"Jangan sombong dengan apa yang kalian punya saat ini karena itu hanya titipan dari Allah dan Allah bisa mengambilnya kapan saja."
Happy Reading ❤
Maaf kalau banyak typo ❤
🍁
Aleta mengambil tongkat kruk yang jatuh tak jauh darinya. Tongkat kruk itu juga kotor karena tadi sempat terkena air selokan.
Aleta harus mengganti seragam sekolahnya dengan seragam olahraga. Tapi ia merasa takut ke koridor nanti banyak orang yang akan membullynya karena penampilannya yang sangat kacau dan bau.
Aleta juga pasti akan membuat lantai sekolah kotor. Tapi ia tidak kuat menahan bau dari tubuhnya sendiri.
Aleta memutuskan untuk mengganti pakaiannya kalau bel masuk sudah berbunyi agar tidak ada orang yang melihatnya di koridor.
Ketika mendengar suara bel berbunyi Aleta berdiri menggunakan tongkat kruknya lalu ia melangkah pergi ke koridor.
Aleta tersentak ketika melihat kerumunan orang banyak di koridor yang sedang menatapnya dengan penuh kebencian.
Laura melangkah mendekati Aleta. "Heh, miskin! Seenggak mampu itu ya lo sampe mandi aja pake air selokan, jijik tau gak!" cetus Laura padahal ia sendiri yang menyebabkan Aleta begitu. Tidak tahu diri sekali dia...
"Udah miskin, cacat, jorok, bau lagi. Gak tau malu banget lo!" hina salah seorang dari kerumunan orang banyak itu.
"Pergi lo! Kita semua bisa kena penyakit kalau lo tetep ada di sini!"
"Mati aja sono! Hidup lo gak guna! Sampah!"
Laura mengambil beberapa lembar uang dari saku seragam sekolahnya. Lima lembar uang berwana merah lalu ia melemparkan uang itu pada Aleta. "Noh, ambil! Lo pasti pengen uang dari kita-kita kan makanya lo kaya gini. Buruan ambil, gak usah sok naif di depan kita!"
Seseorang melangkah maju mendekati Aleta lalu ia melemparkan sepuluh lembar uang merah pada Aleta. "Noh, ambil! Dasar miskin! Pergi lo dari sini, ngemis aja sana di jalanan!"
Seseorang kembali maju mendekati Aleta lalu ia melemparkan dua puluh lembar uang merah pada Aleta. "Noh, buat lo. Uang segitu gak ada apa-apanya buat gue, gue mampu beli segalanya termasuk beli harga diri lo yang gak tau malu itu!"
Aleta menunduk menatap lembar uang-uang merah yang berserakan di lantai. Aleta tidak pernah mengemis pada seseorang untuk meminta uang, selama ia bisa bekerja kenapa ia harus meminta uang pada orang lain? Itu dosa.
Aleta mencoba berlutut, ia meletakan tongkat kruknya di sampingnya lalu ia memunguti uang-uang yang berserakan di lantai itu.
Orang-orang menatap Aleta dengan pandangan merendahkan. Dasar orang miskin, itulah yang mereka ucapkan di dalam hati mereka masing-masing.
Aleta kembali berdiri menggunkan tongkat kruknya lalu ia mengulurkan uang-uang itu pada orang-orang tadi yang memberikannya uang itu.
"Ini, uang kalian. Aku gak pernah minta uang sama kalian jadi lebih baik kalian simpen aja uang-uangnya atau sedekahkan sama anak yatim atau orang yang lebih membutuhkan," terang Aleta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl
Teen FictionAleta merupakan seorang wanita kuat yang menghadapi kejamnya kehidupan. Dia sering dihina karena miskin, sering dibully karena miskin, dan dia tidak pernah mempunyai teman karena orang-orang jijik padanya. Aleta selalu dibully bahkan disiksa karena...