Gue harap waktu akan berhenti saat lo ada disamping gue.
-Devon Alano-
Hari minggu yang biasanya untuk
bermalas malasan,membaca novel,menonton film sudah tidak ada lagi bagi Misel.Semuanya berubah karena kehadiran Devon.Hari Minggu adalah hari Quality time untuk mereka berdua.Kurang lebih seperti itu.Tadi malam juga Devon tidak jadi kerumahnya.Seperti biasa,ada urusan mendadak yang Misel tidak pernah tahu urusan apa sebenarnya.Aku udah didepan gerbang rumah kamu,gerbangnya digembok gak ada pak satpam juga
Ya udah aku turun
"Selamat pagi sayangnya aku"Sapa Devon tersenyum manis.
"Pagi"Jawab Misel singkat.
Devon mengacak rambut Misel gemas.
Miselnya yang dingin,cuek dan datar ini punya kesan tersendiri dihidupnya.
"Tante mana ?"Tanya Devon.
"Bunda udah ke butik"Jawab Misel.
Devon mengangguk mengerti.
"Kamu udah sarapan?"Tanya Devon.
"Belum"
"Kebiasaan"
"Ya udah yuk"Ajak Devon menggandeng tangan Misel.
"Mau kamana?"
"Kita keluar beli makan"
Misel hanya mengangguk dan masuk kedalam mobil.••••••
"Aku mau makan bubur ayam yang deket prapatan itu"Ujar Misel menunjuk pedagang kaki lima.
"Gk boleh,nanti perut kamu sakit"Ujar Devon
"Apaan sih kamu,lebay deh.Lagian aku sering makan disana ko"Ujar Misel dengan memanyunkan bibirnya.
Devon menghela napas pasrah dan memarkirkan mobilnya didekat pedagang bubur itu.
Misel tersenyum lebar,akhirnya Devon menuruti kemauannya.
"Mang,buburnya dua ya"Ujar Misel semangat.
"Siap neng Misel"Ujar pedagang tersebut.
Devon yang melihat interaksi antara Misel dan penjual itu hanya tersenyum tipis.
Ternyata Misel tidak sedingin yang ia pikirkan,Misel mempunyai senyum yang manis dan juga Misel sangat ramah jika berbicara dengan orang yang lebih tua.
"Yuk kita duduk disana"Ajak Misel sembari menunjuk bangku panjang yang ada di bawah pohon.
Devon mengangguk dan menggndeng tangan Misel.
Sedangkan Misel memarahi jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi.
"Ini neng buburnya"Ujar Mang dadang-penjual bubur ayam.
"Makasih ya mang"Ujar Misel tersenyum dam menerima mangkuk bubur.
"Iya neng"Ujar Mang dadang dan melangkah pergi.
Misel melahap buburnya dengan tidak sabaran.Seperti tidak makan satu tahun saja.Dasar Misel.
Devon yang dari tadi memperhatikan Misel tersenyum tipis.
"Kwenapa gak dimakan?"Tanya Misel dengan mulut penuh bubur.
Devon berdecak kesal.
"Jangan sering bicara kalo lagi makan"Ujar Devon memperingati.
Misel menaruh mangkuk buburnya yang sudah tidak ada isinya.Cepat sekali kan makannya.
"Kamu gak suka makan disini ?"Tanya Misel sembari membuka botol air mineral.
"Suka,tapi lihat kamu makan aja udah bikin aku kenyang"Ujar Devon tersenyum manis.
"Gombalan receh"Ujar Misel ketus,padahal dia sedang menahan jantungnya agar tidak meledak dihadapan Devon.
"Kamu cantik"Ujar Devon menggoda.
Devon senang melihat Misel yang salah tingkah seperti sekarang.Menggemaskan.
Blushh,wajah Misel sudah seperti kepiting rebus.
Misel memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ciee bulshing"Ujar Devon terkekeh.
"Makan gak ! Kalo gak dimakan gue marah"Ujar Misel mengalihkan pembicaraan.
Devon terkekeh dan langsung memakan buburnya yang sudah hampir dingin itu.Haii,jangan lupa kasih vote dan komen ya..
See you 😊😊😍😍😘