6

244 14 0
                                    

     Hati itu bukan mainan yang bisa dipermainkan kapanpun,ada rasa yang harus dihargai.
                 
                -Misel Berliana-

Sudah jam dua pagi,tapi Misel belum juga memejamkan matanya,dia masih memikirkan ucapan dan sikap Devon waktu di Restoran.
Dia harus menerima kehadiran Devon ?Tapi dia belum siap untuk patah hati lagi,meskipun dia tidak tau apakah Devon akan menyakitinya tapi Misel terlalu takut dengan kekecewaan,jika Misel tidak mencoba menerima Devon dihidupnya artinya Misel Cewe tidak punya hati yang tidak memikirkan perasaan orang lain padahal niat Devon tulus,dan mungkin benar benar suka,huhh misel jadi pusing sendiri.

Flasback on

  Setelah dipaksa Devon akhirnya Misel menerima ajakan Devon dan harus membatalkan janjinya dengan Nino dengan alasan banyak tugas.

Disinilah Misel di Restoran siap saji dengan nuansa klasik,mau tidak mau Misel  pergi bersama Devon itung itung makan gratis kan.
  Devon mengangkat tangannya ke arah pelayan.
"Mau pesen apa Mas,Mba ?"Sapa pelayan dengan ramah.
"Lo mau pesen apa ? Tanya Devon
"Samain"Jawab Misel,Devon mengangguk dan menoleh kepada pelayan.
"Steak dua,kentang goreng dua dan jus jeruk dua"Ujar Devon
"Oke,tunggu sebentar ya mas"ujar pelayan ramah dan meninggalkan sepasang remaja itu.
"Lo tunggu disini"Ujar Devon
"Mau kemana lo ?"Tanya Misel
"Toilet"Jawab Devon.
Saat Devon beranjak tiba tiba ada anak perempuan sekitar umur 5 tahun mendekatinya.
"Kak ini bunga buat kakak"Ujar anak itu menyodorkan bunga.
"Dari siapa sayang"Jawab Misel tersenyum dan mengelus kepala anak perempuan itu.
"Dali kakak anteng"Jawab anak kecil itu polos,dengan bahasa khas anak kecil dan mengerjap lucu.
Misel mengedarkan pandangannya ,tidak ada cowo yang seumuran dengan dia disini,masa iya bapak bapak itu sih,sangat tidak mungkin.Dan anak kecil tadi bilang Kakak artinya masih muda kan ?
"Kakak yang ngasih bunga mana sayang ?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Misel anak itu malah lari.
Misel menghela napas,siapa sebenarnya yang memberi dia bunga.
Devon juga belum kembali sejak pergi tadi,sialnya Hp Misel juga Lowbet.Lengkap sudah.

"Kalo lo terima bunga itu,lo sudah nerima kehadiran gue dihidup lo"Tiba tiba suara laki laki menghiasi telinganya,Misel mengenal suara itu,Suara Devon.
"Misel menengok kebelakang dan mendapati Devon dengan tangan menenteng paper bag.
"Jadi ini dari lo?"Tanya Misel sambil melihat ke arah bunga Mawar itu yang ada ditangannya.
"Iya,gue tau lo belum nerima gue dihidup lo atau bahkan lo benci sama gue,tapi gue bakal berjuang buat lo"Ujar Devon tulus.
"Sorry sebelumnya,dengan gue mau nerima ajakan lo malam ini bukan berarti gue udah nerima lo"jawab Misel.
"Tapi.."sebelum Devon menjawab pelayan Restoran datang membawa makanan yang mereka pesan.
"Maaf mas,mba ini makanannya,selamat menikmati"Ujar pelayanan itu ramah.
"Terimakasih"Jawab Misel tersenyum tipis.
"Cepetan duduk,dan setelah makan gue mau langsung pulang"Ujar Misel
Pasalnya daritadi Devon masih setia berdiri dibelakang Misel.
"Gue anter"
"Gak usah"
"Gue yang ngajak lo berarti gue juga harus anter lo pulang"
"Serah"

Motor sport warna Hitam itu sudah sampai didepan gerbang rumah Misel.
"Nih helmnya"Ujar Misel memberikan Helm,Devon menerimanya.
"Makasih"Ujar Misel lagi.
"Sama-sama,nih buat lo"Ujar Devon sambil memberikan Paper bag.
"Terima ya,lupain omongan gue tadi,kalaupun lo belum nerima gue,gue bakal tetep berusaha buat lo"Ujar Devon sambil tersenyum tulus.
"Gue pulang dulu,lo masuk langsung tidur ya"ujar Devon lagi.
"Iya,hati hati"Jawab Misel sembari menerima paper bag dari Devon.
Devon tersenyum tulus dan langsung meninggalkan Misel yang masih setia berdiri dengan perasaan tak menentu.

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang