35

113 2 0
                                    

Setelah dua minggu tidak masuk sekolah akhirnya Misel bisa menginjakkan kakinya lagi di Sekolah Garuda.
Keadaannya sudah lebih baik sekarang tapi makhluk rempong berparas tampan ini selalu mengikutinya,kecuali pas ke kamar mandi dan tidur.Ya,siapa lagi kalau bukan Nino.

"Kelas lo disana Nino,ga usah lebay pake nganterin gue ke kelas deh"Kata Misel melirik Nino yang berjalan disampingnya.

"Husssttt diem"

Misel cemberut dan membiarkan Nino melakukan apa saja sesukanya.

Tatapan Misel terpaku pada koridor kelas sepuluh IPA,tersenyum pedih.

Devon bahagia rupanya tanpa Misel,sedekat itu sekarang dengan Clara atau sebenarnya Misel lah orang ketiganya ?

Nino yang menyadari itu langsung merangkul Misel dan mengajaknya agar berjalan lebih cepat.

***

Kelas sebelas Ips 4
Semua teman kelas Misel sangat bersyukur atas kembalinya Misel dalam keadaan sehat,mereka menyambut dengan hangat.Well,walaupun Misel dingin dan tidak terlalu akrab dengan teman kelasnya bukan berarti Misel jahat atau teman kelas Misel akan membenci Misel karna sikapnya itu.Teman-temannya cukup mengerti keadaan Misel.

Misel hanya tersenyum canggung dan sesekali mengucapkan terimakasih.

"Hng....Sel gimana kabarnya ?" Tanya seseorang dengan canggung.

Misel jengah,ingin sekali meninju muka orang yang sedang mengajaknya bicara.

"Seperti yang lo lihat"Jawabnya lugas.

Devon menggaruk belakang kepalanya canggung,entah kenapa rasanya sangat aneh.

Teman-teman kelasnya memilih ke luar kelas terlebih dahulu karena ini jam olahraga,sedangkan Misel,dia masih belum bisa terlalu banyak aktivitas.

"Gue....gue minta maaf"

Misel masih diam dengan wajah nyaris tanpa emosi.

"Kayaknya kita emang gak cocok Sel,sorry ya hubungan kita mending berakhir aja" Kata Devon sambil membuang pandangan.

Misel mati-matian menahan rasa sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya.

Misel berdehem untuk melegakan tenggorokannya yang tiba-tiba sakit."Ya" Jawab Misel singkat dan berlalu pergi dari hadapan Devon.

Entah apa yang dirasakan Misel saat ini,seolah kecewa,marah,kesal,dan rindu bercampur menjadi satu menjadi perasaan tak bisa didefinisikan.Dia berlari ke arah taman belakang,dia ingin menangis sejadinya.
Misel tahu dengan menangis tak akan menyelesaikan apa apa tapi setidaknya dia bisa meluapkan segala emosinya.

***

Devon menatap punggung Misel yang semakin menjauh,menghela napas lelah.

"Sorry my Sweety"Ujarnya lirih.

Devon menoleh saat ada seseorang memanggilnya.

"Dev,kok kamu masih di kelas sih ?"

"Bentar lagi juga ke lapangan,dan kamu kenapa ga masuk kelas?"

"Gurunya lagi ada urusan,jadi cuman dikasih tugas tadi aku ke lapangan eh kamunya ga ada."

"........"

"Kamu udah putusin Misel kan ?"

"Hm"

"Sekarang kamu hanya jadi milik aku"

Devon berlalu begitu saja dari hadapan Clara.

****

"Jadi Devon mutusin lo?" Tanya Nino duduk disamping Misel.

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang