ELIZAQRI: 1

185 5 0
                                    

Jakarta adalah ibukota Indonesia. Dan jakarta juga kota dimana Eliza dilahirkan dan dibesarkan sehingga sekarang ini.

Dilihatnya seorang gadis tengah berdiri didepan cermin, dengan balutan gamis dan kerudung syar'i nya. Dan juga make-up yg tipis membuat dirinya cantik. Yah, gadis itu adalah Eliza.

Ceklek...

Terdengar suara pintu dibukapun, Membuat Eliza terganggu. Dan harus menghentikan aktivitasnya.

Dilihatnya Sayuti-ibu Eliza yg sedang berdiri diambang pintu.

"Ibu,"panggilku yg sudah mendapati ibu, yg berdiri diambang pintu kamarku.

"Putri ibu, sekarang udah gede yah. Sudah bisa make-up sendiri,"puji Sayuti-ibu Eliza.

"Ih, Ibu apaan sih. Eliza kan cuma pake bedak yang sering dipake anak bayi. Bu,"balasku.

"Ya sudah yuk, kita sarapan. Ayah sudah nunggu dibawah. Kamu juga hari ini ada kuliah jam pagi kan? Nanti telat lagi,"ucap Ibu.

Kini mereka mulai melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, dan menuju meja makan.

"Eliza,"panggil Yusuf-ayah Eliza.

"Iya, Yah. Ada ada apa?"

"Hari ini kamu pulang kuliah jam berapa?"

"Hemzzz, tidak pasti Yah. Kadang Eliza ada tugas tambahan, kerkel,"

"Nanti sepulang kamu kuliah, Ayah ingin bicara sama kamu. Penting,"

"Penting? Sebenarnya yang dimaksud Ayah penting apa? Dalam hidupnya. Sosok Ayahnya tidak pernah bicara penting,"batinku.

"Iya, Yah,"

"Oh, yah. Hari ini Ayah tidak pergi ke kantor?"tanyaku.

"Tidak, lagian hari ini tidak ada kerjaan,"

"Oh, ya sudah. Eliza berangkat dulu yah. Bu, Yah,"ucapku sambil menyalimi telapak tangan kedua orang tuaku. "Assalamualaikum,"

"Waalaikumsakam,"

"Hati hati dijalan,"ucap Ibu.

"Iya Ibu,"

Hari ini Eliza berangkat kuliah dengan mengendarai motor metic-nya. Ayahnya pernah menyuruhnya untuk membawa mobil pemberian dari ayahnya, disaat ia ultah yang ke-20 tahun. Tapi sampai sekarang ia belum pernah mengendarai mobilnya, bukan karna tidak bisa, tapi ia takut jika orang orang memandangnya berlebihan. Eliza sangat menyukai kesederhanaan, walaupun ia terlahir dari keluarga mampu. Tapi ia tidak pernah memfoya foyakan harta orang tuanya, lebih baik dia berikan ke kaum Dhuafa atau ke anak yatim piatu. Lebih berkah!

Eliza mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, dan tak butuh waktu lama. Ia sudah sampai diuniversitas dimana ia melanjutkan belajarnya.

"Hai, El," ucap Octa-teman sefakultasnya.

"Hai,"balasku.

"Dewi kemana?"tanyaku, yang sadar sedari tadi aku tidak melihat dewi. Biasanya dia kan yang paling antusias ketika ketemu ku.

"Oh Dewi, tadi dia bilang mau ke toilet,"

"Oh,"

"Ya sudah yuk, masuk,"

"Yuk,"

Kini mereka menyusuri gedung gedung fakultas lainnya, menuju gedung fakultas tarbiyah. Yah mereka memilih fakultas tarbiyah, karna mereka ingin menajadi wanita karier, tapi tidak melenceng pada agama.

Selang beberapa menit mereka melangkahkan kakinya, dan kini langkah kakinya harus terhentikan. Karena, seseorang tengah memanggilnya dari belakang.

"Elizaaa... Octaaa,"panggil seseorang.

"Dewi,"ucapku.

"Heuuhhh,"buang nafas Dewi, ngos ngossan.

"Ih knapa kalian, ninggalin Aku,"ucap Dewi.

"Eh, iya Dew. Kita lupa. Maafin kita yah?"ucapku.

"Iya Dew, lagian kamu habis ngapain sih. Ditoilet lama amat?"

"Biasalah_-,"

"Ya sudah masuk yuk, nanti telat,"ajakku.

"Ya sudah aku masuk duluan yah,"balas Dewi. Yah, hanya Dewi yg berbeda Fakultas. Dewi memilih fakultas Hukum, atas keinginan Papahnya.

"Ya sudah kami pergi dulu,"ucap Octa.

Kebanyakan orang orang yang melihat mereka bertiga aneh, karna dengan sikap keakraban mereka seperti melebihi teman atau sahabat.

Dan juga mereka bertiga, memakai gamis dan kerudung yang syar'i. Dan kebanyakan dari orang orang melontarkan kalimat 'knapa sih, mereka bertiga udah kek orang timur. Liat pakaiannya, ih norak' itulah kalimat-kalimat yang sering di lontarkan orang orang. Dan hanya dibalas dengan senyuman, karna percuma saja meladeni, meladeni akan hanya membuat masalah.

-_Bersambung..._-

Jangan lupa baca Al-qur'an harus diutamakan:')

ELIZAQRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang