🍁{Chapter 23}🍁

22.4K 990 32
                                    

"Terkadang kita akan marah jika orang yang kita sayang dihina oleh orang lain."

Happy Reading ♥

🍁

Hari ini Aleta akan pulang ke rumahnya. Aleta merasa senang akhirnya ia bisa pulang ke rumahnya.

Alvaro sedang membereskan pakaian Aleta yang ada di rumah sakit untuk dibawa pulang.

Aleta tersenyum tipis saat menatap Alvaro. Aleta merasa bersyukur karena Alvaro selalu menemaninya dari awal ia masuk rumah sakit sampai saat ini Alvaro selalu menemaninya.

Aleta pikir Alvaro akan meninggalkannya karena sekarang ia lumpuh, tapi ternyata dugaannya salah, Alvaro malah semakin memberikan perhatian hangat untuknya.

Aleta mendorong kursi rodanya sendiri mendekat ke arah Alvaro. "Al," panggil Aleta.

Alvaro memberhentikan kegiatannya sejenak lalu menatap Aleta yang kini sudah ada di sampingnya. "Ada apa Ta? Lo butuh sesuatu?" tanya Alvaro lembut.

Alvaro tersentak ketika tiba-tiba Aleta memeluknya. Alvaro tersenyum tipis sambil membalas pelukan Aleta.

"Makasih Al, makasih untuk semuanya. Makasih karena kamu selalu ada buat aku. Maaf kalau aku ngerepotin kamu terus Al, maaf karena kamu yang jadi bayar biaya rumah sakitnya, aku bakal berusaha ganti semuanya. Aku bener-bener minta maaf kalau ngerepotin kamu," ucap Aleta.

Aleta mengelus punggung Aleta. "Lo gak ngerepotin gue sama sekali Ta. Gue seneng bisa selalu ada buat lo dan bisa bantuin lo. Kalau lo mau bayar semuanya dengan cepat gampang kok Ta," ujar Alvaro.

"Gimana caranya Al?" tanya Aleta.

Alvaro mengeratkan pelukannya. "Cukup dengan gue ngeliat lo tersenyum dan bahagia, udah itu aja. Gue bakal berusaha buat jadi alasan lo bahagia Ta. Kebahagiaan lo kebahagiaan gue juga Ta," jelas Alvaro.

Aleta merasa terharu dengan ucapan Alvaro. Tiba-tiba mata Aleta terasa berkaca-kaca. "Makasih karena udah mau nerima aku apa adanya Al. Kalau kamu mau ninggalin aku boleh kok Al, cewek kaya aku emang gak pantes buat kamu. Aku cuma cewek miskin dan lumpuh," ucap Aleta.

Alvaro melepaskan pelukannya. Ia menatap mata Aleta yang tampak berkaca-kaca. Alvaro mengeluarkan tangannya mengelus pipi Aleta. "Sampai kapanpun gue gak bakal ninggalin lo Ta, karena sekarang lo kebahagiaan gue, lo hidup gue Ta," ungkap Alvaro.

"Jangan pernah berpikir kalau gue bakal ninggalin lo, itu gak bakal terjadi sampai maut misahin kita Ta," lanjut Alvaro.

Alvaro tidak main-main dengan ucapannya. Ia memang tidak akan meninggalkan Aleta apapun yang terjadi, ia akan selalu di samping Aleta dan mendukung Aleta.

"Maaf, karena waktu itu gue gak bisa ngelindungin lo Ta," ucap Alvaro yang masih merasa bersalah karena waktu itu ia tidak bisa menjaga Aleta sampai-sampai Aleta terluka.

Aleta menggenggam tangan Alvaro. Ia menatap mata Alvaro sambil tersenyum. "Kamu gak salah Al, jadi gak usah minta maaf. Aku bersyukur karena bisa mengenal kamu, makasih karena udah ngenalin aku sama kebahagiaan Al," ujar Aleta.

Aleta tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Alvaro, mengenal Alvaro, dan mencintai Alvaro.

Alvaro tersenyum tipis lalu ia mengecup kening Aleta. "Kebahagiaan gue juga bertambah saat kenal sama lo Ta. Lo kebahagiaan gue dan juga hidup gue, gue janji gak bakal ninggalin lo apapun yang terjadi," balas Alvaro.

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang