🍁{Chapter 46}🍁

16.9K 684 100
                                    

"Bunuh gue, tapi jangan lukain dia lagi."

Happy Reading ❤

Maaf kalau banyak typo ❤

Ada yang kangen sama cerita ini? 😄

🍁

Hari ini Alvaro sedang berada di balkon cafe yang ia sering kunjungi dengan Aleta, besok adalah hari ulang tahun Aleta, ia ingin membuat kejutan yang spesial untuk Aleta.

Alvaro mendekor balkon cafe itu sendirian tanpa bantuan siapapun. Alvaro membayangkan senyuman manis Aleta saat melihat semua ini.

Aleta menaiki taksi untuk pergi ke cafe, lalu setelah di perjalanan Aleta membuka jendela taksinya dan melihat pemandangan hiruk pikuk kota, taksi itu terus melaju cukup kencang. "Mas, cafenya bukan ke arah sini," ujar Aleta ketika taksi itu melewati jalur yang berbeda dengan arah cafe.

Perasaan Aleta mulai tidak enak. "Bang, berhenti," pinta Aleta. Aleta mencoba membuka pintu taksi itu tapi sayangnya tidak bisa, bahkan pengemudi taksi itu menutup jendela di sampingnya.

Taksi itu berhenti di pinggir jalan yang sangat sepi, tidak ada satupun kendaraan atau orang yang lewat situ.

"Halo Miskin," sapa supir taksi itu. Tubuh Aleta melemas ketika mengetahui kalau supir taksi itu adalah Kyra.

"Kyra," ucap Aleta pelan.

Kyra mengambil tas Aleta secara paksa lalu ia membuang tas Aleta keluar dari taksi. "Permainan bakal segera dimulai," ucap Kyra sambil menyeringai ke arah Aleta.

Aleta terus mencoba membuka pintu taksi itu tapi sayangnya tetap tidak bisa, ia tidak tahu harus apa sekarang. "Alvaro, tolong. Aku takut," batin Aleta.

Kyra tersenyum puas lalu ia kembali melajukan taksinya sampai ke sebuah desa terpencil. Kyra memaksa Aleta untuk keluar, Aleta ingin sekali kabur tapi banyak laki-laki berbadan besar yang mengelilinginya, ia bisa menebak kalau itu bawahannya Kyra.

Aleta dibawa masuk ke dalam rumah kosong, ia diikat di kursi dengan sangat kuat, Aleta menatap Kyra yang melangkah ke arahnya. "Tolong lepasin aku Kyra," pinta Aleta dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Kyra menjambak rambut Aleta dengan sangat kuat. "LO PIKIR GUE BAKAL LEPASIN LO GITU AJA? HAH! MIMPI!" teriak Kyra.

Kyra menatap Aleta dengan tatapan tajamnya. "Gara-gara lo hidup gue jadi menderita di dalem penjara, gue gak bakal maafin lo Miskin. Liat aja, lo bakal ngerasain penderitaan yang lebih menyakitkan daripada sebelumnya," ucap Kyra dengan nada dinginnya.

Kyra mendekatkan kepala Aleta ke tembok lalu ia membentur-benturkan dahi Aleta ke tembok. "GUE BENCI LO MISKIN! BENCI! BENCI! BENCI!" Kyra terus membenturkan kening Aleta ke tembok sampai dahi Aleta mengeluarkan darah segar.

"Sa-kit, sa-kit, aku mohon berhenti," pinta Aleta.

"Aleta!" Aleta menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, Aleta tersenyum saat melihat Alvaro datang tapi senyumnya langsung menghilang ketika melihat ada pisau yang menancap di perut Alvaro.

Aleta menangis dengan keras, ia menatap Kyra dengan tatapan memohon. "Kyra, kamu boleh nyakitin aku sepuas hati kamu. Tapi aku mohon, jangan lukain Alvaro, bebasin Alvaro Kyra!" pinta Aleta dengan suara yang meninggi.

Alvaro ditarik masuk ke dalam oleh bawahan Kyra, tenaga Alvaro sudah terkuras habis, saat ini ia sangat lemas. Alvaro diikat di depan Aleta. "Alvaro," panggil Aleta.

Kyra tersenyum senang. Akhirnya rencananya berhasil juga, Kyra sudah merencanakan semua ini, tadi ia menelepon Alvaro kalau Aleta sedang dalam bahaya dan dugaannya benar kalau Alvaro akan langsung pergi mencari Aleta.

Bawahan Kyra sudah memukuli Alvaro sampai babak belur, mereka juga menusuk perut Alvaro agar Alvaro tidak mudah untuk bergerak.

Alvaro menatap mata Aleta, hatinya terasa sakit ketika melihat dahi Aleta yang terus mengeluarkan darah. Lagi-lagi ia gagal menjaga Aleta. "Maafin aku Ta," ujar Alvaro pelan.

Kyra mengambil pisau yang cukup besar lalu berdiri di tengah-tengah Alvaro dan Aleta. "Oke, permainannya kita mulai aja ya," ucap Kyra dengan nada yang gembira.

Kyra melangkah ke arah Alvaro, ia melirik pisau yang masih menancap di perut Alvaro. Tanpa rasa takut Kyra langsung menarik pisau itu keluar, dan setelah itu ia menusuk kembali perut Alvaro. "Akh..." teriak Alvaro.

Kyra tertawa pelan. "Kayanya kamu seneng banget Sayang," ucap Kyra.

"Cukup Kyra cukup! Lukain aku aja! Aku mohon jangan lukain Alvaro!" teriak Aleta.

Kyra tersenyum lebar. "Kayanya lo gak sabar ya buat gue lukain Miskin," ucap Kyra.

Kyra melangkah mendekati Aleta. "Jangan Kyra gue mohon jangan! Jangan lukain Aleta, gue mohon Kyra! Gue mohon!" pinta Alvaro sambil meneteskan air mata.

Kyra tidak mendengarkan Alvaro yang terus berteriak agar jangan melukai Aleta, tapi ia tidak peduli karena ini kesenangannya.

Kyra mengulurkan tangannya menjambak rambut Aleta lalu ia kembali membenturkan kepala Aleta ke di tembok terus menerus. "LIAT INI ALVARO! LIAT! LIAT! LIAT!" Kyra terus mengucapkan kata yang sama sambil membenturkan kepala Aleta ke tembok.

Alvaro tidak kuat manahan isak tangisnya yang ingin pecah, ia tidak sanggup melihat orang yang paling ia sayangi terluka di depan matanya. Ia memang payah, ia tidak bisa berbuat apa-apa disaat-saat seperti ini. "BERHENTI KYRA! GUE MOHON BERHENTI! JANGAN LUKAIN ALETA LAGI! GUE MOHON JANGAN LUKAIN ALETA! GUE MOHON KYRA!" teriak Alvaro.

Kyra tidak peduli justru ia semakin cepat membentur-benturkan kepala Aleta ke tembok. "Rasain lo Miskin! MATI! MATI! MATI!" ucap Kyra.

Alvaro bisa melihat Aleta yang tampak sangat kesakitan. "BUNUH GUE, TAPI GUE MOHON LO JANGAN LUKAIN ALETA LAGI! Gue mohon sama lo jangan lukain Aleta lagi, kasian dia kesakitan. Dia hidup gue, gue gak mau ngeliat dia terluka lagi," ujar Alvaro dengan nada yang bergetar.

Kyra tersenyum lebar. "Penawaran yang menarik," Kyra menjauhkan tangannya dari rambut Aleta, ia melirik Aleta yang sudah tidak sadarkan diri lalu Kyra melangkah mendekati Alvaro.

🍁

Gimana part ini menurut kalian? Coba dong komen ya 😁

Menurut aku Kyra udah gila banget sih, menurut kalian gimana?

Happy Ending atau Sad Ending?

Next gak nih? Mau aku next secepatnya? Makanya spam komen ya biar aku up nya cepet 😄

Apa kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya. Jaga kesehatannya.

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang