🍁{Chapter 52}🍁

19.7K 760 148
                                    

"Tetap duduk, atau gue cium."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

🍁

"Aleta, bangun Sayang," Milka sudah mencoba membangunkan Aleta beberapa kali tapi Aleta tetap tidak bangun, sepertinya Aleta kelelahan karena tadi malam menyiapkan surprise ulang tahun untuk Reyhan.

Aleta membuka matanya perlahan-lahan, ketika bangun tidur ia langsung ingat kalau ini adalah hari senin. Aleta tersentak ketika melihat jam yang menunjukkan pukul tuju pagi, kalau begini ia bisa telat.

"Huaaa... Mama, Aleta telat, Aleta mandi dulu ya," ucap Aleta lalu ia bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi Aleta segera memakai pakaian sekolahnya, Aleta melihat di ruang makan sudah ada Reyhan dan Milka. "Ma, Dek, aku berangkat sekolah dulu ya," ucap Aleta.

"Ekh, sarapan dulu Aleta," peringat Milka.

Aleta mengambil roti yang diolesi selai di atasnya. "Aleta makan ini aja, Aleta udah telat Ma," sebelum pergi Aleta mengecup pipi Reyhan dan juga mencium punggung tangan Milka.

"Assalamualaikum," ucap Aleta ketika mau pergi.

"Waalaikumussalam. Hati-hati Ka!" ujar Reyhan dengan suara yang sedikit meninggi agar Aleta dapat mendengarnya.

Aleta merasa lega karena ia tidak telat, tapi sebentar lagi upacara akan segera dimulai. Aleta buru-buru ke kelasnya, Aleta mencari topinya di dalam tas tapi tidak ketemu. "Aduh, topinya ketinggalan lagi," gumam Aleta.

"Aleta, kenapa?" tanya Jingga teman sekelasnya.

"Ini topi aku ketinggalan di rumah," jawab Aleta.

"Kayanya bukan cuma topi lo deh yang ketinggalan Ta, tapi juga dasi lo," sahut Dewi.

Aleta menepuk jidatnya, bagaimana ini? Sudah pasti ia akan kena hukum kalau tidak memakai topi maupun dasi.

"Mau pake dasi sama topi gue gak Ta," tawar Laura.

Teman-teman Aleta juga ikut menawari Aleta untuk memakai dasi dan topi mereka. "Gak-gak. Jangan tawarin aku buat pake dasi dan topi kalian, aku gak mau kalau kalian dihukum. Kalau aku dihukum gak papa karena itu emang salah aku," ujar Aleta.

Alvaro datang mendekati Aleta, ia melepas topi yang sudah terpasang di kepalanya lalu ia memasang topi itu di kepala Aleta. Bukan hanya topi, Alvaropun melepas dasi yang sudah ia pakai lalu ia kenakan dasi itu di kerah seragam Aleta. "Sekarang lo gak bakal dihukum," ucap Alvaro.

"Tapi Al-" sebelum Aleta menyelesaikan ucapannya Alvaro sudah pergi lebih dulu. Aleta menghembuskan napas kasar. "Dasar, kalau gini kamu yang bakal dihukum Al," gumam Aleta.

"Alvaro masih care aja ya sama lo Ta," ucap Dewi.

"Iyalah, gue yakin Alvaro tuh masih sayang sama Aleta cuma dia gengsi aja ngakuinnya," sahut Laura.

"Kalau gitu ayo kita ke lapangan Ta," ajak Desti.

"Tunggu," teman-teman Aleta merasa bingung ketika Aleta melepaskan topi dan dasi yang tadi dipasangkan oleh Alvaro.

"Kenapa dilepas Ta?" tanya Mauren bingung.
"Aku gak bakal biarin Alvaro dihukum sendirian, aku harus ada di sampingnya," ucap Aleta sambil tersenyum lebar.

"So sweet banget sih kalian," ujar Dewi.

"Tapi apa gak papa kalau nanti lo dihukum Ta? Kita gak mau ngeliat lo dihukum Ta," sahut Maya.

Aleta tersenyum sampai matanya terlihat seperti bulan sabit. "Gak papa, makasih udah perhatian sama aku temen-temen," ucap Aleta tulus.

Aleta sangat bersyukur karena sekarang ia memiliki banyak teman dan memiliki teman-teman yang sangat memperdulikannya. Memang benar, kebahagiaan akan datang pada waktunya.

Saat upacara selesai benar saja Alvaro dan Aleta langsung dihukum, mereka dihukum membersihkan toilet perempuan dan laki-laki.

"Mana dasi sama topi yang gue kasih ke lo?" tanya Alvaro ketika mereka mau mengambil pel-an di petugas kebersihan di sekolah.

"Aku simpen di tas, aku gak mungkin biarin kamu dihukum sendirian, aku pengen nemenin kamu dihukum," jelas Aleta.

Alvaro mengusir murid laki-laki yang masih berada di WC laki-laki untuk segera pergi dan Aleta mengusir murid perempuan yang masih berada di WC perempuan untuk segera pergi.

Saat Aleta menyentuh pel-an Alvaro segera merebut pel-an itu dari tangan Aleta. Aleta mengernyitkan alis binging. "Al, itu kan kamu ada pel-an, kenapa ambil yang punya aku?" tanya Aleta bingung.

"Duduk," perintah Alvaro.

"Hah?" Aleta semakin tidak mengerti dengan ucapan Alvaro. Apa Alvaro menyuruhnya untuk duduk?

Alvaro menghembuskan napas kasar, tanpa aba-aba Alvaro mangangat tubuh Aleta lalu ia dudukan Aleta di kursi yang ada tak jauh dari WC.

Alvaro menumpukan kedua tangannya di samping kanan kursi dan juga samping kiri kursi sehingga dia mengunci pergerakan Aleta.

Alvaro sedikit membungkukkan badannya agar ia bisa melihat wajah Aleta lebih jelas, Alvaro menahan napasnya ketika wajah Alvaro begitu dekat dengannya sampai deru napasnyapun terdengar. "Ka-mu mau nga-pain Al?" tanya Aleta gugup.

"Tetep duduk, biar gue yang bersihin WCnya. Gue gak mau kalau nanti lo kecapean, kalau lo ngelanggar, gue bakal cium," ancam Alvaro dengan mimik wajah yang serius.

Alvaro menjauhkan tubuhnya dari Aleta. "Tetep duduk atau gue cium," peringat Alvaro.

Aleta menghembuskan napas kasar, ia tahu Alvaro serius mengatakan itu. Tapi apa ia hanya bisa duduk diam saja melihat Alvaro membersihkan WCnya sendirian. "Al, aku pengen bantu kamu, ijinin aku buat bantu kamu Al," pinta Aleta.

"Gak. Gue peringatin sekali gue, tetap duduk atau gue cium," peringat Alvaro lagi.

Alvaro hanya tidak mau Aleta kecapean membersihkan WC, biar saja ia yang membersihkan WC sendirian asal wanitanya tidak kecapean.

Tanpa mereka sadari ada orang yang terus memperhatikan mereka sadari tadi, hanya saja mereka tidak menyadarinya, orang itu pergi karena perasaannya tidak kuat lagi melihat semuanya.

🍁

Gimana part ini menurut kalian? Coba dong komen 😁

Sad ending apa happy ending nih?

Next gak nih? Spam komen ya, aku seneng kalau kalian komen gitu, aku ngerasa dihargain gitu 😆❤

Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya. Jaga kesehatannya ❤

Salam sayang dari author buat kalian 😆❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang