menghampiriku?” Jihyo sangat marah.

“Kau mengenakan kacamata hitam, kukira, kau ada di bandara untuk melakukan pertunjukan …” jawab Soojung dengan kalimat sarkastis (bersifat mengejek).

“…” Wajah Jihyo memerah karena marah. Dia segera menutup teleponnya dan bergegas kembali ke kantor.

Dia memulai karirnya di industri saat usianya masih sangat muda, namun, dia kurang ahli dalam menilai seseorang. Meskipun dia telah berhasil membantu beberapa artis dan membuat mereka menjadi terkenal, artis-artis itu entah kenapa selalu berakhir dengan menyinggung orang-orang yang berpengaruh atau dikirim ke pusat rehabilitasi. Jadi, sebagai seorang manajer, dia tak memiliki reputasi yang bagus di industri. Adapun kali ini, jelas sekali bahwa Jihyo diminta oleh Jennie karena wanita itu ingin agar dia menyingkirkan Soojung untuknya. Tapi, siapa yang akan menduga, bahkan sebelum sempat bertemu dengan Soojung, dia sudah lebih dulu  dipermainkan seperti orang bodoh.

Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang