ELIZAQRI: 43

55 1 0
                                    

"Semua telah ditentukan, namun ada saja yang meremukkan. Mengubah jalan. Memutus harapan. Membuat semua tak sama. Membuat yang nyata terlihat fana. Membuat yang kuat tak lagi rekat. Membuat yang merekat tak lagi seikat. Mengombang ambingkan jalan tujuan. Menjebak dan mengoyak yang awalnya telah kuat,"
❤❤❤

"Mas tap--,"ucap Eliza terpotong.

"Tapi apa? Apa karna Mas akan menikahi Erina,"ucap Zaqri.

"Bukan gitu maksud Eliza,"

"Lalu apa?"

"Mas mau meni--,"ucap Eliza terpotong.

"Cukup Eliza! Apa dengan Mas menikahi Erina. Tanggung jawab Mas akan hilang terhadapmu,"ucap Zaqri. "Kamu masih istri Mas, dan Mas janji Mas akan berlaku adil,"

Disisi lain dilihatnya seorang yang tengah melihat perbincangan antara Eliza dan Zaqri, siapa lagi kalau bukan Erina. "Eliza, Eliza! Aku tidak akan rela jika aku harus berbagi denganmu! Tunggu saja rencanaku selanjutnya,"ucap Erina sambil tersenyum miring.

"Ma'af pak, acara ijab qabulnya akan dimulai. Apa sudah siap?"ucap penghulu.

"Hemz iya pak,"balas Zaqri.

"Tolong temani Mas diacara ijab qabul,"ucap Zaqri pada Eliza saat kepergian penghulu.

Kini Zaqri dan Eliza mulai berjalan menuju penghulu dan, sakit? Ikhlas? Semua bercampur aduk dalam benak Eliza. Hati perempuan mana yang tak sakit jika ia harus berbagi dengan perempuan lain.

"Pak Zaqri sudah siap?"ucap penghulu.

"I-i-iya pak,"ucap Zaqri sambil menengok kebelakang melihat istrinya menundukkan kepala.

Digenggamnya tangan wali pengganti Erina, dan Erina yang sudah duduk disamping Zaqri.

"Akhirnya dengan memiliki Zaqri kini tinggal selangkah lagi,"batin Erina.

"Maafkan Mas Eliza, mungkin ini adalah jalan terbaik bagi kita,"batin Zaqri.

"Berikan hamba kekuatan ya Allah, hamba ikhlas menerima semua ini,"batin Eliza menangis.

Kini Eliza mulai meneteskan air matanya yang sedari tadi ia tahan, Sayuti yang melihat putrinya menangispun kini ia hanya bisa menguatkan Eliza. "Yang kuat yah Nak, ibu percaya kamu pasti kuat,"ucap Sayuti.

"Saya nikahkan dan kawinkan Engkau dengan saudari Erina Islamiyah Putri binti Hasan Syahruldin dengan Mas kawin tersebut dibayar tunai,"

Hening tidak ada jawaban qabul dari Zaqri, Erina yang merasa muak dengan prilaku Zaqri pun harus menenggol lengan Zaqri, yang membuat Zaqri tersadar dari lamunannya.

"Sudah siap pak Zaqri?"tanya penghulu.

Sekilas Zaqri menengok pada Eliza, Eliza yang paham akan hal itupun langsung menganggukkan kepala dan tersenyum.

"I-i-iya pak,"balas Zaqri.

"Kalau gitu saya ulangin lagi,"ucap penghulu.

ELIZAQRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang