"Jangan pernah menilai seseorang dari fisik atau penampilannya saja karena yang terpenting itu adalah hatinya."
Happy Reading ❤
Maaf kalau banyak typo 😁❤
🍁
Alvaro dan Aleta telah sampai di depan gerbang sekolah. Alvaro menelepon temannya untuk menghampirinya ke depan gerbang sekolah.
Alvaro membantu Aleta turun dari mobilnya, ia juga membantu Aleta menggunakan tongkat kruknya.
"Maaf ya Ta hari ini gue gak bisa jagain lo," ucap Alvaro merasa bersalah pada Aleta.
Alvaro merasa takut ada yang berani menyakiti Aleta lagi di sekolah. Ia tidak mau melihat Aleta kembali terluka lagi.
Aleta mengulurkan tangan kirinya menggenggam tangan Alvaro sedangkan tangan kanannya memegangi tongkat kruknya.
Aleta mengelus punggung tangan Alvaro. "Gak usah khawatir Al, kan ada temen kamu yang jagain aku," ucap Aleta berusaha menenangkan Alvaro agar tidak mencemaskannya.
Aleta menatap manik hitam milik Alvaro sambil tersenyum. Aleta bisa melihat kekhawatiran dari tatapan mata Alvaro. "Makasih udah khawatirin aku Al," lanjut Aleta.
Aleta memberanikan diri untuk mengelus pipi kanan Alvaro. Aleta terus tersenyum menatap Alvaro. "Jangan khawatir lagi ya Sayang," ucap Aleta lembut.
Alvaro memalingkan wajahnya ke arah lain. Ucapan Aleta dan senyumannya mampu membuat jantungnya berdegup kencang. Alvaro mengacak rambut Aleta pelan. "Dasar. Udah pinter ngerayu gue ya," ucap Alvaro.
"Al," panggil Gara temannya Alvaro. Aleta dan Alvaro melirik ke arah Gara. Gara melirik Aleta lalu ia tersenyum pada Aleta. "Hai, Aleta. Salam kenal, gue Gara," ucap Gara hangat.
Alvaro menepuk bahu Gara pelan. Alvaro percaya kalau Gara tidak mungkin menyakiti Aleta karena Gara tahu kalau ia sangat menyayangi Aleta dan karena Gara juga salah satu teman terbaiknya.
Alvaro kembali mengingatkan Gara untuk menjaga Aleta dengan baik dan jangan sampai ada orang yang berani menyakiti Aleta. Gara mengiyakan ucapan Alvaro.
Alvaro dengan terpaksa berpamitan pergi pada Aleta. "Ta..." rasanya Alvaro tidak enak meninggalkan Aleta begini. Alvaro ingin selalu ada di samping Aleta untuk menjaga Aleta.
Aleta kembali menggenggam tangan Alvaro. "Udah sana pergi aja Al, kan di sini udah ada Gara yang jagain aku, kamu gak usah khawatir ya," ujar Aleta lembut.
Alvaro mengulurkan tangannya mengelus pipi kanan Aleta. "Gue pergi dulu ya Ta. Jangan sampe lo terluka lagi, gue gak suka," ucap Alvaro.
Alvaro melirik Gara. "Jagain Aleta ya Gar. Gue percaya sama lo," ucap Alvaro pada Gara.
Mobil Alvaro sudah melaju kencang dan tidak terlihat lagi dari pandangan Aleta. Aleta merasa canggung dengan Gara, ia tidak tahu harus memulai pembicaraan apa dengan Gara.
"Yuk Ta, ikut gue," ucap Gara. Aleta mengikuti langkah Gara dari belakang. Saat ia melangkah ke lapangan banyak pasang mata yang sedang memperhatikannya.
"Si miskin itu gak tau malu banget ya, udah miskin, lumpuh, tapi tetep aja sekolah di sini."
"Sekarang si miskin lumpuh ya? Kenapa gak sekalian mati aja sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl
TeenfikceAleta merupakan seorang wanita kuat yang menghadapi kejamnya kehidupan. Dia sering dihina karena miskin, sering dibully karena miskin, dan dia tidak pernah mempunyai teman karena orang-orang jijik padanya. Aleta selalu dibully bahkan disiksa karena...