30

135 6 2
                                    

Happy reading  😊

"Mau aku jelasin ?"Tanya Devon.
Misel mengangguk saja,toh dia juga berhak mengetahui masalah pacarnya,eh pacar ? Misel sudah mengakui Devon ternyata.
Devon berdehem dan menyesap susu kemasan yang ada dimeja.
Misel mendengus sebal,sedangkan Devon malah nyengir kuda.
"Nanti aku ganti lebih banyak" Devon terkekeh.
"Lanjut ?" Tanya Devon menatap Misel.
"Hm"

Flashback On
Devon membaca pesan yang masuk dari ibu mantan sahabat kecilnya.Keningnya mengerut samar pertanda kalo dia bingung.
Tapi dia tetap akan menemui tante Dara.
Setelah berpamitan dengan Misel.Devon segera menemui wanita paruh baya itu di dekat taman belakang sekolah.
"Ada apa tante ? Kenapa tante repot repot datang ke sekolah."Ucap Devon
"Gak papa,tante mau ngomong penting sama kamu"Jawab Dara dengan raut muka serius.
"Mau ngomong apa tan?"Tanya Devon.
"Tante boleh minta tolong ?"Tanya Dara momohon.
"Tapi kamu harus berjanji dulu ke tante"Ucapnya lagi.
Devon mendengus dalam hati,buat apa bertanya lebih dahulu jika akhirnya memaksa seperti ini.
Tapi akhirnya Devon mengangguk.
"Janji"Ucap Devon
Dara tersenyum dan langsung menggemgam tangan Devon.
"Tante minta tolong sama kamu untuk selalu jagain Clara,dia sakit leukimia,Tante mohon kamu jangan jaga jarak dengan Clara seperti ini,tante tahu Clara sudah manyakiti hati kamu waktu di Singapure tapi tante sangat berharap sama kamu tante gak tahu lagi harus minta tolong sama siapa selain sama kamu."Ucap Dara dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.
Devon tercenung,sahabat kecilnya sakit seperti ini.Devon memang kecewa dengan Clara tapi dihati kecilnya dia sangat merindukan sahabat kecilnya,tapi dia mencoba untuk menepis semua perasaan itu.Ada Misel yang sekarang menjabat sebagai kekasihnya,si gadis rapuh yang sedang berpura pura kuat.Devon harus menjaga perasaan Misel saat ini.Dia tidak ingin ada dinding kokoh lagi yang menutupi hati Misel.
"Tapi Devon gak bisa tante"Jawab Devon dengan suara lemah tapi tersimpan amarah dan rasa khawatir yang menjadi satu.
"Tante mohon Devon"Balas Dara memohon.
Devon bingung saat ini di sisi lain dia tidak ingin menomor duakan Misel demi Clara tapi dia juga tidak tega melihat tante Dara memohon seperti ini.
Devon menghembuskan nafas lelah.
"Iya tante,sebisa mungkin Devon bakalan jaga Clara"Final Devon akhirnya.
"Beneran nak?"Tanya Dara tersenyum sendu
"Iya tante"Jawab Devon mengangguk.
"Mulai senin Clara bakal sekolah disini"Ujar Dara dengan senyum merekah.
"Iya Tan"
"Devon ke kelas dulu ya bentar lagi bel"Ujar Devon pamit.
"Iya nak"Balas Dara mengelus kepala Devon.
Devon melangkah dengan tergesa,menghirup udara dengan rakus,dia bingung saat ini.
"Sorry sel gue harus ngelakuin ini"Ujar Devon lirih.

Misel mengerjapkan matanya pelan,dia menguap ngantuk.Padahal Devon sedang menjelaskan semuanya tapi dengan kurang ajarnya Misel malah menguap seenak jidat.
"Sekarang kamu udah tahu yang sebenernya kan ? Jadi jangan marah lagi ya,aku cuman sayangnya sama kamu"Mengelus kepala Misel.
"Bodo lah,gue mau tidur"Menekuk tangannya diatas Meja dan menenggelamkan wajahnya.
Devon terkekeh dan terus mengelus puncak kepala Misel "Bentar lagi bel loh sayang"
Misel tidak menyahut dan itu membuat Devon lagi lagi tersenyum.Menurutnya Misel itu sangat unik.
"Tapi setidaknya aku udah jelasin ke kamu,aku bakal berusaha buat kamu gak kecewa lagi selama sama aku"Ujarnya pelan.

Misel yang mendengar itu memarahi jantungnya yang berdegup gila,sebenarnya Misel tidak benar benar  tidur dia hanya merasa bersalah sudah menilai Devon yang tidak tidak.Misel terlalu takut untuk menatap mata Devon.Devon tulus dan jujur atas perasaannya.Misel tahu itu.
Tapi ntahlah seperti banyak iblis dikepalanya yang selalu membuat pemikiran pemikiran negatif.

*****
"Udah sana pulang"Usir Misel mendorong bahu Devon.
"Gak mau aku mau disini terus sama kamu baby"
"Devon !"
Devon tertawa terbahak bahak,wajah malu Misel sangat menggemaskan.
"Kamu ngusir aku bee"memasang wajah sok sedih
"Apaan sih lo lebay banget"
Devon lagi lagi tertawa.Sepertinya dia punya hobi baru,menggoda Misel sampai salah tingkah seperti ini.
"Ya udah aku pulang ya kamu jangan tidur malam malam besok kita harus tampilkan yang terbaik di acara ultah sekolah"
"Hm"
Misel meringis kesakitan dan langsung melemparkan bantal sofa ke arah punggung Devon yang berlari ke arah pintu.
"Dasar Devon gila sakit tau"Teriak Misel dan mengelus kedua pipinya yang dicubit.
  Devon terkekeh geli dan langsung masuk kedalam mobilnya melesat pergi dari pekarangan rumah Misel.
"Kenapa marah marah sama Devon sih nak"Tanya Mila menghampiri anak gadisnya yang sedang menggerutu tidak jelas.
"Devon nyebelin bun"
Mila tersenyum simpul dan mengecup pelipis Misel lama.
"Devon sepertinya memang bener bener tulus sama kamu,dia tipe orang yang bakal ngelakuin apapun buat kamu"
"Tapi Misel gak mau terlalu percaya sama cowo bun"
Mila sangat mengerti traumatik Misel,Misel selalu beranggapan kalo semua laki laki itu sama kecuali Nino,sahabatnya.
Misel dulu menganggap ayahnya sebagai laki laki yang sangat mencintai keluarga,dia pahlawan untuk Misel tapi semua kepercayaan Misel langsung menguap entah kemana semenjak ayahnya berkhianat.Misel sangat membenci pengkhianatan.Sampah !
"Bunda"
Mila tersentak dan menatap Misel sendu.Misel mengerti bundanya pasti sedang mengingat ayah dan selalu merasa bersalah.Padahal kejadian itu bukan salah Mila sepenuhnya
"Misel gak papa bunda,ayah mungkin emang bukan orang yang baik tapi Misel berusaha buat gak benci sama ayah walaupun rasanya susah"
Mila mendekap tubuh mungil Misel,berniat untuk menyalurkan kekuatan untuk anak gadisnya yang sudah mulai dewasa.
"Misel sayang bunda,Misel gak akan ninggalin bunda"
Mila yang mendengar itu hatinya menghangat.
"Nanti kalo kamu nikah, kamu pasti ikut suami kamu sayang"
"Gak bunda,Misel bakalan jaga bunda terus"
Mila tidak bisa menahan air matanya lagi,dia sangat bersyukur memiliki Misel.Penghibur disetiap luka yang ditoreh oleh mantan suami pada masalalu.
"Tidur gih,besok bakalan tampil di acara ultah sekolah kan ? Bunda udah nyiapin dress buat anak gadis bunda yang cantik ini"
Mila memang sudah menyiapkan pakaian yang akan digunakan anak gadisnya diacara ultah sekolah.
Peraturannya memang setiap siswi harus mengenakan dress sedangkan siswa memakai setelan formal.
Misel memeluk bundanya.
"Makasih bunda"
Mila mengecup puncak kepala Misel,dia akan selalu berusaha membuat anak semata wayangnya selalu bahagia seperti ini.

Hello apa kabar ? Jangan lupa kasih vote dan komen  😍😍😊😊

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang