Berusaha menolong musuh walaupun kita selalu berdebat dengannya.
***
Haii gaesss happy Reading
semua 😊"KELUARRR! " Kini suara Alan menggelegar di kamarnya.
Sean pergi meninggalkan Alan yang masih menahan amarahnya. Alan mengantur nafasnya agar emosinya reda. Tiba-tiba ponsel Alan berbunyi terus menerus.
"Siapa sih malem malem telfon kaya nggak ada kerjaan lain." Alan pun mengangkat telfon itu.
Haloo
...
Nggak!
...
Sayang sayang pala lo peang!
...
Sibuk! Bye!Alan melempar ponsel sembarang ke kasurnya. Alan mengacak rambutnya karena ada saja kejadian hari ini yang membuat dirinya pusing.
***
KAMIS pagi Dara sudah tergesa-gesa karena ia bangun terlambat apalagi menunggu angkot yang selalu penuh karena sudah siang pukul 06.50. Dara melirik jam yang melingkar indah ditangannya.
"Ck udah pasti telat" Guman Dara
Setelah berkutat menunggu angkot akhirnya Dara sampai di sekolah. Gerbang sekolah Milkomeda sudah tertutup itu tandanya jam pelajaran sudah berlangsung. Dara mencoba membuka pintu pagar tapi hasilnya nihil. Digembok.
"Pak satpammm bukaiiinnn pintuunya" Teriak Dara
Tak ada tanda tanda satpam yang membuka pagar untuk dirinya. "Bolos aja kalik ya? Tapi kemana" Tanyanya pada diri sendiri. "Apa manjat aja, tapi percumah nanti tetep dihukum kalo ketahuan. Masuknya nanti aja deh pas udah istirahat."
Dara pun mengambil ponsel dari tasnya lalu mengetik sesuatu lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam tas. Dara berjalan disekitar sekolah untuk menunggu jam istirahat.
Ia mendengar keributan karena Dara penasaran dengan berhati-hati ia melangkah mengintip apa yang sedang terjadi. Tawuran.
"Mampus ada tawuran." Dara menepuk dahinya sendiri, ia bingung harus gimana. Kalau di keluar dan ikut tawuran pasti dia kalah. Pelan pelan Dara mundur dan mulutnya tiba-tiba dibekap oleh seseorang.
"Mmmppphh"
Dara meronta ronta mencoba melepaskan bekapan itu. Ia dibawa bersembunyi "Diem! Jangan berisik nanti ketahuan."kata orang itu.
Suara itu, Dara merasa familiar dengan suara itu. Dara melepas bekapan itu lalu menoleh dan mendapati orang itu benar Dara mengenalnya.
" Lo"ceplos Dara sambil menunjuk mukanya.
"Diem bego" Ucapnya pelan tapi penuh penekanan.
"Tangan lo bau terasi sumpah." Kata Dara sambil mengusap usap mulutnya dengan tangannya.
"Berisik! " Geram Alan. Dara pun diam, tetapi karena tempat berlindung mereka ada debu.
Saat itu ada empat orang yang berjalan ke arah mereka dengan celana biru dan baju bebas. Dara sendiri baru sadar kalau Alan tidak menggunakan kemeja dan jas sekolah tetapi hanya celana berwarna cream.
"Hazimm" Dara bersin membuat kedua tangan Dara menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Karena mereka semakin mendekat
"Siapa? " Kata salah satu dari pria itu.
Ketiga pria yang masih seumuran dengan mereka kemudian menemukan Dara dan Alan. Tanpa persetujuan dari sang empu Alan menarik tangan Dara lalu berlari. Dara yang kaget mengikuti langkah Alan.
"Woyy jangan lari lo." Gertak pria yang lainnya.
Dara dan Alan tetap berlari kabur dari mereka. "Lelet banget, bisa lari nggak! " Kesal Alan karena Dara berlari seperti tidak bertenaga.
Dara hanya menggerutu karena Dara sudah termasuk berlari kencang sedang Alan laki-laki pasti larinya cepat.
Mereka berlari melalui gang gang sempit melewati beberapa rumah penduduk, hingga pada akhirnya mereka terjebak oleh jalan yang buntu.
"Sial!" Decih Alan.
"Lo diem disini jangan kemana-mana." Pinta Alan kepada Dara dingin
Dara hanya mengangguk, disaat seperti ini Dara akan menurut saja, walaupun itu kepada musuhnya karena saat ini dalam keadaan darurat.
PLOK PLOK
Suara tepuk tangan dari empat siswa tadi yang mengejar mereka. "Ternyata anak Milkomeda ." Kata salah satu dari mereka sambil senyum meremehkan.
Alan tidak takut dia hanya menunjukkan seringaiannya. Awalnya Alan menang telak hingga pada akhirnya Alan terkena pukulan . Dara memekik menutup mulutnya melihat Alan dipukuli hingga ucapan pesan Gavin terngiang di kepalanya.
"Kalo lo dalam keadaan bahaya lo harus keluarin kemampuan lo." Itu ucapan Gavin yang terlintas dibenak Dara.
Dengan segala keberaniannya Dara mendekati mereka yang sedang berkelahi. Lalu memukul salah satu dari mereka.
"Kalo berani jangan main kroyok, banci kalian." Dara memukul lagi salah satu dari mereka hingga tersungkur ke tanah.
"Udah gue bilang lo diem disana." Geram Alan kepada Dara.
----tbc----
Ternyata Dara hebat ya bisa mukul orang 🤣
Kelanjutannya gimana ya kira kira?Huhu Terimakasih semua readers ❤
Maaf juga kalo alurnya tidak bisa stabil🙏
Semoga kalian suka ya gaess ❤
Jangan lupa vomment 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
L U N A R A
Teen Fiction[Follow dulu sebelum membaca] Cerita ini menceritakan seorang gadis yang mempunyai dua sahabat laki-laki. Keduanya seperti malaikat pelindung bagi Adara Luna. Gavin dan Alvaro tidak bisa melihat sahabatnya sekaligus adiknya terluka karena seorang c...