ELIZAQRI: 17

79 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 15:30, Tak berselang lama terdengar suara Adzan asyar. Kini Eliza pun mulai membesihkan dirinya dengan air wudhu dan langsung kembali bersujud pada sang maha kuasa.

Empat raka'at sudah Eliza melaksanakan Sholat ashar dengan khusyu, kini ia kembali bercurhat pada-Nya, karna Eliza percaya hanya Dia-lah yang bisa membantunya saat ini.

"Ya Allah, ya Rabb ku. Hamba memohon petunjuk-Mu. Karna engkaulah yang bisa membatu hamba saat ini, hamba telah mencintai salah satu Ciptaan-Mu tapi kini rasa itu hilang seketika, ketika hamba mendengar ia akan dijodohkan dengan orang tuanya. Dan mohon beri petunjuk-Mu karna hari ini hamba akan menjawab pertanyaan ayah perihal perjodohan itu. Hamba tau orang tua hamba hanya ingin melihat hamba bahagia, hamba percaya bahwa rencana-Mu akan indah pada waktuNya. Hanya kepada-Mu lah hamba meminta petunjuk-Mu. Amin ya robbal a'lamin,"

Seperti biasa, setelah melaksanakan sholat Ashar kini Eliza akan meluangkan waktunya dengan rutinitas membaca buku Novel-nya. Dan itulah yang sudah menjadi kebiasaan Eliza.

"Eliza..,"panggil Yusuf.

Eliza yang merasa dirinya dipanggil pun, langsung beranjak dari tidurnya lalu duduk ditepian ranjang. Dilihatnya Yusuf yang sedang berjalan menujunya.

"Iya Yah ada apa?"tanyaku.

"Ini sudah satu bulan, dan Ayah akan menagih janji mu itu. Karna janji itu adalah hutang dan hutang harus dibayar,"ucap Ayah "dan apa jawabanmu?"tanya Ayah.

"El-El-Eliza ingin bertanya sama Ayah,"ucapku terbata bata.

"Tanya apa?"

"Apakah Dia adalah laki laki yang baik Yah,"

"Insha Allah dia adalah laki laki yang baik,"balas Ayah. "Dan apa jawabanmu sekarang?"

"Hemzzz... Eliza menerima perjodohan ini Yah,"ucapku.

"Alhamdulillah.., terimah kasih yah Nak. Kau telah memberi kebahagian pada Ayah,"

"Seharusnya El yang berterimakasih pada Ayah, karna Ayah adalah sosok malaikat pelindung El,"ucapku sambil memeluk Ayah.

"Ya sudah nanti ayah akan mengabari keluarga sahabat Ayah. Dan satu minggu lagi mereka akan datang untuk mengkhitbah mu,"ucap Ayah yang membuatku kaget.

"Apa Yah? Satu minggu lagi Dia akan mengkhitbah El?"

"Iya, kamu knapa? Keberatan?"

"Hem-hemmmzzz tidak kok Yah, tapi Eliza takut Yah,"

"Takut knapa?"

"Eliza takut, kalau Eliza tidak bisa menjadi istri yang baik,"

"Ayah yakin, kau pasti bisa,"balas Ayah memyemangatiku. "Ya sudah kalau gitu Ayah pergi dulu, dan jangan lupa Ber-istikharah lah dan meminta petunjuk-Nya.

Setelah menghilannya punggung Yusuf dibalik pintu, Eliza langsung mengingat kalimat yang baru saja ia katakan

"Apa? Aku bilang apa tadi? Aku menerima perjodohannya? Ya Allah hamba meminta petunjuk-Mu. Mungkin dengan hamba menerima perjodohan ini. Hamba tidak terlalu berharap pada laki laki itu. Zaqri,"batinku.

ELIZAQRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang