10

165 10 0
                                    

Gue akan berusaha,supaya lo tetep bahagia disamping gue.

-Devon Alano-

"Dimakan sel "Ujar Devon memberikan bekal kepada Misel.
"Gue gak laper"Jawab Misel.
"Makan"Ujar Devon tegas.
Misel menghela napas kasar.
"Tukang maksa"Ujar Misel ketus.
Devon hanya tersenyum tipis.
"Makan atau gue suapin"
Misel melotot dan berdecak kesal.
"Modus"Ujar Misel ketus.
"Nanti malam temenin gue yuk"Ajak Devon.
"Gak,males"Tolak Misel sembari membuka kotak bekal.
"Ayolah yangggg"
"Pala lo peyang"
"Jam berapa?"Tanya Misel sambil memasukan roti kedalam mulutnya.
Devon tersenyum tipis, sekarang Misel tidak sedingin dulu.Bekal yang dikasih juga dimakan padahal tadi bilangnya gak laper.Dasar Misel.
"Jam tujuh malam,lo pake dres yang gue kasih ya"Ujar Devon sembari memberikan susu coklat dihadapan Misel.
Misel tersedak dan langsung meminum susu coklatnya.
"Ck,pelan-pelan makannya"Ujar Devon.
"Dres apa maksud lo?"Tanya Misel bingung.
"Jangan bilang lo belum buka paper bag yang gue kasih waktu habis dari Restoran.
Misel menautkan alisnya,mencoba mengingat paper bag itu.
"Oh iya gue lupa"Ujar Misel meringis.
"Lo harus pake dres itu dan disitu juga ada arloji yang warnanya senada dengan dresnya"Ujar Devon
"Lo ngoleksi arloji kan ?"Tanya Devon
Misel hanya mengangguk dan melanjutkan makannya yang tertunda tadi.
"Katanya tadi gak laper"Cibir Devon
"Lo gimana sih,tadi suruh makan giliran gue makan malah di cibir"Ujar Misel ketus.
"Iya iya,udah lanjutin jangan ngomong terus"Ujar Devon sembari tersenyum tipis.

Drtttt drttttt....

"Nino"Gumam Misel.
"Siapa?"Tanya Devon.
"Nino nelfon gue,tumben"Ujar Misel.
Pasalnya sudah dua minggu ini Nino sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun sekolah,jadi jarang menghubungi Misel ataupun sekedar menemui Misel dikelas seperti biasa.

Hallo No,kenapa ?

Lo nanti malam ada acara gak?

Gue mau pergi sama Devon No,kenapa ?

Gak papa sel,ya udah gue tutup ya

"Kenapa Nino?"Tanya Devon
"Gak tau,kayaknya nanti malam mau ngajak gue pergi tapi gak jadi"Jawab Misel menutup kotak bekalnya.

Devon mengepalkan tangannya,dia harus memperingati Nino untuk menjauhi Misel.

"Kenapa?"Tanya Misel mengerutkan dahinya.
"Gak papa"Jawab Devon mengelus kepala Misel.
"Mulai besok gue anter jemput lo ya"
"Gak usah"
"Sayangnya gue maksa"
"Serah deh".

•••••••••••

"Sayang kenapa buru buru gitu"Ujar Bundanya saat melihat Misel lari menuju tangga.
"Bun,bantu Misel dong"Teriak Misel dari kamarnya.
Mila yang sedang menyiapkan makan malam langsung menghampiri ke kamar Anaknya.
"Kenapa sih sayang?"Tanya Bunda.
"Misel diajak keluar malam ini bun"Ujar Misel sembari mencoba dres yang diberikan Devon.
Dres berwarna biru dongker dengan model cukup simpel tetapi elegan dan arloji berukuran sedang dengan warna senada.
"Mau pergi sama Devon nak?"Tanya Bunda sembari tersenyum jahil.
Misel sudah menceritakan semuanya tentang Devon ke bundanya itu.
"Iya bun,dia ngajak Misel keluar malam ini,tapi kenapa harus pake dres sih.Ribet"Ujar Misel kesal.
Mila hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Misel.
"Sini bunda bantu"Ujar Mila sembari membenarkan rambut Misel.

•••••••••
"Anak bunda cantik banget"ujar Mila.
"Duh bun,muka Misel ko lengket sih"Ucap Misel dengan bibir mengerucut.
"Ini karna kamu pake Make up sayang,gak terlalu tebal ko"Ucap Bunda tersenyum simpul.
"Harus gini ya bun ?"
"Iya dong,kamu itu cewe harus terlihat anggun.Bukan Pake kaos sama jelana joger terus"Ujar Bunda menggoda Misel.
"Ishhh Bunda"Jawab Misel sebal.

Tingg nonggg,,ting nonggg....
"Tuh Devonnya udah dateng sayang,yuk turun."Ajak Mila.
Misel mengangguk dan berjalan dibelakang Mila.

"Selamat malam tante"Ucap Devon sembari mencium punggung tangan Mila.
"Malam nak"Jawab Mila tersenyum.
"Saya mau ngajak Misel makan malam di luar tan"Ucap Devon meminta izin.
"Pulangnya jangan malam malam ya nak"Ujar Mila
"Iya tan"
"Sayang ini Devon udah nunggu didepan" Ujar Mila,pasalnya tadi Misel mengambil ponselnya yang tertinggal dikamar.
"Iya bun"

Mata Devon mengerjap lucu,benarkah yang ada dihadapannya ini Misel ? Cewe dingin dan tomboy ? Malam ini sangat terlihat berbeda.
Menggunakan dres selutut,arloji yang cukup unik,rambut yang di biarkan tergerai,make up tipis yang terkesan elegan dan sneker berwarna putih.
"Cepet jadi gak,malah begong"Ujar Misel ketus.
Devon yang daritadi mengamati penampilan Misel tersentak dan langsung nyengir kuda.
"Jadi dong"Ucap Devon.
"Sayang,jangan galak galak "Ujar Mila memperingati,sembari tersenyum simpul.
"Iya nih tan,anak tante galak banget tapi ngangenin"Ujar Devon sembari menaik turunkan alisnya.
Misel memutar bola matanya malas.
"Ya udah,kita berangkat dulu ya tan"pamit Devon,mencium punggung tangan Mila dan di ikuti Misel.
"Hati hati ya"Ujar Mila
Devon dan Misel hanya mengangguk dan berjalan ke arah mobil.

••••••••

"Lo cantik"Ujar Devon saat sudah duduk dikursi kemudi.
"Gombal"Ujar Misel ketus.
"Pipi lo kenapa ko merah gitu"Ujar Devon menggoda.
Misel berdecak kesal.
"Apaan sih lo"Jawab Misel memalingkan wajah ke arah jendela.
"Gemesin banget sih"Ucap Devon mengacak rambut Misel gemas.
"Cepet,jadi gak ? "Ujar Misel mengalihkan pembicaraan.
"Iya tuan putri"Jawab Devon tersenyum manis dan langsung melesat pergi dari halaman rumah Misel.
"Jantung gue kenapa sih,ya elah lebay banget"Ujar Misel dalam hati.

Haiiiiiiii,gimana ceritanya ?

Jangan lupa kasih vote dan Komen ya 😊.
See you.

CahyaHildaLaela
@CahyaHilda

Senyum Dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang