37

122 3 1
                                    

Hai apa kabar ?

Sorry up.nya gak nentu hehe.Akhir-akhir ini moodnya lagi gak baik.

Gimana ceritanya ? Seru ga ? Hehe.Mohon di koreksi kalau ada typo.

Ada cerita baru  yang sudah di Up.Cek bioKu ya 😉.

Oke oke.Jangan lupa kasih Vote.

Selamat membaca 😉

  Sudah dua minggu setelah Misel bertemu dengan ayahnya,hubungannya semakin membaik begitu pula hubungan ayah dan bundanya.Mereka berjanji akan menjadi orang tua yang baik untuk Misel walaupun sudah tidak bersama lagi.Misel bisa menerima itu,toh itu sudah cukup untuknya.

  Kabar jadian Devon dan Clara sudah menyebar seantero sekolah.Misel tidak perduli,meskipun dalam hatinya mengerang sakit,perih,hampa,pelik dan kosong.

    Misel memakai cardigannya,dia ingin ke minimarket dekat komplek untuk membeli cemilan.
Saat membuka gerbang,Misel mendengar suara deru motor yang berhenti didepan rumahnya.

"Mau kemana ?" Tanya cowo sembari membenarkan rambutnya.

"Minimarket"Jawab Misel seadanya.

  "Aku anter ya"

Misel menggeleng.
 
    Nino menghela napas.Misel sudah bersikap dingin seperti ini semenjak Nino mengungkapkan perasaan yang ia punya untuk Misel.
 
   "Sel kalaupun lo ga bisa nerima gue,jangan bersikap dingin gini.Kita masih bisa sahabatan sel"Ujar Nino lirih.Ia sudah kehabisan cara.

"Gue ga mau terus-terusan nyakitin lo,gue ga bisa bales perasaan yang lo punya buat gue,jadi dengan mohon mending kita gak sedekat dulu.Lo berhak bahagia dengan cewe lain.Yang cinta dan nerima lo"Ujar Misel lugas tanpa gentar.

Hati Nino terluka,sangat.Tapi ia cukup mengerti bagaimanapun ia tau hati Misel masih untuk Devon.Sepenuhnya.

"Setidaknya beri gue kesempatan untuk jadi sahabat lo lagi,masalah hati gue....itu biar jadi urusan gue"

Misel berdecap,harus memakai bahasa apa supaya Nino mengerti.Misel tau dia pihak yang jahat di sini.Tapi luka dihati Misel belum sepenuhnya sembuh.Ia belum siap untuk jatuh lagi apalagi dengan sahabatnya sendiri.Apa ada jaminan hubungan mereka akan tetap baik-baik saja jika sudah beda status.Pacaran.

Enggak.

"Persepsi dan cara pandang lo yang membuat lo sulit di cintai."Ujar Nino dingin.

"....."

"Cukup sel,harga diri gue di injek-injek gini.Gue nyerah berjuang buat lo.Inget sel,kita pernah gila bareng pas masih jadi sahabat.Gue harap lo ga lupa itu.Gue pamit" Ujar Nino memakai helmnya dan melesat pergi dengan motornya.

Misel memandang dengan tatapan kosong.Dia memang egois.Tapi dia gak mau lebih egois untuk perasaan.Nino mencintainya.Misel tau.Tapi ia tidak bisa membalas perasaan itu.Cinta datang karena terbiasa.Kalimat itu tidak berlaku untuk Misel.

Langkahnya membawa ia ke taman komplek.Ia tidak jadi ke minimarket.Saat ini ia hanya butuh ketenangan.

***

"Gimana ? Gagal lagi ?".Tanya Clara sembari memakan kripik.

Cowo yang diajak bicara hanya menghela napas lelah.

"Gue nyerah buat dapetin dia,ternyata dengan cara lo rebut Devon dari Misel.Misel tetep ga bisa benci sama Devon"Ujar Nino dingin.

Clara mendengarkan tanpa memotong.

"Devon sudah merebut hati Misel.Sepenunhya.Gue kira setelah putusnya dia dengan Devon dengan cara menyakitkan gitu.Tanpa alasan yang jelas,Misel bakal benci.Ternyata enggak"

"Kita udah ngelakuin ini,sudah terlalu jauh.Gue niatnya waktu itu hanya mau balas dendam ke Misel karna Bundanya berani merebut papa dari mama,tapi saat lo cerita lo suka sama Misel dan ternyata dia pacar Devon.Sahabat dan love first gue.Jadi gue mau bantu lo.Ibarat pepatah.Sambil menyelam minum air."

Clara meneguk minumannya,tenggorokannya tiba-tiba terasa kering dan sakit.

Nino hanya menatap teman masa kecilnya lama tanpa niat memotong seolah tau dari raut wajah Clara masih ada yang akan di sampaikan.

Yep,semua yang terjadi pada hubungan Misel dan Devon semuanya atas rencana Nino dan Clara.Well,Nino sudah mengenal Clara lama sama seperti Devon.Mereka bersahabat sejak kecil tapi semenjak Clara pindah hubungan mereka agak merenggang.Nino mengetahui rencana busuk Clara saat dia tidak sengaja mendengar percakapan tante Dara dan Clara di rumah sakit.Mengetahui Clara ingin balas dendam ke Misel tentu Nino marah,sangat.Seakan buta akan cintanya untuk memiliki Misel ia membuat rencana dengan Clara,Dia membuang segala amarah hanya untuk egonya.Semuanya atas kendali Clara dan Nino.Semulus itu.Kalian ngrasa di kelabui tidak ?

"Gue dapetin Devon,tapi hatinya tertinggal di suatu tempat.Misel Berliana.Gue gak bodoh untuk mengerti itu semua.Kita sudah buat rencana semulus mungkin.Dari gue pindah ke SMA Garuda,pura pura sakit leukimia,buat skenario penculikan Misel seolah olah lo gak ikut andil di dalamnya."

Clara menatap tamannya lekat.

"No,yang kita lakuin itu salah.Gue tau dan lo pasti sadar.Lo pernah mikir ga ? "

Nino menggeleng,pikirannya sedang runyam.

Clara membasahi bibir bawahnya "Cara kita untuk dapetin Devon sama Misel itu terlalu rendah.Sebenarnya perasaan macam apa yang sedang kita perjuangkan untuk mereka berdua ? Ego No,hanya Ego kita" Ujar Clara dengan suara serak.

Nino menoleh "Ini bukan salah lo,ini sepenuhnya salah gue.Ini semua rencana gue buat dapetin Misel dengan cara kotor seperti ini."

"Ini belum terlambat,kita masih bisa perbaiki yang sudah kita rusak"Ujar Clara menatap Nino.

"Maksudnya ?"

"Kita harus menjelaskan yang sebenarnya sama Devon dan Misel"

Nino diam.

"Gimana No ?"

"Tapi gimana sama perasaan lo ke Devon ?"

Clara menggeleng dan tersenyum getir "Sebenernya gue udah ga punya perasaan apa-apa ke Devon.Gue udah punya pacar.Tapi demi balas dendam sialan itu gue harus pura-pura masih suka sama Devon.Lo ga usah khawatir.Yang jadi masalah gimana perasaan lo ke Misel ?"

Hati Nino terhenyak,sejujurnya Ia belum siap bahkan tidak pernah bisa siap untuk kehilangan Misel.Tapi bukankah itu tidak adil untuk Misel dan Devon ? Dirinya lah yang jahat,brengsek dan rendah.

"Gue gak pantes buat Misel,gue sayang sama dia.Sangat.Tapi,bukannya ada yang bilang,level tertinggi mencintai seseorang yaitu merelakan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain ?" Ujar Nino sendu.

Clara menepuk pundak temannya pelan seolah memberi kekuatan.

"Besok kita harus bicara sama mereka berdua"

See you


Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang