🍁{Chapter 43}🍁

18K 741 67
                                    

"Senyummu adalah alasan bahagiaku."

~Alvaro~

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

Kangen gak nih sama ceritanya atau nunggu ceritanya up? Coba seberapa kalian sama cerita ini? Komen ya :v

🍁

Aleta dan Alvaro memutuskan untuk mampir ke makam Oma lebih dulu. Alvaro memberhentikan motornya di depan pemakaman umum.

Ketika Alvaro melihat pemakaman umum yang becek tanpa aba-aba Alvaro langsung mengangkat tubuh Aleta ala bridal style.

Aleta tersentak karena tiba-tiba Alvaro mengangkat tubuhnya dengan reflek ia mengalungkan lengannya di leher Alvaro. "Kok kamu tiba-tiba gendong aku gini sih Al?" tanya Aleta bingung.

Alvaro melirik Aleta lalu fokus ke langkahnya karena ia takut terpleset. "Gue gak mau kesayangan gue kotor atau terluka gara-gara kepleset," jawab Alvaro.
Aleta tertawa pelan lalu mencubit pipi Alvaro pelan. "Dasar tukang gombal," ledek Aleta.

Alvaro menurunkan Aleta ketika sudah di sebelah makam Oma. Aleta jongkok lalu membersihkan dedaunan yang ada di makam Oma. "Oma apa kabar? Aleta kangen Oma," ucap Aleta pelan.

Alvaro ikut jongkok lalu ia membersihkan tangan Aleta yang kotor. "Ayo kita berdoa buat Oma Ta," ajak Alvaro.

Aleta mengangguk lalu mereka melantunkan ayat suci Al-Quran untuk Oma. Entah kenapa Aleta selalu tidak kuasa menahan tangisnya ketika melihat makam Oma, ia tidak pernah menyangka Oma akan pergi darinya secepat ini.

Alvaro melirik Aleta, hatinya ikut merasa sakit kalau melihat Aleta menangis begini. Alvaro menepuk-nepuk pelan punggung Aleta bermaksud untuk memenangkan Aleta.

"Oma, Oma kangen gak sama Aleta? Aleta selalu kangen sama Oma, maafin Aleta Oma karena belum bisa bahagiain Oma. Maafin Aleta Oma..." ucap Aleta sambil menangis tersedu-sedu.

Alvaro mengulurkan tangannya lalu mengusap jejak-jejak air mata di pipi Aleta. "Jangan nangis Sayang," ucap Alvaro lembut.

"Oma, makasih karena udah ngerawat malaikat baik seperti Aleta. Sekarang, senyuman Aleta adalah kebahagiaan Alvaro. Sekarang Alvaro sedih Oma soalnya ngeliat Aleta nangis," ujar Alvaro sambil menatap makam Oma.

Aleta tersenyum tipis mendengar ucapan Alvaro, ia sadar kalau ia tidak boleh menangis, ia harus menjadi kuat seperti Oma. Oma mengajarkannya begitu banyak hal sampai ia menjadi pribadi yang seperti sekarang.

Ia tidak akan pernah melupakan ajaran-ajaran yang Oma berikan padanya, seperti misalnya ia harus berbagi dengan orang lain, tidak membandingkan derajat orang lain, memberikan sedikit uangnya pada orang yang membutuhkan, gampang memaafkan kesalahan orang lain dan masih banyak lagi ajaran-ajaran Oma yang diberikan padanya dan juga Reyhan.

Alvaro tersenyum tipis ketika melihat Aleta sudah tidak menangis lagi. Aleta mengulurkan tangannya mengelus nisan Oma yang tampak basah karena terkena hujan.

"Oma, Aleta boleh minta sesuatu? Aleta mau Oma mampir terus ke mimpi Aleta, Aleta pengen ngobrol sama Oma walaupun itu cuma mimpi. Aleta mohon Oma, mampir ya ke mimpi Aleta," pinta Aleta pelan.

Alvaro merangkul pundak Aleta, ia tahu kalau Aleta masih sangat terluka karena kepergian Oma. Aleta membutuhkan orang di sisinya untuk selalu menemaninya, dan ia akan menjadi orang itu, orang yang selalu berada di samping Aleta, merangkul Aleta ketika Aleta rapuh dan menggenggam tangan Aleta untuk menguatkan Aleta.

"Aku bakal jadi orang yang bakal terus di samping kamu buat nemenin kamu, aku bakal ngerangkul kamu ketika kamu rapuh, dan aku bakal genggam tangan kamu buat nyemangatin kamu," ucap Alvaro sambil menatap mata Aleta.

Aleta menatap mata Alvaro lekat-lekat, ia tidak menemukan kebohongan sedikitpun dari mata Alvaro, ia tahu Alvaro mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

"Dan aku juga bakal ngelakuin hal yang sama buat kamu Al," balas Aleta sambil tersenyum menatap Alvaro.

Alvaro membalas senyuman Aleta lalu ia mengulurkan tangannya mengelus rambut Aleta. "Oma, aku janji bakal bahagiain Aleta, aku bakal selalu di samping Aleta dan aku bakal ngelindungin Aleta, aku gak bakal biarin Aleta terluka lagi sedikitpun," ucap Alvaro sambil melirik makam Oma.

Aleta mengecup nisan Oma ketika mau pergi. "Aleta sama Alvaro pergi dulu ya Oma," ucap Aleta.

Setelah ke makam Oma Aleta dan Alvaro pergi ke penjara untuk menjenguk Mia. Aleta sering menjenguk Mia karena ia tahu kalau Mia membutuhkan orang di sisinya untuk menyemangatinya dan menemaninya, ia tidak mau kalau Mia sampai kesepian karena ia tahu bagaimana rasanya kesepian.

Mia keluar dari jeruji besinya ditemani oleh dua polisi untuk menemui Aleta, Mia tersenyum ketika melihat Aleta dan Alvaro. "Makasih Ta karena udah selalu nyempetin waktu buat jenguk gue, tadi Reyhan juga jengukin gue sama Tante Milka," jelas Mia.

"Kamu baik-baik aja kan di penjara ini Mi?" tanya Aleta.

Mia tersenyum lalu mengangguk. "Walaupun penjara ini isinya napi semua tapi mereka baik kok," jawab Mia.

Aleta tersenyum tipis, ia senang mendengarnya kalau Mia baik-baik saja di sini. Aleta menyodorkan pelastik hitam pada Mia. "Tadi di jalan aku beli makanan buat kamu, buat Pak polisi, dan napi-napi yang ada di sini, tapi ini khsusus buat kamu, dimakan ya Mi," ucap Aleta sambil tersenyum.

Mia mengambil plastik hitam itu dari tangan Aleta. "Makasih Ta," ucap Mia tulus.

"Lo tau Ta? Tadi Reyhan juga ngasih makanan buat gue, buat polisi dan napi-napi yang ada di sini. Keluarga lo emang berhati malaikat ya, gue benar-benar ngerasa bersalah karena udah ngebunuh Oma lo," ucap Mia pelan.

Aleta memeluk Mia lalu ia mengelus punggung Mia. "Lupain itu ya, kan aku udah maafin kamu Mi. Jangan terus nyalahin diri kamu sendiri ya Mi, ini udah takdir dari Allah," ujar Aleta.

Alvaro memberikan dua pelastik besar yang berisi nasi padang pada polisi yang berada di dekatnya. "Tolong kasih ke polisi yang lain dan napi-napi yang ada di sini ya Pak," pinta Alvaro.

Polisi itu mengangguk. "Makasih Dek, saya pasti bakal kasih makanannya ke mereka," ucap Pak polisi itu.

Tanpa sadar ada yang memperhatikan Aleta dari balik jeruji besinya, ia terlihat sangat marah. "Awas lo miskin, gara-gara lo hidup gue jadi kaya gini. Liat aja, setelah gue keluar dari penjara sialan ini gue bakal langsung cari lo dan ngebunuh lo," gumam orang itu.

🍁

Gimana part ini menurut kalian? Coba komen dong biar aku tau gimana menurut kalian. Aku lebih suka kalian komen loh daripada vote :v

Bisa tebak siapa orang yang ngomong terakhir itu?

Masih mau ngeliat keuwuan Alvaro sama Aleta atau langsung ke konflik terakhirnya aja nih?

Next gak nih? Komen ya biar aku semangat buat up cepetnya 😄

Apa kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya. Jaga kesehatannya ❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang