Part 45

1.6K 180 5
                                    

Halo gaes....
Gue balik lagi nih dengan up seperti biasa.
Sebenarnya gue belum sembuh sepenuhnya sih, tapi gue tuh ngk enakan kalo ngk update,
Wkwk.

Jangan lupa vment nya yah..

“Hari ini, aku sangat senang karena berkesempatan untuk mewawancarai dua wanita Oriental yang sangat cantik. Mari kita sambut, Jung Soojung dan Kim Jennie!” Reporter itu menggunakan bahasa Inggris yang fasih untuk menyambut keduanya. Pada saat ini, Jennie harus meluangkan waktu untuk mendengarkan penerjemah di telinganya sebelum memberikan tanggapan. Namun, dia hanya bisa merespon dalam bahasa Korea. Di sisi lain, bahasa Inggris Soojung sama fasihnya dengan si reporter, sehingga dia bisa dengan mudah melakukan perbincangan itu dengannya. Dalam sekejap, reporter itu merasakan ikatan yang lebih dekat dengan Soojung.

“Aku sadar kalian berdua telah mendapatkan banyak ketenaran karena ‘pertarungan’ mendatang. Aku ingin tahu, mengenai kolaborasi ini, apa pendapat kalian?”

Begitu mendengar pertanyaan rumit sang reporter, Jongin seketika khawatir Soojung akan mengatakan sesuatu yang negatif, namun, Soojung hanya mempertahankan senyumnya dan menjawab, “Aku menghormati setiap pekerjaan yang kulakukan … begitulah sikapku terhadap berbagai hal.”

“Aku juga,” Jennie mengikuti perkataan Soojung, dengan mudah meloloskan diri dari kewajibannya untuk menjawab.

“Oke, apa pendapat kalian terhadap satu sama lain?”

Lagi-lagi pertanyaan yang sangat rumit. Jongin bisa merasakan tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin, karena pada saat ini, jika Soojung hendak merendahkan Jennie seperti yang dia lakukan pada pergelaran baru-baru ini, dia tak akan punya cara untuk menghentikannya. Tapi, siapa yang mengira, setelah berpikir sejenak, Soojung akhirnya hanya menjawab dengan satu kata:

“Percaya diri.”

Bagi kebanyakan orang, ini akan terdengar seperti sebuah pujian, namun, pada kenyataannya, Soojung sebenarnya sedang mengejeknya. Karena Jennie selalu memandang dirinya luar biasa, dia pikir Soojung serius memujinya. Ekspresinya tampak semakin angkuh saat dia melihat ke arah Soojung dengan tatapan merendahkan. Dalam situasi seperti ini, memangnya Soojung memiliki pilihan, selain untuk menjaga perilakunya dan mengakomodir dirinya?

Jongin menghela nafas lega. Reporter itu lalu beralih memandang Jennie. Awalnya, dia mengira bahwa wanita itu akan menanggapi dengan jawaban yang sepantasnya, namun, jawabannya justru mengejutkan semua orang, “Di mataku, Soojung, kurang rendah hati …”

Kurang rendah hati!

Seketika, Jongin merasa seolah jantungnya berhenti berdetak, dia harus menahan diri agar tidak berlari ke panggung wawancara. Apa Jennie membawa otaknya hari ini? Atau mungkin, dia telah menerima terlalu banyak pujian akhir-akhir ini sehingga menjadi besar kepala dan berpikir dia bisa berbuat semaunya? Mereka membanding-bandingkannya dengan model lain karena mereka tahu bahwa dia tak akan memiliki kesempatan untuk bekerja dengan mereka, sehingga orang-orang tak akan memiliki kesempatan untuk membuat perbandingan di kehidupan nyata. Lain halnya dengan Soojung; bersama-sama, mereka akan segera terlibat dalam pemotretan yang sama  – semua orang akan dapat melihat hasilnya secara langsung. Bagaimana bisa dia tidak menahan diri sedikit dan memberi dirinya sendiri kesempatan untuk mundur dengan terhormat kalau-kalau ada yang tak beres?

Semua orang terkejut dengan jawaban Jennie.

Mereka tak hanya belum pernah bertemu model yang begitu sombong seperti dia, mereka juga merasa bahwa Jennie memiliki EQ yang hampir nol.

(EQ: Emotional Quotien: kecerdasan emosional: kemampuan seseorang mengendalikan emosi/perasa/pikiran/mood, dsb)

Sebagai perbandingan, jawaban ‘percaya diri’ Soojung terkesan matang dan penuh makna, seolah kata itu telah dipertimbangkannya dengan baik.

Trial Marriage Husband: Need to Work Hard (Minstal) 1-200Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang