C A F E

46 4 1
                                    

"Kalo lo nggak salah kenapa takut ?" imbuh Gavin

"Terus gue harus apa? Lawan? Gue masih pingin sekolah disini dengan aman" ucap Leta

"Pengecut!"

"Ada gue!"

Leta yang mendengar perkataan Gavin tertawa. Sedangkan Gavin mengeriyitkan dahinya bingung. Tawa Letta terhenti saat melihat Dara menghampiri mereka dan memberikan seragam Zoe dan menemaninya untuk berganti baju. Gavin masih terdiam di tempat, apakah yang dia ucapakan salah.

Bel pulang sekolah berbunyi semua murid keluar dari ruangan kelas dengan wajah berbinar binar. Bahkan suasana hati Dara sendiri bertambah Bahagia karena akan bertemu dengan Alan.

"Kenapa lo senyum senyum gitu?" Tanya Gavin yang bersisipan dengan Dara

"Kepo lo"

"Lo nggak stress kan ?" Kata Gavin sambil menangkupkan kedua tangannya ke pipi Dara

Dara yang dilakukan seperti itu langsung memukul perut Gavin . "Gue masih waras bego" Ucap Dara yang langsung meninggalkan Gavin.

"Langsung pulang Ra jangan ngelayap"

"Bodoamat, gue udah pamit sama mama. byee bestieee" Ujar Dara yang perlahan lahan hilang dari pandangan Gavin.

***

Di café yang ramai pengunjung dengan nuansa sederhana tapi nyaman untuk sekedar menikmati waktu sendiri atau dengan orang lain. Dara dan Alan merupakan salah satu dari pengunjung café, mereka duduk di dekat jendela. Sehingga mereka dapat melihat orang yang berlalu Lalang di sekitar café atau pengunjung café yang sedang memarkirkan kendaraannya.

Mereka bahkan masih memakai seragam sekolah, tak hanya mereka yang memakai seragam sekolah tapi ada siswa dari sekolah lain atau sekolah yang sama dengan Dara.

"Ini fix kita ganti lagu jadi lagu Rizky feat Ziva ya kak" kata Dara yang diangguki oleh Alan

"Hmmm gue boleh ngomong sesuatu sama lo Ra?" kata Alan ragu ragu

"boleh" ujar Dara sambil meminum jus yang ia pesan.

"gue suka lo Ra, lo beda dari yang lain. Kalau lo nggak suka gue gapapa Ra, gue Cuma ngungkapin perasaan asli gue ke lo."

"Boleh kan gue suka lo?"

Deg

Jantung Dara berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Dara mendadak jadi gugup tidak berani menatap Alan.

"Ra" panggil alan lembut sambil memegang tangan Dara.

Dara memberanikan diri menatap Alan.

"kalo lo diem aja , berarti lo ngizinin gue suka lo."

"Jangan suka orang lain selain gue Ra" Ucap Alan

Baru kali ini seorang Dara terdiam, bianya Dara akan memberontak atau pun berbicara banyak.

"Jadi kita-" belum sempat menyelesaikan ucapannya hanphone Alan berbunyi. 

Saat Alan mengangkat telfone Dara dapat melihat perubahan raut wajahnya berbuah menjadi cemas.

"Kenapa Kak?" tanya Dara

"nyokap gue butuh gue Ra. Lo mau gue anter pulang dulu?"

"Eh nggak usah kak, nanti gue pulang sendiri gapapa kok. Mungkin itu penting kak. Lagian rumah gue sama lo beda arah kak"

"Yaudah lo hati hati ya" kata Alan sambil mengacak pelan rambut Dara

Dara menghembuskan nafasnya melihat kepergian Alan. Dara tidak boleh egois karena Mamanya Alan pasti lebih membutuhkannya daripada Dara, Dara harus paham itu.

L U N A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang