Yakinlah pada dirimu kalau apa yang sudah kamu putuskan,adalah yang terbaik.
-Nino Fernandes-Misel mengedarkan pandangannya ke dalam kelas,tapi tidak mendapati Devon.Kamana Devon ?
Misel menghela napas lelah,dia merasa bersalah.Seharusnya tadi dia tidak mengatakan sesuatu yang bisa menyakiti hati Devon.Misel bingung dengan perasaannya.Dia ingin mencoba membuka hati untuk Devon tapi logikanya mengatakan jangan.
"Lo tau Devon gak?"Tanya Misel ke siswi berkacamata .
Siswi berkacamata dengan rambut kepang dua itu bingung,seorang Misel mengajaknya bicara? tapi dia tetap menjawab pertanyaan Misel.
"Gak sel"Jawab siswi yang diketahui bernama Najwa itu sembari tersenyum.
Misel keluar dari kelas,dia ingin menenangkan pikiran,toh bel masuk masih sepuluh menit lagi,jadi dia ingin ke taman belakang tempat biasa untuk menenangkan diri.Saat Misel mendekati bangku panjang yang ada di Taman,ada seseorang yang duduk membelakanginya.Tumben ada orang yang ke Taman belakang,biasanya hanya dia yang berani kesini.Karena ada pohon yang cukup rindang jadi murid disini jarang ada yang berani ke taman belakang.Katanya sih Serem.
"Devon"Gumam Misel
Devon tidak menyadari ada orang lain dibelakangnya.
"Gue minta maaf,soal tadi"Ucap Misel membuka suara.
Devon menengok kebelakang dan mendapati Misel yang sedang berdiri tidak jauh dari bangku yang didudukinya.
Devon beranjak dari duduknya dan menatap mata hitam Misel.
"Gue yang harusnya minta maaf sama lo,gue gak berhak larang lo deket sama siapapun,gue hanya orang baru yang tiba-tiba dateng dihidup lo dan memaksa lo jadi pacar gue...."Devon menjeda ucapannya,menarik nafas dan melanjutkan ucapannya.
"Jadi wajar kalo lo bicara gitu ke gue"Ujar Devon.
"Gue gak bermaksud buat nyakitin lo"Ucap Misel.
"Lo gak nyakitin gue,gue bakal berjuang sampe lo nerima gue dengan tulus"Ujar Devon lembut.
"Gue pergi dulu"Pamit Devon meninggalkan Misel.
"Gue bakal berusaha buka hati buat lo Von"Gumam Misel.
•••••••••Gue mau curhat sama lo No,lo sibuk gak ?
Misel
Setelah mengirim pesan ke Nino Misel keluar dari kamarnya untuk makan malam.
"Eh sayang,baru aja bunda mau manggil kamu"Ujar Bunda Sembari menyiapkan piring diatas Meja.
"Misel bantuin ya bun"Ujar Misel membawa mangkuk besar yang berisi sayur sop,kesukaan Misel.
Mila tersenyum melihat anaknya, sekarang tidak terlalu dingin seperti dulu.
"Nih bunda juga masak cumi kesukaan kamu"ucap bunda
Misel tersenyum tipis,bundanya sangat menyayangi dirinya,Misel semakin merasa bersalah sudah bersikap dingin kepada wanita yang telah merawatnya dari kecil sampai sekarang.Padahal tidak semua kejadian itu salah bundanya.Mulai saat ini Misel akan menjadi anak yang baik untuk bunda,wanita terhebatnya.Ting tong...
"Nino kesini sayang?"Tanya Bunda.
"Kayaknya sih bun,tadi Misel line Nino"Jawab Misel beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
"Selamat malam cantik"Sapa Nino
"Cepet masuk,gue lagi makan ganggu aja lo"Jawab Misel sok marah.
"Oke,gue juga mau ikut makan kalo gitu"jawab Nino melangkah masuk melewati Misel yang masih cengo melihat kelakuan Nino.
"Woy Nino ini rumah gue,kenapa lo yang masuk duluan"Ucap Misel mengejar Nino yang berjalan ke ruang makan.
"Eh tante"Sapa Nino saat melihat Mila, juga berada di ruang makan,Nino langsung mencium punggung tangan Mila
"Duduk No,ikut makan malam sama kita"Ujar Mila
"Gak usah tante"Jawab Nino tersenyum ramah.
"Halah,tadi aja lo bilang mau ikut makan,sekarang didepan bunda aja lo sok alim"Cibir Misel
"Eh apa apaan sih lo"Elak Nino dengan wajah malu.
Sedangkan Misel hanya terkikik melihat sahabatnya itu.
Mila yang melihat tingkah dua remaja itu hanya geleng geleng kepala.
"Gak papa Nino,kalo kamu nolak berarti kamu gak menghargai tante"Ujar Bunda Misel membujuk.
"Mmm iya tante"Jawab Nino sembari menarik kursi dan mulai mengambil makanan.••••••••••••••••••
Setelah selesai makan malam.Misel dan Nino sedang berada dibalkon kamar Misel.
"Mau curhat apa Sel"Tanya Nino
"Kalo gue coba buka hati buat Devon,menurut lo gimana?"Ujar Misel
Nino mentautkan alisnya.Benar yang ada dihadapannya ini Misel Berliana,sahabatnya?
"Gue sebagai sahabat hanya bisa dukung keputusan yang lo ambil"Ujar Nino,dalam ucapannya tersirat rasa khawatir.
"Tapi gue takut dikecewain kaya dulu No"Ujar Misel menghela napas kasar.
"Tapi kalo gue gak nyoba buka hati buat Devon gue jadi ngrasa bersalah,karna Devon udah coba berjuang buat gue"Ujar Misel lagi dengan mata terpejam menahan rasa sesak dihatinya.
"Maaf ya sel akhir-akhir ini gue sibuk sama urusan osis jadi jarang ada waktu buat lo"Ujar Nino merasa bersalah.
"Kalo menurut gue,lo ikutin kata hati untuk masalah ini.Gue yakin kalo lo ngikutin logika lo seperti yang biasa lo lakukan pasti jawabannya Jangan".Ucap Nino sembari mengelus kepala Misel.
"Gue bakal coba No"Ujar Misel
"Gue selalu dukung lo selagi itu yang terbaik buat lo"Ujar Nino.
Misel langsung memeluk Nino betapa beruntungnya Misel mempunyai sahabat seperti Nino,selalu mengerti dirinya,Misel sangat menyayangi sahabat terbaiknya itu.
Nino membalas pelukan Misel,meskipun dia tidak bisa membohongi hatinya yang sedang khawatir dengan keputusan Misel.
Devon cowo brengsek itu telah membuat Miselnya uring uringan memikirkan masalah perasaannya,memangnya apa sih yang sudah dilakukan Devon sampai Misel seperti ini.
Nino harus menanyakan ini ke Devon.
"Ya udah gue pulang ya udah malem dan lo harus tidur walaupun besok hari minggu lo gak boleh begadang"Ujar Nino.
"Lo bawel banget sih"Jawab Misel terkekeh.
"Gue khawatir sama kesehatan lo"Ujar Nino
"Iya iya"Jawab Misel.
"Gue mau pamit ke tante Mila dulu"Ujar Nino.
"Gue anter kedepan seperti apa yang lo mau"Ujar Misel meledek.
"Ga usah lo tidur aja"Jawab Nino membelai rambut panjang Misel dan melangkah meninggalkan Misel yang masih berada dibalkon.
"Gue bakal nyoba Von,gue harap lo gak bakal nyakitin gue"ujar Misel bermonolog.
Semoga suka ya sama part ini..
See you 😊💜
Jangan lupa kasih vote dan komen 😊
CahyaHildaLaela
@CahyaHilda