"Lebih baik kita punya satu teman yang selalu mendukung kita disaat kita susah maupun senang daripada mempunyai banyak teman tapi munafik dan datang saat butuhnya doang."
Happy Reading ❤
🍁
Aleta menghentikan langkahnya saat melihat tempat duduknya yang dipenuhi sampah makanan, tempat duduknya sangat kotor. Dia pasti akan kena marah kalau sampai guru mengetahuinya.
"Gimana miskin? Kita udah hias tuh tempat duduk lo dengan sangat cantik," sahut Adel teman sekelasnya.
Aleta menatap Adel dengan tatapan sendu, Adel melirik Aleta sinis lalu ia menampar pipi Aleta. "Apaan sih lo! Gak usah sok menderita gitu deh, jijik gue lihatnya!" sinis Adel.
Aleta menunduk, ia merasakan perih di pipinya. Aleta lelah selalu dibully seperti ini, Aleta juga ingin diperlakukan baik oleh semua orang. Tapi kenapa rasanya sangat sulit dan sepertinya mustahil.
"Ta, lo gak papa?" tanya Kyra yang kini berada di samping Aleta, "Kita masih punya waktu buat bersihin tempat duduk lo," Kyra menarik tangan Aleta ke arah tempat duduknya.
Aleta menatap tempat duduknya yang penuh dengan sampah, baunya sangat menyengat sampai perutnya merasa mual.
Kyra mengambil sapu yang ditaruh di belakang pintu kelasnya lalu ia membersihkan sampah yang ada di atas kursi Aleta.
Aleta juga membantu Kyra membersihkan tempat duduknya. "Makasih Ra," ucap Aleta tulus.
"Ra, ngapain sih lo bantuin si miskin ini? Biarin aja napa, dia kan sampah jadi pantes aja kalau tempat duduknya banyak sampah," sahut Laura berdiri di samping Kyra.
"Aleta kan temen gue, jadi gue harus bantu dia. Lagian siapa sih yang berani ngotorin tempat duduknya Aleta, kurang kerjaan banget tuh orang!" kesal Kyra.
Laura terkekeh pelan. "Gue akuin, akting lo emang luar biasa Ra," ujar Laura. Laura berbalik pergi meninggalkan Kyra.
Padahal Kyra lah yang mengusulkan teman-teman sekelasnya untuk mengotori tempat duduk Aleta tapi sekarang ia seolah tidak tahu apa-apa. Hebat sekali aktingnya.
Aleta mencerna perkataan Laura. Dia bertanya-tanya apa maksudnya akting? Apakah ada sesuatu yang Aleta tidak ketahui?
Aleta mulai gelisah, entah kenapa perasaannya mengatakan Kyra tidak tulus berteman dengannya. Aleta mencoba menepis pemikiran itu, dia percaya pada Kyra.
"Ta, tempat duduk lo udah bersih tuh," Kyra membuyarkan lamunan Aleta.
Aleta tersenyum menatap Kyra. "Makasih ya Ra. Aku beruntung banget punya temen kaya kamu," ungkap Aleta.
Kyra tersenyum lebar. "Gue juga beruntung bisa punya temen kaya lo Ta," balas Kyra.
Laura kembali mendekati Aleta sambil membawa sebotol minuman di tangan kanannya.
Laura menyiramkan sebotol minuman itu ke wajah Aleta tapi bukannya Aleta yang kena justru Kyra yang terkena cipratan minuman itu.
Aleta tersentak, Kyra melindunginya agar ia tidak terkena minuman itu.
Kyra mengelap wajahnya yang basah karena minuman itu. Laura menelan ludahnya, ia juga sama kagetnya. Laura sama sekali tidak berniat menyiramkan minuman itu pada Kyra.
"Ra, gue minta maaf ya. Gue niatnya mau nyirim si miskin tapi lo malah ngelindungin dia sampe lo deh yang kena, nyusahin banget emang si miskin ini!" ujar Laura sambil melirik Aleta sinis.
"Gak papa kok, gue keluar sebentar ya Ta," Kyra melangkah keluar kelas. Laura mengikuti langkah Kyra.
Aleta menunduk, ia merasa bersalah pada Kyra. Aleta akan meminta maaf jika Kyra sudah kembali ke kelas.
Kyra dan Luara berdiri di luar kelas. Laura memberikan tisu pada Kyra. "Akting gue bagus kan Ra," ucap Laura tersenyum lebar.
Kyra menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Akting lo lumayan juga, gue masuk kelas duluan deh."
Saat Kyra mau melangkah pergi Laura malah mencekal pergelangan tangannya. "Apa rencana lo selanjutnya Ra?" tanya Laura penasaran.
Kyra memperlihatkan seringaiannya. "Ada deh, yang pasti dia bakal menderita," ujar Kyra.
Aleta langsung berdiri ketika ia melihat Kyra yang melangkah ke arahnya.
Kyra tersenyum, "Dasar bego," batin Kyra. Kyra mendekati Aleta lalu ia menggenggam tangan Aleta, "Ta, lo gak papa kan? Tadi lo gak kena siram kan sama Laura?" tanya Kyra khwatir.
Aleta tersentak. Aleta bersyukur karena Allah menghadirkan orang sebaik Kyra untuk menjadi temannya. "Maaf ya Ra," lirih Aleta.
Kyra mencubit pipi Aleta pelan. "Kenapa lo malah minta maaf sih Ta? Ini kan bukan kesalahan lo. Gue senang bisa ngelindungin lo dari orang-orang yang mau jahatin lo Ta," ungkap Kyra.
Pelajaran telah dimulai, Aleta sedang fokus mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. "Ta, gue mau nanya boleh gak?" bisik Kyra.
Aleta menoleh sekilas lalu ia kembali menatap guru yang sedang menjelaskan. "tanya apa Ra?" jawab Aleta.
Kyra memperpendek jaraknya dengan Aleta agar ia bisa berbisik di telinga Aleta. "Gue denger-denger lo lagi deket ya sama Alvaro?" tanya Kyra penasaran.
Aleta menolehkan kepalanya ke arah Kyra. Dekat? Memangnya dia terlihat dekat ya dengan Alvaro?
"Lo harus tau Ta, yang suka sama Alvaro tuh banyak banget. Tapi dari dulu Alvaro gak pernah tuh dekat sama cewek, dia cuek aja gitu sama cewek. Gue seneng lo yang dekat sama Alvaro, lo sama Alvaro tuh cocok banget deh. Gue dukung hubungan kalian seratus persen," ujar Kyra.
"Gue gak mungkin ngebiarin apa yang harusnya milik gue jadi milik cewek semenjijikan lo," batin Kyra jengkel.
🍁
Ada yang kalian mau ucapin buat Kyra? 😄
Jangan lupa tinggalkan jejak ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Girl
Teen FictionAleta merupakan seorang wanita kuat yang menghadapi kejamnya kehidupan. Dia sering dihina karena miskin, sering dibully karena miskin, dan dia tidak pernah mempunyai teman karena orang-orang jijik padanya. Aleta selalu dibully bahkan disiksa karena...