28

119 4 0
                                    


Semakin gue berusaha buat ngilangin perasaan ini,semakin jatuh pula dalam jurang pesona lo.
                              -Nino Fernandes-

Mata Misel mengerjap lucu saat di hadapannya ada bazar makanan yang cukup banyak.Dengan berbagai macam makanan yang di sajikan seunik dan semenarik mungkin.
"Lo suka makan jadi gue ajak kesini"Ujar Nino terkekeh geli.
Misel mengedarkan pandangannya takjub.Lampu warna warni yang cukup unik menambah kesan indah di tempat ini.
"Mau makan apa ?"Tanya Nino mengajak Misel duduk di kursi yang di sediakan di setiap penjual.
"Gue mau sosis bakar"Ujar Misel antusias
"Oke tunggu disini ya,gue pesenin"Ujar Nino meninggalkan Misel.
"Nih"Ucap Nino menyodorkan sosis bakar yang lumayan besar.
"Makasih"balas Misel dan langsung melahapnya.
"Pelan-pelan Misel"Ujar Nino mengusap sudut bibir Misel yang terkena kecap.
Misel hanya nyengir kuda dan melanjutkan makannya.
"Gue sayang sama lo Sel"Ujar Nino mengelus kepala Misel.
Misel mengangguk.
"Gue tau"Ujar Misel menoleh ke Nino.
Nino tersentak,jantungnya berdetak lebih cepat.
"Gue juga sayang sama lo,lo kan sahabat terbaik gue"Ujar Misel nyengir.
Rasanya Nino ingin pulang saja.Lagi lagi Misel menganggapnya hanya sebatas SAHABAT ! Nino pikir Misel sudah peka kalau rasa sayang yang dimiliki Nino adalah rasa Cinta.
Tapi Nino juga tidak ingin egois.Bagaimanapun Misel mencintai Devon saat ini.
"Nih minum"Ujar Nino memberikan air mineral kemasan.
Misel menerimanya dan langsung menenggaknya hingga sisa setengah.
"No,lo kenapa sampe sekarang jomblo terus sih?"Tanya Misel terkekeh.
"Gue mau fokus sekolah dulu "Balas Nino tersenyum miris.
"Pasti alasan lo itu."Ujar Misel menatap netra biru Nino.
"Jangan jangan"Ujar Misel menatap Nino curiga.
"Apa?"Tanya Nino mengangkat alisnya.
"Lo gay !"Ujar Misel ngaco.
"Enak aja,gue normal"Ujar Nino kesal.
Misel tertawa sampai sudut matanya berair.Receh memang !
Nino tertegun,Miselnya tertawa selepas ini.Tanpa beban.
Jika dengan meledek Nino bisa membuat Misel bahagia seperti ini,Nino rela di tindas setiap hari oleh Misel.
Cinta memang sebuta itu !
"Lo cantik"Ujar Nino menggoda.
"Baru tau lo"Ujar Misel tertawa lagi.
"Mau beli apa lagi?"Tanya Nino menatap Misel.
"Kenyang"Jawab Misel memegangi perutnya.
Nino tersenyum dan mengangguk.
"Mau pulang aja?"Tanya Nino.
"Lo kan belum makan ?"Tanya Misel heran.
Pasalnya Nino dari tadi hanya menatap Misel makan sosis.
"Gue gak laper"Ujar Nino tersenyum.
"Aneh lo,lo yang ngajak nyari makan malah lo yang gak laper"Ujar Misel ketus sembari membenarkan jaket bombernya.
Devon terkekeh,dia mengerdarkan pandangannya dan melihat Devon dengan Clara sedang duduk di kursi dekat penjual kebab.
"Sel kita pulang sekarang,udah malam"Ujar Nino menggemgam tangan Misel.
Misel hanya mengangguk dan mengikuti langkah Nino sampai tersandung sandung.
"Lo kenapa sih No?"Tanya Misel saat sampai di parkiran
Misel bingung,Nino berubah menjadi diam dan mengerikan seperti ini.
"Lo marah lagi sama gue?"Tanya Misel lirih.
Nino langsung menatap netra hitam Misel dan tersenyum.
"Gak lah,masa gue marah sama cewe semanis lo"Ujar Nino mengelus kepala Misel.
"Bacot lo"Ujar Misel tertawa.
"Andai gue sadar dari dulu.Kalo gue cinta banget sama lo sel"Ujar Nino dalam hati.
Nino langsung menggeleng dan mendapat tatapan heran dari Misel.
Nino langsung memasangkan helm ke kepala Misel.
"Yuk naik"Ujar Nino.
Misel mengangguk dan naik ke motor besar Nino.

Jangan lupa kasih vote dan komen
See you  😍😍😘

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang