B E R I S I K

349 69 96
                                        

Karena orang tua Ara belum pulang dari kesibukan mereka, apalagi tiga hari kedepan bibi izin karena pulang ke rumahnya. Ara pun memilih pergi ke rumah Gavin.

"Bundaaa Ara yang cantikkkk ini datengg"teriak Ara.

" Bundaaa didapur Raa masukk ajaaa"teriak Bunda yang tak kalah keras dengan Ara.

"Buset dah, teriakan Bunda keceng amat, gue aja kalah. Pantes Gavin suka ngomel kalo gue teriak." Ujar Ara pelan disela kekehnya

Saat didapur Ara melihat Bundanya yang sedang memasak, ia tau Bundanya paling tidak suka ada yang menganggu saat masak. Ara yang mengetahui itu bukan takut malah semakin jahil.

"Bunda lagi ngapain" Tanya Ara pelan

"Bunda lagi mutilasi lele" Jawab Bunda ketus

"Mana lele nya bun, itu kan wortel" Tanya Ara polos

Bunda menghela napasnya pelan. "kamu nunggu Gavin pulang aja ya didepan"ucap Bunda lembut

Ara sekilas mencium pipi bundanya lalu berlari kecil menuju ruang keluarga. Bunda hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya, yang kadang manis langsung bisa berubah mengesalkan apalagi jika bertiga sudah berkumpul.

Ara yang didepan sedang menonton kartun kesukaannya. Walapun sudah SMA tayangan kartun itu pernah bosan. Lalu sekilas melihat bayangan Gavin di televisi.
Gavin masuk seperti yang dilakukan Ara.

" Kalo masuk tu ketuk pintu bukan nyelonong masuk aja"sindir Ara

"Gavinnn pulanggg"ucap Gavin

"Ck nggak sopan" Cecar Ara

"Lah rumah rumah gue lo ya sewot"

"Rumah gue jugaaa"kata Ara dingin

"GUEEEEE"

"GUEEEE VINNN!"ketus Ara yang dingin

"GUE LUNAA!"ujar Gavin yang tak kalah dingin

Tanpa mereka sadari, Bunda sudah ada didekat mereka. "STOPPP!! "teriak Bunda

"BERISIK!"ujar mereka bersamaan, lalu mereka menoleh dan mendapati Bunda berdiri disebelah mereka. Dengan cepat kilat mereka lari menuju ruang makan.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

" GAVIINNNN LUNAAA kaliaan ini" Teriak Bunda yang suaranya memenuhi rumah.

"Untung enggak punya penyakit darah tinggi"keluh Bunda sambil menstabilkan nafasnya

Mendengar teriakan bundanya mereka menutup kedua telinganya dengan tangan sambil tertawa. Keduanya melihat Bundanya yang sudah dekat dengan ruang makan kemudian memasang ekpresi dingin.

Mereka memang sering membuat Bunda mereka kesal karena perbuatan mereka, mereka memang begitu dengan Bunda Gavin. Berbeda saat dengan ortu Ara atau Ortu Azka. Dari dulu mereka paling dekat dengan Bunda, karena Bunda selalu ada. Orangtua Ara dan Azka sering sibuk dengan pekerjaan mereka.

" Siapa yang tadi mulai duluan"tanya Bunda memecah keheningan

"Gavin tu Bun" Ujar Ara

"Kok gue sih, Lo kalikk Lun" Elak Gavin

"Tuh kan Bun, Adrian duluan"Ujar Ara yang tak mau kalah

" Lo LUNAAA "

"Loo Gavin"

Mendengar perdebatan mereka lagi membuat Bunda memijit pelipisnya "udah udah kalian ini bisa engga sehari enggak berantem Bunda pusing. Dua aja pusing begini apalagi besok kalo yang satu pulang. Ya Ampunnn punya anak bandell semua"keluh Bunda sambil menghadapi napas kecil

Mendengar perkataan Bundanya mereka menautkan alisnya. Lalu menatap Bunda dengan tatapan berbinar.

" Al pulang kapan Bun"tanya mereka bersamaan.

Merasa terintrogasi Bunda menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Sontak mereka bertanya kembali.

"Bunda bohong"

"Bunda engga bohong kena-"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, ucapan Bunda terpotong karena kedatangan Ayah mereka.

"Ehh kalian udah nungguin Ayah ya"kata Ayah mereka lembut

" Ayah udah pulang"kata Bunda lembut lalu mengambil jas dan tasnya
"Udah bun, ayo makan kasian Luna udah laper" Ucap ayah sambil mengacak rambut Ara. Ara yang mendenga itu tersenyum.

Melihat Ara yang bahagia membuat Gavin tersenyum juga bahagia. Gavin sendiri tak menaruh perasaan lebih dari adik dan sahabat kepada Ara. Seperti ini saja sudah bahagia kenapa harus merusak semua dengan perasaan itu. Hal itu juga bisa menghancurkan semua yang telah mereka bangun.



🙌🙌🙌










Hai readers, makasih juga yang sudah vote bahkan meninggal komentar juga, jangan lupa beri saran kalian. Saran kalian termasuk membuat autor tetap menulis.
Thankyou 🙌🙌

L U N A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang