12

152 10 0
                                    


            Gue selalu ada disamping.          lo,apapun yang terjadi.

                  -Devon Alano-

"Mau minum apa?"Tanya Devon saat sudah duduk disamping Misel.
  Acara ulang tahun perusahaan papah Devon sudah dimulai.
Banyak tamu yang hadir mulai dari pengusaha,pejabat,donatur,guru SMA GARUDA dan anak anak mereka juga ikut menghadiri pesta.
"Disini gak ada susu coklat"Ujar Devon lagi.
"Jus jeruk aja"Jawab Misel,Devon mengangguk dan mengambil jus jeruk untuk Misel.

   "Oke,acara selanjutnya yaitu perkenalan calon penerus perusahaan Alano"Ujar  pembawa acara.
Devon yang sedang memandangi wajah Misel terpaksa harus menoleh ke arah panggung,disana ada papahnya yang sudah menunggunya.
Mau tidak mau Devon harus beranjak untuk memperkenalkan dirinya kepada para tamu.
"Sel,aku ke atas dulu ya.Kamu disini aja.Sebentar kok"Ujar Devon lembut membelai rambut panjang Misel.
  Misel yang mendengar itu hanya bisa memarahi jantungnya ya sudah gak karuan itu.Apa tadi kata Devon ? AKU,KAMU? huh manis sekali,sampai perut Misel mual.
"Hm"Jawab Misel.
Wajah Misel saat ini sudah seperti kepiting rebus.Ah,Misel malu sekali.
Misel menghela napas lega saat  Devon sudah melangkah menuju panggung.
"Jantung gue gak sehat kayaknya"Gumam Misel.
  "Hi cantik"Sapa cowo dengan setelan  jas berwarna coklat tua.
Misel mendongkak untuk melihat orang yang menyapanya.
"Nino"Ujar Misel antusias.
"Lo kesini sama Devon?"Tanya Nino.
"Iya,Lo ko bisa ada disini?"Tanya Misel.
"Gue gak pernah cerita ya,bokap gue donatur di SMA Garuda,Ayah gak bisa hadir jadi gue yang gantiin"Jawab Nino.
Misel hanya mengangguk dan ber oh ria saja.
"Lo hari ini beda banget,lebih cantik"Ujar Nino menggoda.
"Ck,apaan sih lo"Ujar Misel.
"Nanti acara ulang tahun sekolah,mau nampilin apa sel?"Tanya Nino.
"Mmm kayaknya gak"Jawab Misel.
"Lho kenapa?,lo kan bisa nyanyi,main gitar juga bisa"
"Males"
"Ayolah sel,demi gue"Ujar Nino.
Misel menautkan alisnya bingung.
"Nanti kalo lo tampil pasti banyak yang suka"Ujar Nino.
"Gue pikirin nanti"Jawab Misel.
"Sip,baru sahabat gue"Jawab Nino mengacak rambut Misel gemas.
"Mau gue anter pulang?"Tanya Nino.
"Gak usah"
"Yang punya pacar mah beda"Ujar Nino menggoda.
"Gak jelas lo"Ujar Misel.
"Ya udah gue pamit pulang duluan ya,ada urusan mendadak"Ujar Nino
mengelus kepala Misel.
"Oh ya,Ibu juga nanyain lo,kenapa jarang maen kerumah"Ujar Nino lagi.
"Oh ya,gue juga kangen sama tante Risa"Ujar Misel.
"Hari sabtu lo kerumah gue gimana?"Tanya Nino.
Misel mengangguk dan mengangkat jempolnya tanda dia setuju.
"Ya udah gue pulang ya"
"Oke hati hati"Ujar Misel tersenyum.
"Langsung pulang,kalo Devon macem macem langsung telfon gue"Ujar Nino terkekeh,padahal dia sangat serius dengan ucapannya itu.
"Oke bos"Ujar Misel.
                          •••••••••
Misel sudah merasa bosan,Devon masih bicara dengan ayahnya.Tidak mungkin kan Misel mengganggu.
Misel mengedarkan pandangannya,lalu matanya terpaku pada sosok Pria paruh baya yang mengenakan pakaian Formal itu.
Dadanya sesak,matanya memanas,tubuhnya lemas sekali.Misel sangat rindu pada pria itu,ayahnya.
Tapi sebentar,ayahnya bersama gadis seumur dengan Misel ?
  Siapa anak perempuan itu ?
Terlihat dekat dan manja sekali.Misel merindukan masa masa itu bersama ayahnya.Tapi kenapa yang ada di sisi ayahnya bukan Misel ?.
Misel menangis dalam diam,dia tidak terisak tapi air matanya terus mengalir.
Ingin sekali Misel memeluk pria terhebatnya itu.

"Misel yuk kita pulang"Ajak Devon duduk dihadapan Misel.
  Misel tidak merespon,dia diam dan menunduk.
"Misel kamu kenapa hm?"Tanya Devon lembut.
Devon menyadari kalo kekasihnya itu sedang menangis.Punggungnya bergetar.
Devon langsung beranjak dan merengkuh tubuh Misel didekapannya.
Devon bingung apa yang terjadi dengan Miselnya.
Apa dia terlalu lama meninggalkannya tadi ? Tapi itu tidak mungkin.Lalu kenapa ?
Devon membiarkan Misel menangis sepuasnya dia tidak perduli tatapan para tamu kepadanya.
"Kita pulang yuk"Ajak Devon lembut.
Misel mengangguk dan melepaskan pelukannya.

                               •••••••

"Kamu kenapa Bee?"Tanya Devon lembut sembari duduk dikursi kemudi.
"Gue...gue gak papa"Jawab Misel.
Devon mengangguk dia tidak ingin bertanya lebih banyak saat ini,dia tidak ingin Miselnya merasa sedih lagi.
"Kalo ada apa apa bilang aku ya"Ujar Devon.
Misel hanya mengangguk dan menyenderkan kepalanya dikaca mobil.

     
Jangan lupa kasih vote dan komen  😊
 

CahyaHildaLaela
   @CahyaHilda

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang