🍁{Chapter 39}🍁

21.2K 880 73
                                    

"Percayalah, rencana Allah pasti yang terbaik dan tidak akan pernah mengecewakan."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

Ada yang kangen gak sama cerita ini? Kayanya gak ada ya 😂

🍁

Alvaro langsung khawatir ketika mendengar kabar kalau Reyhan menghilang, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada Reyhan.

"Al," panggil Aleta. Aleta bisa melihat wajah Alvaro yang tampak tengah mencemaskan sesuatu, "Kamu kenapa?" tanya Aleta.

Alvaro melirik Aleta lalu tersenyum. "Gak ada apa-apa Ta," jawab Alvaro, ia tidak ingin membuat Aleta cemas dan memperburuk keadaan Aleta.

"Assalamu'alaikum," ucap Gisel dan Airin yang merupakan teman sekelas Aleta. Kini teman-teman sekelas Aleta sering sekali menjenguk Aleta untuk menemani Aleta.

"Wa'alaikumussalam," jawab serempak orang yang ada di dalam ruangan itu.

Gisel dan Airin melangkah mendekati Aleta dan Alvaro. "Lo udah baikan Ta? Luka-luka lo masih sakit ya?" tanya Gisel.

Aleta tersenyum tipis. "Aku udah mendingan Kok, lukanya gak sesakit yang kemarin-kemarin," balas Aleta.

Gisel dan Airin senang mendengarnya kalau Aleta sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. "Ini kita bawa cemilan buat lo Ta," ucap Airin sambil menaruh sekantung pelastik penuh yang berisi cemilan.

"Makasih ya Gisel, Airin," ucap Aleta tulus.

"Ta, gue keluar sebentar ya," ujar Alvaro. Ia harus mencari Reyhan tanpa sepengetahuan Aleta.

"Gisel, Airin, gue titip Aleta ya, tolong jagain Aleta bentar," pinta Alvaro yang langsung diangguki oleh Gisel dan Airin.

Saat Alvaro mau melangkah keluar tiba-tiba seseorang masuk ke dalam ruangan. Aleta, Alvaro, Gisel, dan Airin terkejut ketika mendapati Mia dan juga Reyhan.

Aleta terkejut ketika melihat perban di tangan dan kaki Reyhan, ia yakin itu pasti ulah Mia. Aleta segera turun dari kasurnya dibantu oleh Gisel dan Airin.

Reyhan berlari memeluk Aleta. "Ka Aleta, Reyhan kangen sama Ka Aleta. Kenapa Kaka gak ngasih tau Reyhan yang sebenernya? Reyhan jadi gak bisa jagain Ka Aleta disini," ucap Reyhan.

Aleta berlutut agar tingginya sejajar dengan Reyhan lalu ia memeluk Reyhan erat. "Dek, kaki sama tangan kamu kenapa? Maafin Kaka karena gak bisa jagain kamu Dek, maafin Kaka. Kaka udah gagal jagain Oma dan sekarang Kaka juga gagal jagain kamu, Kaka emang gak berguna, maafin Kaka Dek," ucap Aleta sambil terisak.

Alvaro berdiri di depan Mia lalu ia menatap Mia dengan tatapan tajamnya. "Apa yang udah lo lakuin sama Reyhan? Hah! Lo mau bunuh Reyhan juga?! Lo emang iblis ya!"

Gisel dan Airin juga ikut mendekati Mia. Tanpa aba-aba Airin langsung menjambak rambut Mia. "Gak tau malu banget lo berani nunjukin muka lo di depan Aleta! Pergi lo bangsat!" usir Airin.

Mia hanya diam ketika ia terus dicaci-maki oleh Gisel dan Airin, ia memang pantas menerimanya. "Maafin gue," ucap Mia pelan.

Gisel menangkup pipi Mia kasar sampai jari-jari Gisel melukai pipinya. "Maaf lo gak berguna bangsat! Walaupun lo beribu-ribu kali minta maaf juga lo gak bakal bisa balikin Neneknya Aleta yang udah meninggal gara-gara lo!"

Reyhan melepaskan pelukannya dari Aleta lalu ia menceritakan semuanya pada Aleta. "Reyhan mohon maafin Ka Mia ya Ka," pinta Reyhan pada Aleta.

Aleta berdiri menggunakan tongkat kruknya lalu ia berjalan mendekati Mia dengan Reyhan yang berada di sampingnya.

Mia menatap Aleta lekat-lekat dengan rasa bersalahnya lalu ia berlutut di depan Aleta. Mia menitikan air matanya. "Maafin gue Ta, gue tau perbuatan gue udah keterlaluan banget sama lo. Gue bakal nyerahin diri gue ke polisi tapi apa lo bisa maafin gue?"

"Gue rela bersujud di depan lo dan gue rela lo siksa sama lo asal lo maafin gue Ta, gue emang gak pantes disebut manusia tapi sekarang gue pengen perbaikin hidup gue dan gue pengen menjadi manusia yang lebih baik," curhat Mia.

Aleta juga ikut berlutut lalu ia memeluk Mia dan mengelus punggung Mia. Mia menangis dengan keras, ia ikut memeluk Aleta lalu ia terus mengucapkan kalimat yang sama. "Maafin gue Ta, maafin gue," ucap Mia terus menerus.

"Jangan dimaafin Ta, orang kaya dia gak pantes buat dimaafin," sahut Gisel.

"Maafin gue, gue nyesel Ta, maafin gue," ucap Mia sambil terisak.

"Jujur aja aku benci banget sama kamu karena kamu udah nyuruh orang buat ngebunuh Oma dan kamu udah nyakitin Reyhan. Tapi, aku berusaha buat ikhlasin semuanya, aku tau kamu pasti kesakitan kan gara-gara nahan penderitaan kamu sendirian, aku bakal maafin kamu Mia asal kamu janji bakal jadi peribadi yang lebih baik lagi," ucap Aleta.

Mia semakin mengeratkan pelukannya. "Iya Ta, gue janji, gue janji bakal jadi peribadi yang lebih baik lagi. Makasih udah maafin gue Ta, lo emang orang yang baik. Harusnya gue gak ngelukain lo dan keluarga lo, gue nyesel banget udah ngelakuin itu Ta, andai aja gue bisa ngambilin Nenek lo dengan nyawa gue, gue rela Ta," ujar Mia.

Aleta melepaskan pelukannya lalu ia mengulurkan tangannya perlahan-lahan untuk menghapus air mata Mia. "Ini semua udah takdir, aku yakin rencana Allah gak bakal mengecewakan, aku percaya Allah bakal ngasih kebahagiaan setelah penderitaan," ucap Aleta.

Mia tersenyum tipis, kini ia tau kenapa Alvaro lebih memilih Aleta daripada dirinya, karena Aleta wanita yang benar-benar baik. Alvaro memang pantas bersama Aleta.

Mia melirik Reyhan. "Maafin Ka Mia ya Reyhan, maaf tadi Ka Mia ngelukain kamu," ucap Mia masih merasa bersalah pada Reyhan.

Reyhan memeluk Mia dan juga Aleta. "Tentu aja Reyhan udah maafin Kaka sebelum Kaka minta maaf sama Reyhan," balas Reyhan.

Mia tersenyum tipis, ia tidak pernah merasakan kehangatan ini. Aleta merasa senang saat Reyhan berhasil menyadarkan Mia.

Polisi datang untuk menangkap Mia, Mia langsung menyerahkan dirinya ke polisi dan meminta polisi untuk langsung memborgolnya.

Reyhan memeluk Mia. "Aku janji bakal sering jengukin Ka Mia di kantor polisi," ujar Reyhan.

Mia tersenyum tipis. "Makasih Reyhan," ucap Mia tulus.

Mia tersenyum pada Aleta lalu ia beralih menatap Alvaro yang berdiri di samping Aleta. "Jagain Aleta ya Al," pinta Mia.

Alvaro tersenyum tipis lalu ia mengangguk. Tanpa dimintapun ia sudah pasti akan menjaga Aleta.

Lagi-lagi Gisel dan Airin dibuat kagum oleh sikap Aleta, Aleta benar-benar wanita yang baik, mereka jadi ingin semakin dekat dengan Aleta.

Alvaro merangkul pundak Aleta lalu ia mengecup pucuk kepala Aleta pelan. "Gue bangga punya lo Ta," ucap Alvaro pelan.

🍁

Gimana part ini menurut kalian?

Menurut kalian apa Mia pantes buat dimaafin?

Next gak nih? Komen sebanyak-banyaknya ya biar aku semangat terus buat up 😁

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang