🍁{Chapter 8}🍁

32.6K 1.3K 34
                                    

"Kadang, kita harus terlihat bahagia untuk menutupi luka mendalam di hati kita."

Happy Reading ❤

🍁

Ketiga cewek itu keluar dari WC. Mereka melihat Alvaro berdiri membelakangi mereka.

Salah satu dari mereka mendekati Alvaro. "Al," sapa Mia.

Alvaro menoleh sekilas. "Apa?" sahut Alvaro.

Mia tersenyum senang saat Alvaro menyahuti ucapannya. "Al, aku pengen pulang bareng kamu deh. Kamu mau kan pulang bareng aku?" tanya Mia. Ia yakin Alvaro tidak mungkin menolak ajakannya.

"Maaf, gue gak bisa," tolak Alvaro.

"Kenapa? Nanti aku gak tau harus pulang sama siapa Al, mobil aku lagi di bengkel terus supir aku juga gak bisa jemput. Anterin aku pulang ya Al, plisss...." mohon Mia.

Alvaro melirik Mia yang terlihat sedih saat ia menolak ajakannya. Mia memegang lengan Alvaro. "Aku mohon Al, pulang sama aku ya," pinta Mia sambil menampilkan puppy eyesnya.

Mia terus saja membujuk Alvaro agar Alvaro mau pulang bersamanya. Tapi sayangnya Alvaro selalu menggelengkan kepalanya pertanda dia menolak ajakan Mia.

Aleta menghentikan langkahnya saat ia melihat Alvaro sedang bicara dengan Mia.

Teman Mia yang bernama Rahel mendekati Aleta. "Lihat, mereka cocok banget kan. Mia udah bilang sama lo kalau Alvaro tuh milik dia. Lo sadar diri deh sampah kaya lo gak pantes buat Alvaro," bisik Rahel memanas-manasi Aleta.

Alvaro menoleh ke belakang lalu ia tersenyum saat ia melihat ada Aleta di belakangnya.

Mia menghembuskan napas kasar. Ia kesal saat melihat Alvaro memperlihatkan senyumnya pada Aleta padahal jarang sekali Alvaro memperlihatkan senyumnya pada orang-orang termasuk dirinya.

Mia memundurkan langkahnya lalu ia menjambak rambut Aleta. "Pasti gara-gara si miskin ini kan kamu nolak ajakan aku Al!" kesal Mia.

Alvaro menepis tangan Mia kasar dari rambut Aleta. "Lo apa-apaan sih!" bentak Alvaro. Rahangnya mulai mengeras, ia tidak suka jika ada yang berani menyakiti Aleta.

"Pergi dari sini!" usir Alvaro dengan nada tegasnya.

Mia tidak bergeming dari tempatnya, ia malah menatap Aleta dengan tatapan membunuh. "Dia cuma cewek miskin Al! Gak mungkin kan kamu suka sama sampah kaya dia!" tanpa sadar Mia menaikan intonasi bicaranya.

Alvaro mengepalkan kedua tangannya lalu ia menarik tangan Aleta. Alvaro menyembunyikan Aleta di balik punggungnya. "Jaga ucapan lo!" peringat Alvaro.

Mia menyilangkan tangannya di depan dada, dia memperlihatkan senyum sinisnya. "Aku gak nyangka kamu nolak cewek secantik aku cuma demi sampah kaya dia!" cetus Mia sambil menunjuk Aleta.

"Suatu saat nanti kamu bakal nyesel karena kamu udah nolak berlian demi sampah kaya dia!" sinis Mia.

"Dan lo cewek miskin, harusnya lo sadar diri dong! Lo sama Alvaro tuh gak setara, lo itu cuma sampah yang gak pantes hidup! Gue udah peringatin lo buat jangan deketin Alvaro lagi karena Alvaro itu milik gue, tapi lo gak tau diri dan tetap deketin Alvaro. DASAR JALANG! CEWEK BERENGSEK! MATI LO!" murka Mia.

"Diem bangsat!" bentak Alvaro. Dia tidak bisa lagi menahan emosi yang sudah membara di hatinya.

Alvaro mencekal pergelangan tangan Mia kasar. "Lo yang jalang bangsat! Udah tau gue gak suka sama lo tapi lo tetap deketin gue. Harusnya lo mikir, jangan malah nyalahin Aleta!" murka Alvaro.

Aleta hanya diam, dia tidak tau harus apa. Dia melihat Mia yang terlihat kesakitan karena Alvaro mencekal pergelangan tangannya dengan kasar. "Al, udah. Kasihan dia kesakitan," lirih Aleta.

Alvaro menghembuskan napas kasar lalu ia menjauhkan tangannya dari pergelangan tangan Mia. Alvaro langsung menarik tangan Aleta pergi dari hadapan Mia dan teman-temannya.

Mia menatap punggung Alvaro dan Aleta yang semakin jauh. "Gue benci banget sama si miskin itu!" lirih Mia. Dia menahan air matanya yang sudah ada di pelupuk matanya agar tidak terjatuh.

Rahel mengelus punggung Mia. "Sabar Mi, kita bakal kasih pelajaran ke cewek miskin itu. Gue yakin Alvaro bakal nyesel karena lebih milih cewek sampah kaya dia," ujar Rahel.

"Iya Mi, lo tenang aja, kita bakal kasih pelajaran ke cewek miskin itu. Kita tinggal nyusun rencana gimana caranya buat si miskin itu menderita," sahut Iren.

🍁

Saat berada di koridor Alvaro menghentikan langkahnya, Aleta refleks ikut menghentikan langkahnya.

Alvaro maju ke depan Aleta lalu ia mengulurkan tangannya mengelus rambut Aleta. "Ta, lo gak papa? Maaf ya ini semua gara-gara gue," ucap Alvaro merasa bersalah.

"Aku gak papa Al. Ini sama sekali bukan salah kamu, makasih ya udah belain aku di depan mereka," ujar Aleta tersenyum.

Alvaro menatap mata Aleta lekat-lekat. "Lo jangan pura-pura kuat di depan gue Ta, karena gue tau sebenernya hati lo terluka. Lo boleh keliatan lemah di depan gue, jangan pura-pura kuat gini," ujar Alvaro.

Hati Aleta menghangat saat mendengar ucapan Alvaro. Aleta memberanikan diri mengulurkan tangannya lalu mengelus pipi Alvaro. "Makasih Al, kamu emang orang baik," lirih Aleta tersenyum tipis.


Alvaro tersenyum tipis. Ia menggenggam tangan Aleta. "Gue anterin lo sampe kelas," Aleta mengangguk.

Alvaro dan Aleta menghentikan langkahnya saat sudah sampai di depan kelas Aleta. "Udah sampai Mba, mana nih ongkosnya," canda Alvaro.

Aleta terkekeh pelan. "Maaf Mas, saya gak punya uang, saya ngutang dulu ya Mas," jawab Aleta.

"Saya gak minta Mba bayarnya pake uang, pake kecupan di pipi aja udah cukup kok," terang Alvaro.

Alvaro langsung tertawa saat melihat pipi Aleta yang memerah. "Udah akh, sana pergi Al," usir Aleta pelan.

"Ciee si Mba salting nih," ujar Alvaro terkekeh pelan.

Alvaro mengacak rambut Aleta pelan. "Gue ke kelas ya Ta, nanti lo pulang sekolah sama gue. Gue tungguin di parkiran, semangat belajarnya cantik," ucap Alvaro tersenyum lebar.

Aleta membalas senyuman Alvaro. "Makasih Al, kamu juga semangat belajarnya," balas Aleta tersenyum.

Alvaro berbalik pergi meninggalkan Aleta, Alvaro menolehkan kepalanya ke belakang dan dia masih mendapati Aleta yang sedang menatapnya.

Alvaro melambai-lambaikan tangannya ke arah Aleta, Aleta hanya tersenyum. Punggung Alvaro sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya. Aleta melangkah memasuki kelasnya.

Aleta terkejut saat melihat tempat duduknya, perasaan terluka kembali menjalar di hatinya.

🍁

Jangan lupa tinggalkan jejak ❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang