Aku harap kamu memberi kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
-Misel Berliana-Misel menghela napas lelah,dia sedang menjalankan hukuman membersihkan toilet.
Setelah uring uringan dengan perasaannya semalam Misel baru bisa tidur jam empat pagi,dan bangun jam tujuh tiga puluh.Salah sendiri ya ?."Cape banget"keluh Misel setelah selesai membersihkan toilet.
"Nih minum"Ujar Nino
Misel merebut air kemasan itu dan langsung meneguknya hingga tandas.
"Buset lo bersihin toilet aja kaya kerja rodi"Ujar Nino terkekeh.
"Hukumannya gak nanggung nanggung sih"keluh Misel.
"Ya udah yuk gue anter ke Kelas"
"Lo emang gak masuk ?"tanya Misel.
"Gue mau ke ruang kepala sekolah,mau ngasih proposal,terus lihat lo lagi manyun sendirian disini"
Misel hanya ber oh ria saja.
"Ya udah yuk"Ajak Nino menggandeng tangan Misel.
Tokk tokk
"Silahkan masuk"Jawab Pak Sopyan guru Bahasa Indonesia-Guru terkiller"Ada apa Nino ?"Tanya Pak Sopyan.
"Ini pak saya mau anter Misel"
Misel yang berdiri dibelakang Nino langsung maju kedepan.
"Ohh ya sudah,masuk sel"Jawab Pak Sopyan.
Misel tercengang biasanya jika ada yang terlambat tidak boleh mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia sampai jam pelajarannya selesai.Mungkin Pak Sopyan sedang berbaik hati apa karna Misel diantar Nino si ketua Osis ? Ntahlah.
"Udah sana masuk,belajar yang bener"Ujar Nino sembari mengelus kepala Misel.
Misel mengangguk dan langsung berjalan ke tempat duduknya.
"Terimakasih pak"Ujar Nino ke Pak Sopyan.
"Sama-sama"Jawab pak Sopyan.
Tanpa disadari ada sepasang mata yang menatap tajam ke arah Nino dan Misel,mata coklatnya menyiratkan kemarahan dan rasa cemburu,siapa lagi kalo bukan Devon Alano.
Kringgg...kringg..
"Ke kantin bareng gue"Ujar cowo dengan suara dingin.
Misel hanya menautkan alisnya,dia bingung padahal tadi malam Devon baik baik aja dan kenapa sekarang jadi dingin seperti itu,tapi apa urusannya dengan Misel.
Misel hanya mengangkat bahu acuh."Gue gak laper"jawab Misel singkat.
"Temenin gue makan"Ujar Devon
Misel menghela napas berat.
"Ya udah cepet"
Misel berjalan mendahului Devon.
"Lo mau pesen apa ?"Tanya Devon,Misel hanya menggeleng.
"Lo harus makan nanti sakit"Ujar Devon.
"Gue pesenin Nasi goreng sama es jeruk ya"Ujar Devon.
Belum sempet Misel menjawab Devon sudah berjalan mendekati kantin yang menjual Nasi goreng.
"Lo deket banget sama cowo tadi kelihatannya"Ujar Devon memulai percakapan saat dia menaruh sepiring Nasi goreng dan es jeruk dihadapan Misel.
Sebenarnya dia bisa saja langsung menghampiri Nino dan menyuruh Nino untuk manjauhi Misel,tapi dia ingin tau jawaban dari Misel."Dia sahabat gue"Jawab Misel.
"Sahabat emang harus sedeket itu?"tanya Devon dingin.
"Lo kenapa sih ? Dia itu cuman sahabat gue,dan itu gak ada urusannya sama lo"Jawab Misel ketus.
"Sekarang lo pacar gue,jadi gue berhak larang lo deket sama cowo lain"Ujar Devon tegas.
"Lo yang minta gue jadi pacar lo, gue gak"jawab Misel tenang.
Misel tidak sadar ucapannya itu menyakiti hati Devon.Bukannya Devon sedang berjuang untuknya ?tapi sama sekali tidak dihargai oleh Misel.
"Oh gitu ya,perjuangan gue gak lo hargai sama sekali"Ujar Devon dingin.
Meninggalkan selembar uang lima puluh ribu , nafsu makannya seketika hilang ntah kemana, beranjak dan meninggalkan Misel yang masih mematung karena ucapan Devon dan tatapan Devon yang menyiratkan bahwa cowo itu tersakiti oleh ucapannya tadi.
Tapi Misel tidak bermaksud menyakiti hati Devon dia hanya tidak suka ada yang ikut campur urusan persahabatannya dengan Nino.
Tapi bukannya itu bagus,dengan Devon marah mungkin Devon akan menyerah buat Misel dan berhenti mengganggunya,tapi perasaan Misel tidak tenang seperti akan kehilangan sesuatu.
Misel menyangkal perasaan aneh itu dan segera pergi dari kantin menghiraukan setiap pasang mata yang dari tadi memperhatikan Misel dan Devon.Hi,gimana ? Misel udah mulai suka kayaknya sama Devon hehe.
Jangn lupa Kasih Vote dan komen ya.
See you 😊Cahya Hilda Laela
@CahyaHilda