ELIZAQRI: 20

74 2 0
                                    

Bismillah...
MAHAR jika memang kelak aku meminta mahar darimu semoga kau tak keberatan yah? Aku ingin melihat kamu seberapa gagah perjuanganmu dalam menghalalkanku. Sudah kau tau perlu cemas dulu, aku tak kan meminta sebongkah berlian atau uang ratusan juta darimu. Karena bagiku mahalnya mahar mu tak bisa dihitung dari seberapa banyak yang kau berikan, dan murahnya mahar mu pun tak bisa dinilai dari sedikitnya yang kau hantarkan. Ya, aku tak ingin mahar murah darimu. Sebab percuma saja jika yang diberikan adalah sebongkah berlian dan kau berikan itu hanya untuk sekedar pemuas kegengsian. Ingatlah lelakiku! Kebahagiaanku tak bisa kau ukur dari banyaknya mahar yang kau persembahkan. Sebanyak apapun harta dunia yang kau suguhkan, akankah bisa untuk membeli Syurga?? Tidak!!! Sebab Syurga tak semurah itu. Maharmu terlalu murah jika yang kau berikan ditujukan untuk mencari perhatian manusia, sebab pernikahan bukan tentang jual beli. Ingatlah lelakiku! Harga diriku tak bisa kau samakan dengan banyaknya maharmu. Aku ingin mahar yang mahal dihadapan Allah, mahar sebuah keimanan yang mampu membuatku lebih dekat dengan-Nya. Maka nikahilah aku dengan mahar yang terbaik mu yang kau berikan dengan penuh keimanan. Jika memang kau hanya bisa memberikan sepotong kain, maka berikanlah. Jika memang dengan kain itu kau yakin akan membimbingku menuju Ridho-Nya. Jika memang diriku tak bisa semulia ummu salaim, salah satu wanita yang kisahnya terukir dihati orang orang yang beriman. Maka dengan maharmu bantulah aku untuk belajar mencintaimu karna Allah. Dariku, perempuan yang akan dimilikimu:')

🐾🐾🐾

Detik menjadi menit, menit menjadi jam, dan semakin berjalannya waktu, dan semakin akan bergantinya hari. Kini hari ke-tujuh. Dan dihari ini juga adalah hari pernikahan Eliza dan Zaqri. Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 pagi. Dan ijab qabulnya akan dilakukan pada jam setengah delapan.

Ditempat lain...

Dilihatnya seorang wanita yang sedang memantulkan dirinya didepan cermin dengan balutan kebaya berwarna Hijau tosca-nya. Dengan make-up tipis yang membuatnya cantik.

Ceklekkk...

Terdengar suara pintu terbuka pun kini Eliza harus mengarah pada sumber suara, dilihatnya dua orang perempuan yang sedang berjalan mendekati Eliza.

"Haii El,"ucap Octa.

"Octa, Dewi,"seruku.

"Selamat yah El, atas pernikahanmu,"ucap Dewi.

"Dan semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dah warahmah,"ucap Octa.

"Makasih yah Dew, Ta,"balasku.

"Iya sama sama,"seru keduanya.

"Ehhh kalian... ternyata ada disini,"seru Sayuti.

"Tanteee..,"seru Octa dan Dewi sambil memeluk Ibu Eliza. Yah, karna mereka sudah menganggap Ibu Eliza itu sebagai Ibunya sendiri. Apalagi Octa ia sangat dekat sekali pada Sayuti. Karna saat umurnya menginjak usia lima belas tahun, ia harus kehilangan sosok Ibu kesayangannya. Ternyata Allah lebih sayang pada Ibunya Octa, sehingga ia dipanggil lebih dulu pada sang maha kuasa.

"Oh yah bagaimana kabar kalian? Udah lama kalian gak main kesini,"ucap Sayuti.

"Alhamdulillah, tante Octa baik baik saja,"balas Octa.

ELIZAQRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang