Ayah,topeng senyumku hampir rusak.Apa ayah akan kembali memelukku lalu melepaskan topeng ini dan membuatku tersenyum tanpa kepalsuan ?
-Misel Berliana-
"Kenapa disaat gue udah berusaha buat lupa sama masalah itu,ayah dateng lagi dihidup gue"Ujar Misel bermonolog.
Misel memejamkan matanya,menahan sesak dihati.Luka yang hampir sembuh seakan dirobek secara paksa dan kembali menganga.Sakit sekali.
"Ayah ternyata ada di Indonesia,tapi kenapa gak nemuin Misel,Misel butuh ayah"Ujar Misel terisak.
Tokkk tokkk...
"Sayang kamu kenapa?"Tanya Mila dari luar kamar Misel.
"Misel gak papa bun"Ujar Misel
Mila menghela napas lelah,dia tau Misel sedang tidak baik baik saja.Pasalnya semenjak pulang tadi Misel langsung mengurung diri dikamar.
"Cerita sama bunda nak"Ujar Mila lagi.
"Misel pengen sendiri bunda"jawab Misel lagi.
Saat ini Misel hanya ingin sendiri,menangis dalam heningnya malam,menahan rasa rindu yang kapanpum bisa meledak.Misel sangat merindukan ayahnya.
Tapi kenapa ayahnya seakan melupakan Misel ?•••••••••
Misel menuruni anak tangga dengan malas.
"Sayang sarapan dulu yuk"Ajak Bunda sembari mengoleskan selai coklat.
"Hm"Jawab Misel dan duduk dihadapan bunda.
"Ada masalah nak?"Tanya Mila.
"Gk ada,Misel berangkat dulu"Pamit Misel sembari beranjak dari kursinya.
"Habiskan dulu nak"
Tingg nong...ting nong...
"Devon udah kesini bun,Misel berangkat dulu ya"Ujar Misel,suaranya melembut.
Misel tidak ingin bundanya kembali menjadi pelampiasan amarahnya.
Misel ingin selalu menjaga bunda,wanita terhebatnya.
Misel mencium punggung tangan Mila dan melangkah ke arah pintu.
"Maafin bunda sayang,kalau saja ayah kamu ada disini mungkin kamu gak harus pura pura tersenyum seperti ini"Ujar Bunda Lirih"Selamat pagi pacar"Ujar Devon tersenyum manis.
Misel memutar bola mata malas.
"Lebay lo"Ujar Misel ketus.
"Duh udah jadi pacar ko masih ketus aja sih"Ujar Devon menggoda.
"Cepetan Devon,lo kebanyakan ngomong ishh"Ucap Misel melangkah melewati Devon.
"Gue belum pamit sama tante Mila"Ujar Devon dengan wajah cengo.
"Ck udah gue bilangin,cepet keburu telat"Ujar Misel membuka pintu mobil.
Devon hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan Misel.
Tidak ada anggung anggunnya,malah kaya tukang palak,eh ?•••••••••
Couple goals lewat cuyDevon ngga pantes sama dia,pantesan juga sama gue.
Devon makin ganteng aja
Misel yang mendengar itu hanya menatap datar tanpa merespon.
Toh Misel tidak perduli orang lain menilainya seperti apa.
Beda lagi dengan Devon cowo itu malah merangkul bahu Misel membuat kaum hawa berteriak histeris.Alay memang.
"Ck,apaan sih lo"Ujar Misel sembari berusaha melepaskan rangkulan Devon.
"Hsssttt diem"Ujar Devon makin mengeratkan rangkulannya.
Misel berdecak sebal dan menghela napas kasar.
Nino yang baru kembali dari ruang osis menatap datar ke arah Misel dan Devon.
"Pagi Nino"Sapa Misel saat berpapasan dengn Nino.
Tanpa diduga,Nino hanya melewatinya tanpa membalas sapaan Misel.
Misel mengerutkan dahinya bingung.Ada apa dengan Nino ?
Sedangkan Devon hanya acuh.
Haii apa kabarrrr ??? Gimana part ini ? Nino kenapa ya? Lalu ayah Misel juga sebenarnya kenapa ?
Tunggu part selanjutnya yaa..Jangan lupa kasih vote dan komen.
See you 😊😊😊😊