🍁{Chapter 15}🍁

24.1K 1.1K 50
                                    

"Kamu sudah aku anggap sebagai sahabatku tapi kamu malah melukaiku."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

🍁

Aleta telah selesai bekerja, dia baru saja bisa pulang pukul sembilan malam. Aleta menggerak-gerakkan lehernya, ia merasa lelah seteleh bekerja.

Aleta memasuki gang munuju ke rumahnya, ia menatap sekelilingnya yang tampak sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang lewat di gang itu.

Aleta terus melangkah tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki seseorang.Saat dia membalikan badannya tidak ada orang di belakangnya. Aleta kembali melangkah, dia berjalan dengan langkah cepat.

Aleta takut ada orang yang berniat jahat padanya. Aleta kembali mendengar suara langkah kaki. Perasaannya sudah tidak enak, Aleta terus melangkahkan kakinya dengan cepat.

"Aleta," panggil Kyra. Aleta menolehkan kepalanya, dia menghembuskan napas lega setelah melihat Kyra di belakangnya.

Aleta bersyukur karena ada Kyra, tapi ia merasa aneh kenapa malam-malam begini Kyra bisa ada di sini?

Kyra melangkahkan kakinya agar lebih dekat dengan Aleta, Kyra tersenyum pada Aleta. Aleta membalas senyuman Kyra.

Aleta tersentak saat tiba-tiba Kyra menjambak rambutnya dengan kasar. Kyra tertawa pelan melihat ekspresi Aleta yang terlihat kesakitan, Kyra terus menguatkan jambakannya.

Aleta merintih kesakitan, dia tidak mengerti kenapa Kyra tega melakukan semua ini padanya.

Aleta mencoba menjauhkan tangan Kyra dari rambutnya tapi hasilnya nihil karena tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan cengkraman tangan Kyra dari rambutnya.

"Sa-kit Ra," rintih Aleta pelan.

Kyra tertawa pelan mendengar suara Aleta yang tampak kesakitan. Kyra semakin menguatkan jambakannya sampai ada rambut Aleta yang rontok di tangannya.

"Asal lo tau, gue benci banget sama lo! Gue jijik banget sama orang miskin kaya lo!" ungkap Kyra.

Aleta tertohok mendengar ucapan Kyra. Aleta tidak menyangka ternyata Kyra hanya berpura-pura bersikap baik padanya.

Kyra menjauhkan tangannya dari rambut Aleta. Aleta mengusap rambutnya yang terasa sakit. "Kalau kamu benci sama aku, kenapa kamu baik sama aku Ra? Kenapa kamu mau jadi temen aku, kenapa Ra?" tanya Aleta menuntut jawaban dari Kyra.

Kyra menyilangkan tangannya di depan dada, dia tersenyum sinis. "Gue bakal jawab pertanyaan lo itu miskin, jadi gue cuma mau nusuk lo dari belakang aja sih biar lebih seru. Harusnya sih bukan sekarang gue ngaku yang sebenarnya, tapi kerena gue udah gemes banget pengen nyiksa lo akhirnya gue memutuskan untuk memperlihatkan sosok asli gue ke lo. Gue bakal nyiksa lo sekarang miskin sampai lo mati di tangan gue," jelas Kyra panjang lebar sambil menyeringai.

Aleta tercengang mendengar penjelasan Kyra, tanpa sadar air matanya menetes. Dia kira Kyra tulus mau berteman dengannya. Aleta sangat senang saat Kyra mau menjadi temannya dan bersikap baik padanya, tapi ternyata semua itu hanya sandiwara saja.

Kyra tertawa saat melihat Aleta meneteskan air mata, ternyata nusuk dari belakang itu sangat menyenangkan.

Kyra mendorong tubuh Aleta dengan kasar sampai Aleta terduduk di tanah. Aleta ingin berdiri tapi kakinya sangat lemas.

Kyra jongkok di samping Aleta. Kyra manatap Aleta dengan sorot tajamnya, Kyra membenci orang miskin seperti Aleta dan yang membuat Kyra lebih membenci Aleta adalah karena Aleta berani mendekati Alvaro.

Kyra menampar pipi Aleta dengan keras sampai menimbulkan suara yang cukup memekikkan telinga.

Aleta mencoba menahan rintihan kesakitannya saat Kyra terus menampar pipinya tanpa mau berhenti sedetikpun.

Kyra melihat sekelilingnya yang tampak sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang lewat. Tentu saja itu membuat Kyra senang karena ia bisa dengan bebas menyiksa Aleta.

Kyra berhenti menampar pipi Aleta saat ia melihat pipi Aleta yang sudah mengeluarkan tetesan darah. Kyra mengambil pisau kecil dari tasnya lalu ia mendekatkan pisau kecil itu ke tangan Aleta.

Aleta merintih kesakitan saat Kyra melukai tangan kanannya dengan pisau itu sedangkan Kyra malah tertawa saat mendengar rintihan kesakitan dari mulut Aleta, dia sangat senang bisa menyiksa Aleta seperti ini.

Kyra terus melukai tangan kanan Aleta bahkan ia juga membentuk huruf di tangan Aleta. Kyra tersenyum puas saat melihat hasil karyanya di tangan Aleta.

Aleta melirik tangan kanannya yang terus mengeluarkan darah segar. Aleta tidak bisa membaca dengan jelas apa yang Kyra tulis di tangan kanannya karena tertutupi oleh darahnya.

Aleta mengernyitkan alisnya saat melihat ada orang yang melangkah ke arahnya dan juga Kyra.

Orang itu laki-laki berbadan besar dan tinggi yang memakai pakaian serba hitam. Aleta melihat orang itu membawa air di kantung pelastik kecil, dia menyerahkan itu pada Kyra.

Kyra menyiramkan air itu ke tangan Aleta yang telah ia lukai. Aleta menjerit kesakitan. Rasanya benar-benar sakit karena Kyra menyiramkan air panas ke tangannya yang terluka.

Aleta merasakan sakit yang luar biasa di tangan kanannya sampai sulit untuk digerakkan.

Aleta tidak pernah menyangka Kyra akan sejahat ini padanya. "Kamu jahat Ra," lirih Aleta.

Tanpa sadar air mata Aleta menetes. Bukan hanya fisiknya saja yang terluka tapi juga hatinya.

Kyra tertawa kencang. "Gue emang jahat, gue mau nyiksa lo sampai lo mati miskin! Gue muak ngelihat orang miskin kaya lo! Orang miskin kaya lo itu gak pantes buat hidup! Mati lo!" cetus Kyra sambil menoyor kepala Aleta.

"Bawa dia ke mobil," perintah Kyra pada laki-laki tadi.

Saat laki-laki itu melingkarkan tangan Aleta ke bahunya. "Jangan gitu bawanya, seret aja dia," perintah Kyra.

Laki-laki itu tersentak mendengar perintah Kyra, dia tidak tega jika harus bersikap seperti itu pada Aleta.

Kyra tampak kesal karena pengawalnya tidak mau menuruti perintahnya. "Mending lo pergi deh! Gue aja yang nyeret dia," Kyra menarik tangan Aleta sampai ke mobilnya tidak peduli dengan Aleta yang terus merintih kesakitan.

Laki-laki itu menghembuskan napas kasar, ia merasa kasihan melihat Aleta yang tempak sekali sangat kesakitan. Laki-laki itu melihat darah segar keluar dari kedua kaki Aleta karena kaki Aleta terus bersentuhan dengan aspal.

Aleta tidak berhenti merintih kesakitan, dia dibawa masuk ke dalam mobil Kyra. Aleta meneteskan air matanya. "Sak-it, sak-it, tol-ong Ale-ta Oma, tol-ong Ale-ta," batin Aleta tersiksa. Setelah itu Aleta tidak sadarkan diri.

🍁

Jangan lupa tinggalkan jejak ❤

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang