🍁{Chapter 7}🍁

32K 1.5K 21
                                    

"Aku ingin menangis dengan keras tapi aku mencoba memaksakan diri untuk tetap tersenyum, agar aku bisa menipu semua orang kalau aku baik-baik saja."

Happy Reading ❤

🍁

Aleta dan Alvaro sudah tiba di kantin. Alvaro menyuruh Aleta untuk mencari tempat duduk sedangkan Alvaro yang akan memesan makanan.

Aleta menempati salah satu kursi kosong yang ada di kantin. Aleta memain-mainkan jari-jari tangannya. Dia hanya menunduk ketika tahu semua orang sedang memperhatikannya.

"Gue jadi males makan di kantin deh soalnya ada Si miskin. Kita ke kelas aja yuk," ucap seorang siswi yang tidak jauh dari Aleta.

Aleta melirik siswi itu yang sekarang melangkah keluar kantin dengan temannya. "Aku jadi gak enak deh sama mereka. Harusnya aku gak ke kantin aja supaya mereka bisa makan dengan tenang," batin Aleta.

BYUR

"Aw," pekik Aleta. Aleta memegangi tangan kanannya yang memerah karena terkena air panas.

Aleta melirik perempuan yang kini berada di depannya. Aleta melihat name tag yang di pakai perempuan itu, namanya Dewi.

"Upss... Gua sengaja," ucap Dewi. Dewi berbalik pergi meninggalkan Aleta tanpa merasa bersalah sedikitpun. Aleta hanya bisa menghala napas pelan.

Aleta berdiri karena ingin ke wc. Saat ia melangkah, ia tidak sengaja menabrak orang yang sedang membawa makanan. Makanan itu jatuh berserakan di lantai.

Orang itu kelihatan sangat marah. Aleta menunduk. "Maaf," lirih Aleta. Aleta merasa bersalah, ia benar-benar tidak sengaja menjatuhkan makanan itu.

"Heh, miskin! Lo punya mata gak sih!" bentaknya kesal.

"Makanan gue jadi jatoh karena lo bangsat!" murkanya.

Aleta hanya diam. Ia memang pantas dimarahi karena ia memang salah. Aleta masih menunduk karena tidak berani menatap mata orang itu.

Orang itu mengangkat dagu Aleta supaya Aleta bisa menatapnya. Aleta melihat tatapan mata orang itu yang tajam seperti ingin memakannya hidup-hidup.

PLAK

Orang itu menampar pipi Aleta. Ia sangat kesal karena Aleta berani menjatuhkan makanannya.

Orang-orang yang ada di kantin memperhatikan Aleta dan orang itu. Ada yang merasa senang saat Aleta ditampar ada juga yang merasa iba pada Aleta.

"Lo emang gak tau diri ya! HARUSNYA LO MINTA MAAF BANGSAT!" murka orang itu.

Aleta menunduk. "ma-" belum selesai Aleta berucap dia justru kembali ditampar oleh cewek di depannya.

"TELAT! Jauh-jauh deh lo dari hidup gue! DASAR SAMPAH! GAK GUNA LO HIDUP MENDING LO MATI AJA SANA!"

"Bagus Bela. Dia emang pantes di gituin, miskin aja belagu banget!" sahut Raya.

kini Raya berdiri di samping Bela. Raya maju beberapa langkah mendekati Aleta. Tanpa aba-aba dia langsung menjambak rambut Aleta. Dia sangat muak pada orang miskin seperti Aleta.

"MATI SANA! Orang miskin kaya lo tuh gak pantes ada di sini! Di sini itu tempatnya orang kaya semua bukan tempat sampah kaya lo!" hina Raya.

Aleta kembali merasa terluka untuk kesekian kalinya. Kenapa orang-orang begitu tega padanya? Apa kesalahannya? Dia hanya ingin sekolah di sini dengan tenang tanpa ada yang menghina atau membullynya tapi sepertinya itu mustahil.

"Bersihin makanan gue yang jatoh atau sekalian aja lo makan, gue tau kok orang miskin kaya lo gak mungkin mampu beli makanan mahal," ejek Bela.

Bela tersenyum meremehkan lalu ia mendorong tubuh Aleta sampai Aleta terduduk di lantai. SAMPAH!" ejek Bela.

Bela dan Raya berbalik pergi meninggalkan Aleta yang masih terduduk di lantai.

Aleta menghembuskan napas kasar lalu ia berdiri menepuk-nepuk rok belakangnya yang kotor.

Alvaro mengernyitkan alisnya. Kenapa ia merasa ada keributan yang sedang terjadi.

Alvaro bertanya pada salah satu siswa. "Ada apa sih?"

"Murid baru dibully tuh sama Bela terus si Raya juga ikut-ikutan," jawab siswa itu.

Alvaro tersentak. Apa murid baru yang dimaksud itu Aleta? Alvaro meninggalkan makanan yang telah ia pesan lalu ia langsung berlari ke arah Aleta.

Alvaro memegang bahu Aleta. "Ta, lo gak papa?" tanya Alvaro khawatir.

Aleta tersenyum. "Aku gak papa Al. Tadi emang aku yang salah," jawab Aleta.

Alvaro menatap Aleta dengan tatapan sendu, Alvaro merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Aleta.

"Al, aku mau ke wc sebentar ya," ujar Aleta.

"Kalau gitu gue temenin. Gue tunggu lo di depan wc," ujar Alvaro.

Aleta mengangguk tersenyum. "Ya udah, yuk," ujar Aleta. Aleta dan Alvaro keluar dari area kantin.

"Gue tunggu lo di sini ya Ta," ucap Alvaro saat mereka sudah sampai di depan wc.

"Oke Al. Tunggu ya," Aleta tersenyum lalu memasuki wc.

Aleta memasuki salah satu bilik wc yang kosong, tanpa sadar air matanya menetes begitu saja. Jujur saja ia lelah menahan rasa sakit yang menjalar di hatinya.

Aleta keluar dari bilik wc. Aleta melihat ada tiga orang cewek yang berdiri tidak jauh darinya.

"Sini lo miskin!" suruh salah seorang dari mereka.

Salah seorang dari mereka maju mendekati Aleta lalu menjambak rambut Aleta.

"Jangan berani deketin Alvaro lagi, Alvaro itu milik gue! Lo harus jauhin Alvaro kalau lo gak mau hidup lo  dalam bahaya!" ancam seorang cewek yang kini menatapnya dengan sinis.

Tiga cewek itu berbalik pergi meninggalkan Aleta.

"Aku gak bisa jauhin Alvaro. Aku sayang sama Alvaro," gumam Aleta.

🍁

Semoga feelnya dapet ya

Jangan lupa tinggalkan jejak ❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang