M E R A H

271 41 78
                                    

Jangan menyimpulkan sesuatu yang kita lihat tanpa mengetahui kebenarannya, cari tau dulu baru menyimpulkan 😆

🌻🌻🌻

Haii readers 🙌

Selamat membaca part ini 💕💕

-----

Sinar mentari pagi memasuki celah jendela membuat sang penghuni mengeliat dari tidurnya yang pulas. Ara meraba-raba nakas untuk mencari jam. Pukul 06.10 Ara melihat dengan mata yang masih mengantuk. 

Ara yang tadi belum tersadar sepenuhnya langsung melotot melihat jam. "Mampus telat" Ucapnya langsung loncat dari tempat tidur. Ia bergegas mandi dan bersiap siap.

Ara menuruni tangga dengan tergopoh gopoh. Ara melihat Mamanya yang sedang mempersiapkan sarapan. Mama Tian melihat Ara yang tergesa-gesa yang sudah rapi dengan seragamnya.

"Ma,  Gavin udah kesini belum?. " Tanya Ara sambil mengambil roti yang ada di atas meja.

"Belum kam-"

Belum selesai mendengar penjelasan Ara langsung mencium punggung tangan mamanya. "Luna berangkat" Ucap Ara.

Diruang keluarga ada Elvan yang sedang membaca koran. "Bang, Luna berangkat"ucap Ara yang sedikit berlari.

Elvan menurunkan korannya lalu melihat punggung Ara yang mulai menghilang.
"Lah kok pake seragam"ucapnya pelan.

"Elvan, Luna kejar" Ucap Tian yang sedikit keras yang mengagetkan Elvan.

"Eh monyet" Latah Elvan

"Ini Mama bukan monyet cepat Luna dikejar kayaknya masih ke rumah Gavin" Perintah Tian.

Elvan pun langsung meluncur mengejar Ara.

🎀🎀🎀

Ara memasuki rumah Gavin dengan terburu-buru.

"Gavinnn, ayo berangkat" Teriak Ara.

Langkah Ara terhenti saat melihat seorang yang kemarin berdebat dengannya.  Ia juga melihat Gavin yang belum siap dengan seragam sekolah nya. Gavin dan Alan menoleh ke arah suara Ara.

"Ishhh lo kok belum siap sih Vin, udah siang elah" Kesal Ara

Gavin bingung dengan perkataan Ara,  karena pagi ini ia hanya berjanji bertemu dengan Alan di rumahnya. Alan hanya melihat obrolan mereka tanpa mau ikut campur.

"Mau kemana sih Lun?!"

"Cepatan siap siap nanti  telat, malah ngobrol sama anak kucing sih"ucap Ara yang semakin kesal

" Ngaco sih lo, dateng dateng nyuruh nyuruh, dan anak kucing itu siapa? "Ucap Gavin yang semakin bingung

Ara menujuk Alan dengan telunjuknya " Tu anak kucing"

"ish sana ganti baju"ucap Ara sambil menarik tangan Gavin

"Apaan sih Lun, ganti baju apaan lagi. Jelasin ngapa gue bingung elah" Ucap Gavin tak lupa mengacak rambutnya karena frustasi.

“cepatan ganti seragam,  nanti telat sekolahnya"jawab Ara setelahnya.

Alan mengeriyatkan dahinya,  sekolah? Bukanya ini tanggal merah? Alan bertanya-tanya dalam pikiranya.

"Heh nenek lampir lo kalo punya ponsel tu buat apa?!" Kali ini Alan angkat bicara

"Lo cowok belagu malah juga  kesini bukannya sekolah ngajak Gavin bolos ya lo" Tuduh Ara

Gavin menepuk dahinya. Alan ingin sekali menertawai cewek yang ada di depan ini. Tapi Alan ingin membuat cewek yang didepannya kesal.  Alan akan balas dendam karena kelakuannya kemarin.

"Eh jaga mulut lo ya" Ucap Alan tak Terima

"Terus lo ngapain kesini. Nyuci piring?"

"Terserah gue ngapain kok  lo yang sewot."

"Lho kok lo ngegas,  santai dong" Ucap Ara yang tak terima

"Mulut gue ya hak gue lah, "ketus Alan

" Kok lo makin songong "ucap Ara yang sudah marah

"Heh nenek lampir lo nggak sadar,  lo aja bego"

"Lo ngatain gue bego? " Ucap Ara menujukan wajah Alan dengan telunjuknya

Alan menautkan alisnya "kalo iya kenapa nggak terima? Orang tanggal merah pake seragam. Bego dipelihara" Sindir Alan

"Iya Lun bener kata Alan, hari ini tanggal merah jadi kan nggak sekolah" Ucap Gavin menengahi keduanya.
Ara pun merogoh sakunya untuk melihat kalender di ponselnya.

Skak mat.  Ara rasanya malu kalo dirinya tidak memperhatikan kalender apalagi tadi pagi ia tidak mendengarkan ucapan mamanya malah langsung pergi begitu saja.
Ingin sekali Ara lari dari situ tapi tidak mungkin, pasti dia akan diejek terus oleh teman Gavin itu. Tidak biasanya Ara seperti ini biasanya ia selalu ingat.

"Tu dengerin pacar lo makanya kalo punya mulut itu dijaga nggak usah main ngomong aja" Sindir Alan

"Luna adik gue Lan, sorry baru ngasih tau" Jawab Gavin sambi menggaruk tengkuknya

"Makanya kalo ngeliat sesuatu itu nggak usah langsung nyimpulin gitu aja." Cibir Ara yang berniat menyindir Alan.

"Bodo amat. Oh nenek lampir namanya Luna"

"Nggak usah sebut nama gue Luna lo orang asing" Ucap Ara dingin

"Dia Dara Lan,  dan dia Alan Lun" Ucap Gavin memperkenalkan satu persatu.

"LUNNAAAA! "

Saat semua sudah jelas tiba tiba ada suara teriakan dari luar rumah. Suara itu semakin mendekati pintu masuk. Ara, Gavin dan Alan pun menoleh ke arah pintu karena ada teriakan yang menyebut nama Ara. Dan ternyata teriakan itu berasal dari....

-----tbc-----

Bonus pictures dari Gavin 😊

Bonus pictures dari Gavin 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii readers 🙌🌻

Menurut kalian gimana part kali ini semoga suka ya💕
Jangan lupa vomentnya dan tinggalkan jejak😆

Jangan menjadi silent readers ya😙

Thankyou 💕



L U N A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang