22

137 7 0
                                    

  Lo udah terlalu berharga buat gue,gue harap lo gak akan buat gue kecewa.
                  
                  -Misel Berliana-

Sudah pukul sebelas malam,tapi Netra hitam milik Misel belum juga terpejam.
  Padahal dia hanya rebahan dikasur tidak melakukan apa apa.Tapi terlihat dari raut wajahnya mengatakan dia sedang bahagia saat ini.
Terlihat bibirnya membentuk lengkungan.
Sepertinya Misel butuh dokter jiwa,eh ?

"Hufttt,sejak kapan gue jadi lebay gini"Ujar Misel bermonolg.
"Devon udah buat gue terbang njirr"Ujar Misel lagi.
Siapapun tolong Misel.

  Flashback on

"Aku yang pesenin ya"Ujar Devon meninggalkan Misel yang duduk lesehan.
  Misel mengedarkan pandangannya.
Sudah lima belas menit Devon meninggalkan Misel.Tapi  Devon belum kembali.
"Permisi neng,ini pesanannya"Ujar Penjual pecel lele.
Misel melongo.
Pasalnya ada 3 pelayan yang menghampirinya.
"Pak,ini pesenan siapa?"Tanya Misel bingung.
"Ini Pesanan Den Devon neng"Ujar penjual itu lagi.
"Bapak salah kali pak,masa banyak banget gini"Ujar Misel heran.
"Ini yang pesen Den Devon neng"Ujar penjual itu gemas.
Misel mengangguk saja,toh dia gampang tanya ke Devon nanti.
"Selamat menikmati neng"Ujar penjual itu tersenyum ramah.
"Makasih pak"Ujar Misel tak kalag ramah.
Misel mengerjapkan matanya lucu,di mejanya penuh dengan makanan.
Pecel lele,pecel ayam,ayam bakar dan masih banyak lagi.
"Dimakan Bee,jangan diliatin terus."Tiba tiba suara Devon menghiasi telinga Misel.
Misel mendongkak dan mendapati Devon yang berdiri dihadapannya dengan senyuman.
"Kamu lama banget sih"Ujar Misel menggerutu.
"Kangen ya"Ujar Devon terkekeh.
"Terus ini apa?"Tanya Misel menunjuk makanan yang ada dimeja.
"Makanan"Jawab Devon seadanya.Toh emang makanan kan ?
"Ishh,maksud gue kenapa pesennya banyak banget Devon"Ujar Misel gemas.
"Biar kamu kenyang,cepetan dimakan nanti keburu dingin"Ujar Devon.
Misel mengangguk saja.
"Ck,cuci tangan dulu bee"Ujar Devon menahan tangan Misel yang akan menyentuh makanan.
Misel nyengir kuda dan mengangguk.
  Devon tersenyum tipis dan mengacak rambut Misel gemas.
"Kamu juga makan dong"Ujar Misel
"Iya"Balas Devon.

****
"Kenyang banget"Ujar Misel.
"Gimana gak kenyang,kamu makan dua piring gitu"Ujar Devon terkekeh.
"Kalo gak dihabisin kan Mubazir"Ujar Misel tak mau kalah.
"Iya deh iya"Balas Devon.
"Cuci tangannya terus pulang,udah jam sembilan"Ujar Devon.
"Aku bayar dulu"Ujar Devon dan beranjak.

***
"Langsung tidur ya,jangan baca novel terus"Ucap Devon.
"Mau mampir dulu?"Tanya Misel.
"Lain kali,ini udah malam gak enak sama tengangga"Ujar Devon terkekeh.
"Salam buat bunda aja ya"Ujar Devon.
"Oke"
"Sebentar"Ujar Devon membuka bagasi Mobil.
"Ini buat kamu"Ujar Devon memberi 2 kantong plastik lumayan besar.
"Apa ini?"Tanya Misel.
"Buka aja"ujar Devon menyodorkan kantong plastik dan diterima oleh Misel.
  Misel lagi lagi dibuat melongo.
"Ini banyak banget Devon"Ujar Misel dengan mata berbinar.
  Pasalnya ada banyak susu coklat kemasan dan snack.
"Biar kamu gendut"Ujar Devon terkekeh.
Misel cemberut.
"Aku suka kamu apa adanya kok"Ujar Devon.
Blushhh,pipi Misel sudah seperti kepiting rebus.
Devon memang suka membuat Misel malu.
"Misel Wo ai ni"Ujar Devon serius.
"I love you to" balas Misel malu malu dan berlari ke arah pintu.
Devon terkekeh geli.Gadisnya sangat menggemaskan.
"Misel aku pamit ya"Ujar Devon tersenyum
Sedangkan Misel langsung masuk ke dalam rumah.
"Jantung gue ya ampun"Ujar Misel menghela napas lega.
"Sayang kamu baru pulang?"Tanya Bunda yang duduk di ruang tamu.
"Hehe iya bun,tadi abis nyari makan"Jawab Misel melangkah mendekati bundanya.
"Bunda udah tau,kan Devon yang ijin sama bunda"Ujar Mila mengelus kepala Misel.
"Bunda udah makan?"Ujar Misel sembari meletakan kepalanya di pangkuan Mila.
"Udah sayang"Ujar Bundanya lembut.
"Bun,Misel kangen ayah"Ujar Misel memeluk perut Bundanya.
Mila tersentak hatinya tiba tiba seperti teriris.Perih sekali.
"Ayah juga pasti kangen kamu sayang"Ujar Mila mengecup kepala Misel.
  Misel tidak menceritakan ke bundanya waktu bertemu ayahnya di pesta ulang tahun perusahaan ayah Devon.
"Tidur gih udah malam"Ujar Bundanya lembut.
Misel melepaskan pelukannya dan beranjak dari kursi.
"Dah bunda"Ujar Misel mencium pipi bundanya.
"Maafin bunda sayang"ujar Misel lirih  .

Kasih vote dan komen ya.
See you  😍😍😊😉

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang